You are hereArtikel / Hal Terpenting yang Dilakukan oleh Orangtua Saya

Hal Terpenting yang Dilakukan oleh Orangtua Saya


By admin - Posted on 02 August 2017

Saya tumbuh dalam suatu budaya gereja, budaya katekisasi, dan budaya ibadah keluarga. Saya yakin, masing-masing hal tersebut adalah berkat yang luar biasa dan tak terukur. Saya yakin bahwa dua kali kebaktian setiap Minggu, dan menghafal katekismus, dan beribadah sebagai sebuah keluarga membuat saya terkesan secara mendalam. Saya ragu akan melupakan bahwa satu-satunya penghiburan saya dalam kehidupan dan kematian adalah bahwa saya bukan milik saya sendiri, tetapi tubuh dan jiwa, baik dalam kehidupan dan kematian, adalah kepunyaan Juru Selamat saya, Yesus Kristus yang setia, atau bahwa tujuan akhir manusia adalah untuk memuliakan Allah dan menikmati Dia selamanya. Saya masih bisa menyanyikan banyak mazmur dan himne dari masa muda saya, dan saya memiliki kenangan indah tentang keluarga saya yang berdoa di sekeliling meja dapur.

Apa yang terjadi dalam keluarga saya juga terjadi pada banyak keluarga teman saya. Mereka juga bertumbuh di sekitar gereja dan katekismus dan devosi/renungan keluarga yang kaku. Malahan, setiap kali saya mengunjungi rumah mereka, saya rasa saya tidak pernah melihat satu pun keluarga melewatkan devosi mereka. Hal itu merupakan kebiasaan, itu yang diharapkan, dan itu bagus. Gereja kami memiliki hampir 100% kehadiran pada Minggu pagi, serta hampir 100% kehadiran pada Minggu malam. Itulah yang dahulu kami lakukan.

Namun, terlepas dari semua kelebihan itu, banyak orang yang menjadi teman saya semenjak kecil telah meninggalkan imannya. Beberapa orang telah berlari menjauh, tetapi masih banyak yang hanya berkelana, hingga beberapa ketidakhadiran mingguan akhirnya menjadi ketidakhadiran bulanan dan ketidakhadiran tahunan. Tidak semuanya, tentu saja. Banyak yang sekarang menjadi orang percaya yang baik, yang melayani di gereja mereka, dan bahkan memimpin mereka. Namun, banyak -- terlalu banyak -- yang hilang.

Mengapa? Saya mengajukan pertanyaan itu dari waktu ke waktu. Mengapa kelima anak dari orangtua saya mengikuti Tuhan, sementara tidak begitu halnya dengan banyak teman kami dan keluarganya? Jelas, saya tidak memiliki kemampuan untuk mengintip ke dalam kedaulatan Allah dan sampai pada kesimpulan yang tegas. Namun, saat memikirkannya kembali, saya dapat memikirkan satu perbedaan besar antara keluarga saya dan keluarga teman-teman saya -- setidaknya keluarga dari teman-teman saya yang telah berjalan menjauh dari Tuhan dan gereja-Nya. Meskipun itu tidak terjadi secara keseluruhan, tetapi pada umumnya itu terjadi. Inilah perbedaannya: Saya melihat orangtua saya menghidupi iman mereka, bahkan ketika saya seharusnya tidak melihatnya.

Saya memiliki kepastian yang kuat bahwa orangtua saya memercayai dan mempraktikkan apa yang mereka ajarkan.

Ketika saya berjingkat menuruni tangga pada pagi hari, saya akan menemukan ayah saya di ruang keluarga dengan Alkitab terbuka di pangkuannya. Setiap kali saya mengambil NIV Study Bible lama kepunyaan ibu saya, itu sedikit lebih rusak daripada sebelumnya, saya akan menemukan sedikit (coretan) tinta di halaman-halamannya, dan beberapa tambahan potongan selotip yang susah payah mencoba mengikatkan tali pengikat yang sudah usang. Ketika hidup terasa berat, saya mendengar orangtua saya menyimpulkan dari Alkitab dan saya melihat mereka berdoa bersama. Mereka tidak melakukan hal-hal tersebut bagi kami. Mereka tidak melakukannya untuk dilihat. Mereka melakukan hal-hal tersebut karena mereka mengasihi Tuhan dan suka menghabiskan waktu bersama-Nya, dan itu tampak jelas kepada saya. Saya memiliki kepastian yang kuat bahwa orangtua saya memercayai dan mempraktikkan apa yang mereka ajarkan. Saya tahu mereka benar-benar menganggap Firman Allah dapat dipercaya karena mereka memulai setiap hari dengan itu. Saya tahu mereka percaya bahwa Allah benar-benar ada dan benar-benar mendengarkan, karena mereka menghabiskan waktu sendiri bersama-Nya setiap pagi untuk berdoa bagi diri mereka dan anak-anak mereka. Saya melihat bahwa iman mereka tidak hanya formal dan umum, tetapi juga intim dan pribadi.

Inilah satu hal yang saya pelajari dari orangtua saya: Tidak ada yang dapat menggantikan sesederhana hidup sebagai seorang Kristen dalam pandangan anak-anak saya. Tidak ada sejumlah pelatihan teologis formal, kehadiran di gereja, atau ibadah keluarga yang akan mengubah ketidakpedulian umum pada hal-hal mengenai Tuhan. Saya dapat memberi anak-anak saya katekisasi sepanjang hari dan setiap hari, tetapi jika saya tidak memiliki sukacita dan kegembiraan di dalam Tuhan, dan jika saya tidak menghidupi iman saya, anak-anak saya akan melihatnya dan mengetahuinya.

Untuk semua hal baik yang telah dilakukan orangtua saya bagi saya, saya percaya bahwa hal yang paling penting hanyalah sesederhana hidup sebagai orang Kristen di hadapan saya. Saya rasa, tidak ada yang lebih membentuk atau menantang saya lebih dari hal itu. (t/N. Risanti)

Diterjemahkan dari:

/

s

Nama situs : Challies.com
URL : https://www.challies.com/christian-living/the-most-important-thing-my-parents-did
Judul asli artikel : The Most Important Thing My Parents Did
Penulis artikel : Tim Challie
Tanggal akses : 21 Juli 2017