INI AKU, TUHAN
Apakah yang Anda perlukan bila Tuhan memanggil Anda menjadi hamba-
Nya?
Alkitab mencontohkan banyak orang yang dipanggil Tuhan. Kita dapat
melihat karakter mereka dan bagaimana Tuhan mempersiapkan mereka
untuk bekerja bagi-Nya. Salah satu tokoh terkenal yang dipanggil
Tuhan dalam Perjanjian Lama adalah Musa. Kisah pemanggilannya dapat
kita lihat dalam Keluaran 3.
Musa lahir sebagai orang Ibrani yang diperbudak oleh orang Mesir.
Dengan cara yang unik ia menjadi pangeran di istana Firaun. Upayanya
membantu saudara sebangsanya memaksanya menjadi pelarian. Ia menetap
di padang gurun dan menikahi gadis setempat. Selama empat puluh
tahun ia menjalani hidup sederhana sebagai gembala yang menjaga
ternak mertuanya.
Saat menggembalakan kawanan ternaknya, ia berjumpa dengan Tuhan, dan
hidupnya pun berubah. Perhatikan: Musa tidak sedang berdoa dan tidak
sedang mencari Allah, juga tidak sedang ziarah. Allahlah yang
mencarinya. Perhatikan apa yang Allah katakan pada Musa dan apa yang
Musa katakan kepada Allah.
APA YANG ALLAH KATAKAN KEPADA MUSA
- Allah menarik perhatian Musa.
Tuhan membuat semak duri yang terbakar tanpa membuat daunnya
terbakar dan dahannya menghitam. Musa berpikir bahwa hal itu aneh
dan ia mendekat untuk melihat lebih jelas. Kemudian Allah
memanggilnya, "Musa, Musa."
Tuhan berbicara dengan kita. Ia mengenal kita secara pribadi dan
memanggil kita dengan nama. Itulah cara Pencipta alam semesta
berkomunikasi dengan kita. Ia ingin kita berkomunikasi secara
pribadi dan khusus dengan-Nya. Ia ingin kita berbicara dengan-Nya
dan Ia akan berbicara dengan kita.
Tuhan ingin menarik perhatian kita dan berbicara dengan kita. Tetapi
seringkali kita terlalu sibuk atau terlalu dibingungkan oleh masalah
kita sendiri. Kita berkata, "Tuhan, aku tidak bisa berbicara
sekarang. Aku punya banyak sekali masalah." Kita mendapati betapa
sulit untuk mendengarkan Allah. Kadang kita hanya mendengarkan Allah
ketika kita sedang sakit. Jika harus menghabiskan waktu beberapa
minggu di rumah sakit sehingga tidak punya hal lain untuk
dikerjakan, barulah kita mau mendengarkan-Nya.
Tuhan membagikan keprihatinan-Nya.
Lalu Tuhan pun membagikan hati-Nya (ayat 7), "Aku telah melihat, Aku
telah mendengar."
Tuhan tahu apa yang telah terjadi dan Ia peduli.
Tuhan tahu apa yang telah terjadi pada umat-Nya.
Tuhan tahu apa yang sedang terjadi di dunia-Nya.
Tuhan melihat penderitaan yang sangat besar di dunia-Nya.
Ia melihat mereka yang berjalan dalam kegelapan, bagai domba tanpa
gembala. Tuhan tahu, peduli, dan membagikan keprihatinan-Nya dengan
Musa. Ia peduli pada mereka yang menderita di dunia-Nya dan Ia
memanggil kita, sebagai anak-anak-Nya untuk menunjukkan belas
kasihan-Nya.
Tuhan mengatakan kepada Musa untuk melakukan sesuatu.
"Aku mengutus engkau ...." (ayat 10). Aku mengutus engkau untuk
memenuhi kebutuhan itu. Itulah hal yang tidak ingin didengar oleh
Musa. Tuhan berkata kepada kita, "Lihatlah kebutuhan di
sekelilingmu. Lihatlah berjuta-juta orang yang tidak mengenal-Ku.
Lihatlah pada sekitar 1,2 milyar orang di Cina yang tidak mengenal
Kristus. Lihatlah anak yatim piatu, gelandangan, orang miskin,
mereka yang ada di penjara, orang sakit, orang yang kelaparan. Aku
mengutusmu untuk mereka."
Yesaya melihat Tuhan di Bait Allah dan ia mendengar Tuhan berkata,
"Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?"
Respon Yesaya adalah, "Ini aku, utuslah aku!"
Inilah yang telah Ia lakukan sejak permulaan Alkitab. Ia telah
memanggil pria dan wanita untuk melayani-Nya - Abraham, Musa, Daud,
Elia, Petrus, Paulus. Ia memanggil mereka untuk melakukan
pengorbanan besar dan menghadapi risiko yang sangat besar. Saat ini
Ia memanggil setiap kita yang mengenal-Nya untuk hidup menyenangkan-
Nya. Itulah panggilan kita yang mendasar.
