You are hereArtikel / Keberanian yang Kita Butuhkan untuk Bermisi
Keberanian yang Kita Butuhkan untuk Bermisi
Satu tahun yang lalu, pada hari ini, pejabat kesehatan di Amerika Serikat mengonfirmasi kasus COVID yang ke-1.000. Betapa setahun telah berlalu sejak saat itu. Pada masa-masa yang tidak pasti, seperti yang kita jalani saat ini, sangatlah relevan untuk merenungkan pemeliharaan Allah, tema buku baru Pastor John (Piper) dengan judul "Providence" (Pemeliharaan). Kebenaran yang meyakinkan dari Kitab Suci adalah bahwa keputusan Allah yang berdaulat mengatur segalanya -- atas setiap virus, atas setiap bangsa, dan atas setiap pemerintahan manusia. Dia melakukannya untuk mewujudkan tujuan akhir dan kesudahan-Nya. Doktrin luar biasa semacam itu, ketika kita melihatnya dan menyukainya, dapat membuat dampak yang sangat dalam dan nyata pada cara kita hidup, bahkan sampai pada bagaimana kita memenuhi misi kita di bumi. Itu adalah salah satu dari sepuluh implikasi yang menjadi fokus Pastor John dalam serial kecil podcast hari Rabu ini. Terakhir kali, dalam episode 1595, kita melihat bagaimana pemeliharaan Allah memberi kita keyakinan bahwa Allah memiliki hak dan kuasa untuk menjawab doa-doa kita. Pemeliharaan memberi kita keyakinan untuk berdoa. Itu adalah implikasi nomor delapan. Berikut ini, Pastor John menjelaskan implikasi nomor sembilan.
Efek atau manfaat kehidupan nyata nomor sembilan dari percaya teguh pada pemeliharaan Allah yang mencakup segala sesuatu ini sangat erat kaitannya dengan manfaat sebelumnya tentang doa. Di sana, dalam episode 1595, kita mengubah keberatan -- bahwa doa tidak berguna jika pemeliharaan itu benar -- menjadi sebaliknya. Faktanya, kebenaran tentang pemeliharaan membuat doa menjadi kuat, bukannya bermasalah. Sekarang, saya akan melakukan hal yang sama dengan penginjilan dan misi dunia yang saya lakukan dengan doa.
Jadi, inilah manfaat implikasi kesembilan yang mengubah hidup dengan percaya pada pemeliharaan Allah yang mencakup segala sesuatu. Ini menunjukkan kepada kita bahwa penginjilan dan misi dunia -- menyelesaikan Amanat Agung, melawan segala rintangan manusia, semua kegiatan manusia ini -- adalah mutlak penting bagi orang untuk bertobat kepada Kristus dan bagi bangsa-bangsa untuk dijangkau, dan mereka akan berhasil. Kegiatan penginjilan dan misi dunia yang esensial ini akan berhasil justru karena pemeliharaan Allah yang mencakup semua, yang memiliki hak dan kuasa untuk mempertobatkan orang berdosa kepada diri-Nya. Itulah manfaat implikasi kesembilan yang mulia dan mengubah hidup: yakin akan realitas ganda tersebut.
Berkat atau Masalah?
Dengan perkataan lain, realitas pemeliharaan Allah menjamin pengutusan dan kepergian misionaris serta penginjil dan para saksi ke lingkungan masyarakat dan bangsa-bangsa di dunia. Dan, itu menjamin bahwa melalui sarana manusia ini, pertobatan kepada Kristus akan terjadi, serta gereja Kristus akan dibangun di semua tempat dan di antara semua orang yang Allah kehendaki.
Keberatan terhadap penginjilan dan misi dunia yang saya balik menjadi berkat -- berkat pemeliharaan, bukannya masalah bagi pemeliharaan -- adalah ini: para penentang berkata, ketika mereka mempertimbangkan pandangan pemeliharaan ini, yang saya minta untuk ditanggapi dengan serius, "Yah, penginjilan dan misi tidak berguna karena Allah sudah merencanakan, bahkan sejak kekekalan, siapa saja yang akan diselamatkan."
