PANUTAN MELALUI DISIPLIN: BELAJAR PEMURIDAN DARI TUHAN YESUS
Saya memilih perguruan tinggi sebagai tempat saya melanjutkan
pendidikan saya, sebagian karena seorang gadis yang telah memuridkan
saya pada waktu saya masih duduk di bangku SMA. Ia seorang konselor
kamp kampus musim panas ketika saya bertemu dengan dia, dan saya
sendiri seorang konselor junior yang sedang mengikuti latihan. Saya
tidak ingat persis semua yang diajarkannya kepada saya, tetapi
kasihnya kepada Tuhan Yesus dan kepada saya sangat nyata. Tawa dan
senyumnya membuat orang lain pun ikut tertawa dan tersenyum. Ia
adalah seorang yang sangat menyenangkan. Selang beberapa waktu
setelah kamp itu berakhir, ia datang mengunjungi saya dan kami
melewatkan waktu bersama. Kami tertawa bersama, menangis bersama,
berdoa bersama, dan ia memberi contoh kepada saya tentang apa yang
menurut saya pemuridan. Ia sama sekali tidak menonjol atau brilian.
Bahkan ia tidak memiliki prestasi yang patut dibanggakan, tetapi
saya ingin mengasihi Tuhan Yesus seperti yang ia lakukan, mengasihi
lebih daripada segala sesuatu yang lain dalam hidup saya. Dan saya
pun ingin membagikan kasih itu kepada orang lain yang belum mengenal
Yesus dengan cara positif, sama seperti yang dilakukannya. Kasihnya
kepada Tuhan Yesus dan kepada orang lain sangat terasa dan nyata.
Itulah yang dinamakan memuridkan: begitu mengasihi Kristus sehingga
kasih itu juga mengalir kepada orang lain.
TELADAN YESUS DALAM MEMURIDKAN
Yesus berkata, "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-
Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan
ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan
kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai
kepada akhir zaman" (Mat. 28:19, 20).
Itulah yang dinamakan pemuridan. Yesus memfokuskan banyak pelayanan-
Nya di depan umum, di hadapan murid-murid-Nya, sekaligus mengajar
mereka untuk mengamati semua yang telah diajarkan-Nya, untuk taat
dan menjadi seperti Dia. Memuridkan berarti menolong orang lain
menerima seluruh nasihat Allah. Yesus ingin membawa kabar tentang
kasih-Nya yang besar terhadap kita kepada setiap orang di bumi ini.
Ia menggunakan waktu-Nya untuk menolong murid-murid-Nya bertumbuh
sehingga mereka dapat melaksanakan pekerjaan ini setelah Ia kembali
ke surga. Tujuan Tuhan Yesus memuridkan adalah untuk menumbuhkan
dalam diri orang lain suatu iman kepada-Nya. Pelayanan Yesus, dan
tugas yang Ia amanatkan kepada jemaat-Nya untuk dilakukan, dapat
dikemukakan melalui sebuah lingkaran dan empat kata: identifikasi
(menyamakan diri), presentasi (memperkenalkan), pemeliharaan
(menolong bertumbuh), dan reproduksi (melipatgandakan). Yesus
menyamakan diri-Nya dengan orang lain untuk menetapkan dasar yang
umum bagi sebuah persahabatan. Lalu, Ia memperkenalkan Injil dan
menolong orang itu bertumbuh untuk tujuan reproduksi
(melipatgandakan). Bilamana lingkaran ini telah lengkap, lingkaran
ini dapat diulang dari awal lagi.
Di antara hal-hal yang paling saya kenang ketika saya masih kecil
adalah sebuah foto ibu saya dan saudara perempuannya yang berduet
menyanyi. Musik Injil merupakan bagian khusus dari masa pertumbuhan
saya. Salah satu nyanyian pujian kesayangan saya adalah lagu yang
berdasarkan kata-kata Tuhan Yesus yang sudah kita kenal dalam
Yohanes 20:21, "Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga
sekarang Aku mengutus kamu." Kata-kata itu akan selalu menggema di
dalam hati saya. Itulah memuridkan.
IDENTIFIKASI (MENYAMAKAN DIRI)
Yesus menggunakan banyak waktu-Nya dengan murid-murid-Nya,
menyamakan diri dengan mereka, dan menetapkan suatu dasar
persahabatan yang umum. Ia makan bersama mereka, berjalan bersama
mereka, menangkap ikan bersama mereka, menangis bersama mereka, dan
berdoa bersama mereka. Kalaupun setelah Yesus kembali ke surga
mereka tidak ingat semua yang telah diajarkan-Nya kepada mereka,
kita yakin paling tidak mereka ingat akan kasih-Nya kepada mereka.
Sungguh menarik bagi saya bahwa Yesus hidup di bumi ini selama tiga
puluh tahun sebelum Ia memulai pelayanan-Nya di depan umum. Kita
dapat membayangkan bahwa pada waktu itu Yesus telah meletakkan dasar
tertentu dengan hati-hati untuk membina hubungan. Yesus menyamakan
diri dengan orang-orang. Karena itu, Ia memerintahkan kita untuk
mengikuti jejak-Nya. Mengapa saya memuridkan? Karena Yesus adalah
teladan saya dan Ia juga memuridkan. Mengapa penting bagi saya untuk
membina hubungan dengan orang lain? Karena Yesus pun melakukannya.