YANG MUSA KATAKAN KEPADA ALLAH
- Siapakah aku?
Musa berkata, "Aku orang yang keliru. Aku sungguh-sungguh tidak
tepat. Aku tidak ingin melakukannya." Ia benar-benar merasa tidak
cakap meski suatu waktu ia merasa benar-benar penting dan percaya
diri. Tapi setelah empat puluh tahun di padang gurun, ia sadar bahwa
ia bukan orang yang istimewa. Ia hanyalah seorang gembala dan ia
jauh lebih rendah hati. Kita perlu kerendahan hati untuk melayani
Tuhan. Paulus mengatakan bahwa kita tidak seharusnya memikirkan diri
kita lebih tinggi daripada yang seharusnya kita pikirkan. Kerendahan
hati menjadi kualitas dasar dalam pelayanan kepada Tuhan.
Musa berkata, "Siapakah aku ini sehingga aku harus pergi? Aku tidak
cakap."
Banyak tokoh Alkitab yang berkata demikian. Kapan pun kita berkata
bahwa kita lemah dan tidak cakap, Tuhan tidak pernah setuju. Ia
berkata, "Aku tahu bahwa Anda tidak cakap. Engkau sedang melihat
kepada dirimu sendiri dan kemampuanmu. Engkau perlu melihat kepada-
Ku dan memercayai-Ku." Ia berkata, "Aku akan menyertaimu. Suatu
hari nanti Aku akan membawamu kembali ke gunung ini."
Siapakah Kamu?
Siapa namamu? Ketika menanyakan nama seseorang dalam bahasa Ibrani,
sesungguhnya Anda sedang menanyakan karakter mereka. Sebenarnya yang
ditanyakan Musa adalah, "Tuhan seperti apakah Engkau? Apa yang akan
Kau lakukan bagi kami?" Ia sedang berkata kepada Allah, "Aku tidak
tahu banyak tentang Engkau. Kita mungkin sering merasa seperti itu.
Karena itu, kita perlu mengetahui Alkitab dengan baik dan akrab
dengan doktrin utama iman Kristen.
Tuhan tidak langsung menjawab pertanyaan Musa. Ia memberi suatu
janji bahwa Ia akan menyertai Musa. "Percayalah bahwa apa pun yang
akan kau hadapi, apa pun masalah dan kesulitan yang kau hadapi, Aku
akan ada di sana dan kau akan melihat-Ku bekerja." Jika Anda akan
melayani Tuhan, Anda harus memiliki hubungan yang bertumbuh dan
semakin dalam dengan Tuhan. Anda harus tahu tentang Alkitab tapi
yang lebih penting lagi adalah sikap bahwa Anda bermaksud untuk
terus berjalan semakin dekat dengan Tuhan.
Bagaimana tentang mereka? (Keluaran 4:1)
Mereka tidak akan percaya. Itu bukan tak beralasan. Jika Musa keluar
dari padang gurun dan mengklaim bahwa ia telah melihat visi dari
Tuhan, sebagian besar orang tidak akan percaya. Orang tidak
memercayai Yohanes Pembaptis atau Tuhan Yesus untuk alasan yang
sama. Inilah masalah sesungguhnya saat ini. Kita tidak dapat
meyakinkan orang dengan hikmat atau kepandaian kita sendiri. Kita
hanya dapat percaya bahwa Tuhan akan mengubah mereka. Kita perlu
bersandar pada kuasa Roh Kudus. Inilah yang Tuhan katakan kepada
Musa, "Kau harus belajar menggunakan kekuatan-Ku dan tidak
memercayai kekuatanmu." Jadi, Tuhan memberi Musa kemampuan untuk
melakukan tiga mujizat untuk mendemonstrasikan kuasa-Nya.
Pertama dengan memasukkan tangan Musa ke jubahnya dan menjadi
terkena penyakit lepra. Ini adalah gambaran kuasa-Nya untuk
membersihkan.
Kedua, mengubah tongkat menjadi seekor ular. Ini adalah gambaran
kuasa-Nya untuk mengatasi ketakutan kita.
Terakhir, mengubah air menjadi darah. Ini adalah gambaran kuasa
Tuhan melawan kekuatan jahat - karena sungai Nil disembah sebagai
tuhan oleh bangsa Mesir.
Ketiganya adalah peringatan bagi kita tentang perlunya bersandar
pada kuasa Tuhan. Orang-orang sudah bosan dengan kata-kata. Mengapa
mereka harus mendengarkan kata-kata Anda? Orang harus bisa melihat
kehadiran Yesus di dalam hidup Anda. Jika Anda akan melayani Tuhan,
ada kualitas penting, yaitu mendemonstrasikan kuasa Tuhan dan
kehadiran Yesus di dalam hidup Anda.