Bagaimana Mata Buta Dibukakan
Sekali lagi, seperti halnya doa, yang sudah kita lihat sebelumnya, pandangan sekilas pada Alkitab akan mengungkapkan bahwa rencana Allah untuk menyelamatkan manusia adalah melalui firman. Roma 10:17 (AYT) berkata, "Jadi, iman datang dari pendengaran, dan pendengaran melalui Firman Kristus." Dan, rencana-Nya adalah agar firman yang menyelamatkan ini diberitakan oleh manusia. Alkitab itu jelas: tidak ada orang yang percaya dan diselamatkan tanpa mendengarkan Injil. Kelahiran baru datang melalui firman yang hidup dan menetap, yaitu Injil.
Bagian Alkitab dalam 1 Petrus 1:23,25 berbunyi seperti ini, "sebab kamu telah dilahirkan kembali, bukan dari benih yang dapat mati, melainkan dari benih yang tidak dapat mati, yaitu melalui firman Allah yang hidup dan tinggal tetap, oleh firman Allah yang hidup dan yang tinggal .... Dan, firman itu adalah Injil yang diberitakan kepadamu ...." Injil tidak ditulis di awan-awan; melainkan dipercayakan kepada orang Kristen yang menjadi saksi dan misionaris. Jika tidak ada saksi manusia, tidak akan ada keselamatan. Dengarkan Roma 10:14-17.
"Akan tetapi, bagaimana mereka berseru kepada Dia jika mereka belum percaya? Bagaimana mereka percaya kepada Dia yang belum pernah mereka dengar? Bagaimana mereka mendengar, jika tidak ada orang yang memberitakan? Bagaimana mereka memberitakan, kecuali mereka diutus? ... Jadi, iman datang dari pendengaran, dan pendengaran melalui Firman Kristus."
Ketika Yesus menugaskan Rasul Paulus kepada orang-orang bukan Yahudi, Dia memerintahkannya untuk melakukan apa yang hanya dapat dilakukan oleh Allah. Dengarkan kata-kata ini; ini adalah kata-kata Yesus kepada Paulus:
"... yang kepada mereka aku mengutusmu, untuk membuka mata mereka sehingga mereka berbalik dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah supaya mereka menerima pengampunan atas dosa-dosa serta menerima bagian di antara orang-orang yang telah dikuduskan oleh iman di dalam Aku." (Kisah Para Rasul 26:17–18)
Membuka mata yang buta -- benarkah? Membebaskan dari Setan -- benarkah? Maksud saya, dia hanya manusia biasa, bukan? Itu adalah misi Paulus, dan itu juga adalah misi kita. Yesus memberikannya kepada kita -- yaitu, untuk menjadi sarana manusia dari apa yang hanya dapat dilakukan oleh Allah: membuka mata orang buta, yang mati secara rohani; membangkitkan mereka untuk hidup. Bagaimana orang buta melihat? Bagaimana orang yang diperbudak dibebaskan? Jawabannya: dengan penginjilan, dengan misi, dengan perkataan -- memberitakan firman Tuhan. Iman timbul dari pendengaran -- mendengar dari perkataan manusia, yang memberitakan firman Allah. Kita adalah alat-Nya. Kita menjadi, di tangan pemeliharaan (Allah), sarana mukjizat bagi pertobatan orang berdosa kepada Kristus di mana pun.
Pemeliharaan yang Tak Dapat Digagalkan
Akan tetapi, penginjilan dan misi dunia bahkan lebih menakjubkan di tangan pemeliharaan (Allah). Pengutus dan misionaris yang taat dalam misi bukan hanya sarana mukjizat pertobatan; mereka sendiri merupakan mukjizat -- mukjizat ketaatan. Pemeliharaan Allah secara ajaib mengerjakan ketaatan bagi kita sebelum Dia menggunakan kita untuk melakukan pekerjaan pertobatan bagi orang lain. Kita adalah sebuah mukjizat sebelum kita melakukan mukjizat dalam pemeliharaan Allah. Dari awal sampai akhir, penginjilan dan misi dunia adalah karya pemeliharaan yang penuh rahmat.