PRESENTASI (MEMPERKENALKAN)
Yesus memperkenalkan Injil kepada murid-murid-Nya sementara mereka
melewatkan waktu bersama-sama dari hari ke sehari. Ia sering
menggunakan peristiwa-peristiwa sehari-hari, saat-saat yang spontan,
untuk membagikan kebenaran-kebenaran rohani dengan para pengikut-
Nya. Ajaran-ajaran-Nya sering datang langsung dari pelayanan-Nya
sehari-hari. Ia memperkenalkan Injil, meleburkan Injil itu menjadi
pengalaman-pengalaman hidup-Nya setiap hari. Ia sangat ahli
menggunakan saat-saat yang spontan. Mengapa kita memperkenalkan
Injil dengan menggunakan contoh-contoh dari lingkungan hidup sehari-
hari? Karena Yesus melakukannya.
PEMELIHARAAN (MENOLONG BERTUMBUH)
Yesus juga menolong murid-murid-Nya bertumbuh dari hari ke hari.
Perumpamaan-perumpamaan dan ajaran-ajaran-Nya, seperti Khotbah di
Bukit, juga menggunakan ilustrasi-ilustrasi yang sederhana dari
penciptaan yang ditemui murid-murid-Nya sementara mereka berjalan
sepanjang hari. Dalam menyampaikan perumpamaan-perumpamaan-Nya,
Yesus menggunakan contoh dari kehidupan sehari-hari, seperti domba,
benih, tanah, duri, burung, serigala, biji sesawi, ranting, mutiara,
api, ikan, pohon ara, mata uang, pelita, roti, dan batu. Yesus
benar-benar menolong murid-murid-Nya bertumbuh. Ia membuat hal
menolong bertumbuh serta membina rohani mereka itu menjadi bagian
dari kehidupan mereka setiap hari. Ia mengisi ajaran-ajaran-Nya
tentang kebenaran rohani dengan berbagai ilustrasi sehari-hari yang
umum. Keberadaan-Nya yang sangat hakiki meresap melalui kata-kata,
sikap, dan tindakan-Nya.
Saya juga ingin identitas saya di dalam Kristus memenuhi sisa hidup
saya. Pemeliharaan-Nya merupakan teladan yang menakjubkan bagi kita
untuk diteruskan kepada anak-anak kita.
REPRODUKSI (MELIPATGANDAKAN)
Yesus mempersiapkan murid-murid-Nya dan kemudian mengutus mereka
untuk membuat lebih banyak murid, untuk melipatgandakan, untuk
memberitakan Kabar Baik tentang Allah. Ia mengutus murid-murid-Nya
yang berjumlah dua belas orang itu dan kemudian tujuh puluh orang
pada suatu waktu; dan mereka kembali, kata Alkitab, dengan gembira.
Mengapa Yesus memerintahkan murid-murid-Nya untuk pergi dan
membagikan Kabar Baik-Nya? Yesus telah mati untuk semua orang, untuk
semua orang yang pernah hidup di dunia ini, bukan hanya untuk murid-
murid-Nya. Tetapi kematian-Nya untuk orang-orang lain itu tidak akan
efektif jika murid-murid-Nya tidak menceritakannya. Kabar Baik itu
membuat orang-orang lain bahagia. Kabar Baik Tuhan Yesus adalah
untuk hidup yang kekal. Mengapa memuridkan? Karena hal itu ditujukan
untuk kebaikan orang lain.
Yesus juga tahu bahwa membuat murid-murid baru akan memperkuat iman
para pengikut-Nya. Penting sekali untuk kita mengetahui bahwa
Alkitab mengatakan, dalam Lukas 10:17, mereka kembali dengan
gembira. Kemudian dalam Kisah Para Rasul kita melihat murid-murid
dengan mantap serta penuh keyakinan telah bersaksi tentang kematian
dan kebangkitan Yesus dan sekarang mereka membagikan kabar tentang
Yesus yang memberi hidup kekal itu dengan penuh kuasa. Ketika Yesus
mulai membina hubungan dengan mereka pada awal pelayanan-Nya, murid-
murid masih lemah dan goyah. Kurangnya iman mereka pasti kadang-
kadang membuat Tuhan Yesus merasa kecil hati sementara Ia
memperkenalkan Injil-Nya kepada mereka dan menolong mereka
bertumbuh. Tetapi ketika mereka mengalami kuasa kebangkitan Yesus
Kristus, iman mereka menjadi teguh dan sangat kuat. Mengapa
memuridkan? Karena membagikan iman kepada orang lain dapat
memperkuat iman kita sendiri.
Mengapa Yesus memuridkan orang-orang? Karena pelayanan-Nya adalah
pelayanan yang melipatgandakan. Karena Ia menggunakan waktu-Nya
bersama kedua belas orang yang nantinya dapat diutus keluar dan
mengajar orang-orang lain apa yang diajarkan Yesus kepada mereka.
Bahkan sebagai orang tua kita juga perlu memuridkan anak-anak kita.
Karena pelayanan kita juga akan mulai dilipatgandakan.
Bahan diambil dari sumber:
Judul Majalah | : | Sahabat Gembala, Mei 1996 |
Judul Artikel | : | Panutan Melalui Disiplin: Pemuridan Belajar dari Tuhan Yesus |
Penulis | : | Jorie Kincaid |
Penerbit | : | Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1993 |
Halaman | : | 58 - 62 |
|
|