Aku tidak bisa. (Keluaran 4:10)
"Tuhan," katanya. "Aku tidak memiliki karunia yang tepat. Aku tidak
memiliki kualifikasi-kualifikasi yang tepat." Adalah penting untuk
memiliki karunia-karunia dan kualifikasi-kualifikasi yang tepat. Dan
Musa memiliki beberapa kualifikasi yang sangat bagus untuk
pekerjaannya. Musa juga memiliki latar belakang yang tepat. Ia besar
di istana dan tahu bagaimana segala sesuatu dijalankan di istana.
Itu penting. Musa memiliki pendidikan yang bagus, pendidikan terbaik
yang ada saat itu. Ia dididik dalam segala hikmat orang Mesir,
menurut Kisah Para Rasul 7:22, termasuk pendidikan pemerintahan,
hukum, strategi militer, dll. Memiliki kualifikasi yang baik masih
menjadi hal yang penting. Bagi beberapa negara, tidak mungkin
mendapatkan izin masuk tanpa memiliki kualifikasi yang baik.
Musa pun memiliki pengalaman praktis yang baik. Ia telah mengembara
selama empat puluh tahun di padang gurun. Tahu setiap jalan, setiap
oasis, dan setiap bahaya. Pengalaman ini penting karena ia akan
memimpin orang Israel melalui padang pasir selama empat puluh tahun
dan membantu mereka untuk bertahan hidup. Kita memerlukan pengalaman
praktis. Jika Anda mau pergi ke Cina atau Vietnam untuk meneruskan
profesi, Anda harus mendapat pengalaman tentang bidang tersebut di
negara Anda. Baik juga untuk mendapatkan pengalaman praktis dalam
pelayanan Kristen, pengalaman dalam mengajar dan memimpin pendalaman
Alkitab, pemuridan, dll.
Anda perlu memiliki karunia yang tepat tapi Musa tidak berpikir
bahwa ia memiliki karunia yang tepat. Ia berkata kepada Tuhan,
"Jangan memintaku melakukan hal ini. Aku tidak bisa berbicara dengan
benar." Beberapa orang mendapat kesan bahwa ia gagap. Perhatikanlah
bahwa ia sedang berbicara dengan Pencipta yang menciptakannya. Ia
juga tidak percaya bahwa Tuhan dapat mengubah keberadaannya. Tuhan
dapat mengubah kita. Kita harus percaya hal itu. Tuhan dapat
menolong kita mengembangkan karunia kita. Tuhan dapat memberi kita
karunia-karunia yang kita tidak pernah tahu. Jika mau menjadi hamba
Tuhan, kita harus tahu apa karunia-karunia kita. Anda harus
mengembangkan karunia-karunia yang Anda miliki dan mulai
menggunakannya. Anda harus percaya bahwa Tuhan dapat mengubah dan
membantu melakukan banyak hal yang Anda pikir tidak bisa dilakukan.
Aku tidak mau. (Kejadian 4:13)
Musa berkata, "Aku tidak mau pergi. Tolong kirim orang lain saja."
Ia tidak mau pergi. Ia merasa takut. Musa merasa nyaman di tempat ia
berada. Ia tidak mau meninggalkan rumah atau keluarganya.
Meninggalkan rumah dan keluarga memang sulit. Tapi kadang, ada klaim
yang lebih tinggi. Yesus mengatakan bahwa Anda harus mengasihi Dia
lebih dari kasihmu pada ibu atau ayah atau saudara laki-laki atau
perempuan. Meninggalkan rumah memang berbahaya. Musa pun menghadapi
banyak bahaya. Yesus mengatakan bahwa mengikut Dia memang akan
berbahaya. Tapi kita percaya bahwa hidup kita ada di tangan-Nya dan
Ia akan menjaga kita.
Mengikut Yesus memang mahal. Jika kita berkata "ya" pada Tuhan, ada
suatu harga yang harus dibayar. Jika kita berkata "tidak" pada
Tuhan, ada suatu harga yang harus dibayar pula. Jika Musa berkata
tidak dan tidak mengubah pikirannya, ia akan kehilangan semua berkat
yang akan ia terima sebagai pemimpin umat Tuhan. Ia akan kehilangan
hak istimewa untuk melihat kuasa Tuhan yang sedang bekerja di Mesir,
mengalami keajaiban Paskah, menyeberangi Laut Merah, penyediaan
makanan dan minuman di padang gurun, menikmati delapan puluh hari di
hadapan Allah, dll. Jika kita ingin melayani Tuhan, ada kualitas
yang harus kita perlihatkan. Kita harus realistis tentang harga.
Kita harus bersedia berkorban. Kita harus mau meletakkan Yesus di
atas keluarga, keselamatan, atau kenyamanan.
(Oleh: Christopher David Harley)
Bahan diringkas dan diedit dari:
Bahan Seminar Mahasiswa Indonesia Menuai (MIM), Yogyakarta, 22-25
Agustus 2005
|