Ketika kita pergi atau mengutus dalam ketaatan kepada Kristus, Allah telah menang atas keegoisan kita dan keterbatasan kemampuan kita dari kabar baik-Nya. Kemudian, ketika kita berbicara demikian dengan patuh kepada orang-orang yang belum percaya, Allah melakukan mukjizat kedua, menurut Kisah Para Rasul 16:14. Paulus membuka mulutnya. Dia sekarang menjadi juru bicara yang taat. Lalu, apa yang terjadi? "Tuhan membuka hatinya (Lidia) untuk memperhatikan apa yang Paulus katakan." Pemeliharaan yang menciptakan ketaatan saat Paulus berbicara kepada Lidia diikuti oleh pemeliharaan yang menciptakan kepercayaan dalam hati Lidia. Kemenangan.
Seperti dalam kasus doa, pemeliharaan Allah yang tak tergoyahkan bukanlah masalah bagi penginjilan dan misi; itulah satu-satunya harapan mereka untuk berhasil. Hambatan untuk misi di seluruh dunia saat ini tidak teratasi, tetapi satu hal yang pasti: bahwa pemeliharaan Allah tidak dapat dihentikan.
Ia tidak bisa dihentikan oleh negara-negara yang tertutup Injil. Ia tidak bisa dihentikan oleh agama-agama yang menentang. Ia tidak bisa dihentikan oleh bahasa dan budaya yang sulit. Ia tidak dapat dihentikan oleh penentuan akhir atas nasib sendiri dari jiwa manusia yang telah jatuh -- itu bukan penentuan nasib sendiri oleh jiwa orang muslim, atau penentuan nasib sendiri oleh jiwa orang Hindu, atau penentuan nasib sendiri oleh jiwa orang Budha, atau penentuan nasib sendiri dari jiwa orang Yahudi, atau jiwa sekuler murni. Sebab, dalam dunia pemeliharaan Allah, tidak ada yang disebut sebagai penentuan akhir atas nasib sendiri dari kehendak manusia. Tidak ada hal semacam itu. Hanya Allah yang pada akhirnya berdaulat menentukan nasib manusia.
Yesus Akan Membangun Gereja-Nya
Kita akan -- benar, kita harus -- membangun hidup dan misi kita di atas keyakinan ini: "Aku akan membangun gereja-Ku," kata Tuhan Yesus, "dan gerbang-gerbang Hades tidak akan menguasainya." (Matius 16:18, AYT). Itu adalah pernyataan dari pemeliharaan yang berdaulat dan memiliki tujuan. Dan, untuk tujuan itu, Matius 24:14 mengatakan, "Injil kerajaan ini akan diberitakan ..." Itu adalah pernyataan pemeliharaan yang berdaulat. "Dan, Injil Kerajaan ini akan diberitakan ke seluruh dunia sebagai kesaksian bagi semua bangsa, dan kemudian kesudahannya akan datang."
Salah satu doa saya yang paling mendesak untuk buku tentang pemeliharaan ini adalah bahwa Allah akan menggunakannya untuk melontarkan ribuan misionaris baru ke dalam tuaian Allah dengan keyakinan yang teguh pada pemeliharaan Allah yang tak terhentikan. (t/N. Risanti)
Diterjemahkan dari: | ||
Nama situs | : | Desiring God |
Alamat situs | : | https://www.desiringgod.org/interviews/the-courage-we-need-for-mission |
Judul asli artikel | : | The Courage We Need for Mission |
Penulis artikel | : | John Piper |
- Login to post comments
- 739 reads