You are hereArtikel / Allah Selalu Menginginkan Seluruh Dunia
Allah Selalu Menginginkan Seluruh Dunia
Misi Global dari Kejadian sampai Wahyu
RINGKASAN: Rasul Paulus menggambarkan misi hidupnya, dan misi gereja secara keseluruhan, sebagai panggilan "untuk membawa ketaatan iman demi nama-Nya (Kristus) di antara seluruh bangsa" (Roma 1:5). Dari Eden dan seterusnya, Allah telah menggerakkan sejarah menuju hari ketika Setan dan dosa akhirnya ditaklukkan, kemuliaan-Nya memenuhi seluruh bumi, dan orang-orang yang ditebus dari segala bangsa memuji Anak Domba yang telah disembelih. Misi itu, yang masih belum lengkap, mendorong setiap orang Kristen untuk mengutus atau pergi, baik untuk memberi dukungan bagi orang lain atau melintasi perbatasan dan budaya demi nama Kristus.
Pujilah TUHAN, Allah Israel,
yang melakukan pekerjaan-pekerjaan ajaib seorang diri.
Dan, pujilah nama-Nya yang mulia selama-lamanya;
Kiranya kemuliaan-Nya memenuhi seluruh bumi! (Mazmur 72:18-19, AYT)
Semua bangsa yang telah Engkau jadikan akan datang
dan menyembah di hadapan-Mu, ya Tuhan,
dan akan memuliakan nama-Mu. (Mazmur 86:9, AYT)
Pujilah TUHAN, hai segala bangsa;
megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa!
Sebab kebaikan-Nya besar kepada kita,
dan kesetiaan TUHAN selama-lamanya.
Haleluya! (Mazmur 117:1-2, AYT)
Dengan seruan pengharapan, para pemazmur menanti-nantikan hari ketika semua orang di planet ini akan memuji Tuhan dan menikmati kebaikan-Nya. Paulus, sebagai hamba Yesus Sang Mesias, mengidentifikasi bahwa tujuan Injil adalah "untuk membawa ketaatan iman demi nama [Kristus] di antara semua bangsa" -- sebuah misi yang mendefinisikan susunan gereja (Roma 1:5).[1] Tiga elemen yang patut diperhatikan sehubungan dengan tujuan ini:
Pertama, frasa "ketaatan iman" bisa diartikan "ketaatan yang selalu mengalir dari iman."[2] Iman adalah akar dan ketaatan adalah buahnya, tetapi keduanya tidak pernah terpisahkan; iman yang menyelamatkan tunduk pada ketuhanan Kristus (Roma 6:17-18; 10:13-17).
Selanjutnya, target misi Injil adalah untuk melihat orang-orang dari "antara semua bangsa" diselamatkan dan dipuaskan. Semua bangsa telah mengalami kutukan Allah, dan beberapa dari semua bangsa akan mengalami berkat Allah. Kabar baik bahwa Allah yang memerintah selamanya menyelamatkan dan memuaskan orang-orang berdosa yang percaya melalui kehidupan, kematian, dan kebangkitan Kristus adalah untuk orang-orang Libya dan Bolivia, untuk ekspatriat di Dubai dan suku pegunungan di Himalaya, untuk orang-orang Latin di Miami dan orang-orang miskin di pedesaan Minnesota.
Yang terakhir, ayat ini memberi tahu kita bahwa misi adalah sarana untuk penyembahan yang bersemangat. Seperti yang dijelaskan John Piper, "Misi bukanlah tujuan akhir gereja, melainkan penyembahan. Misi ada karena penyembahan tidak ada."[3] Suatu hari, kebutuhan untuk misi akan berlalu, tetapi orang-orang yang ditebus akan selama-lamanya membesarkan keagungan dan kemuliaan Allah di dalam Kristus. Misi ada "demi nama [Yesus]." Tidak ada tujuan yang lebih tinggi daripada melihat dan menikmati kemuliaan Yesus di antara bangsa-bangsa di dunia.
Amanat dan Kutukan
Ketika Allah pertama kali menciptakan dunia, Dia menanam taman-altar seperti sebuah bait suci, dan di dalamnya Dia menempatkan gambar-Nya -- seorang pria dan seorang wanita, yang Dia tugaskan untuk memperluas bait suci taman-Nya dengan membawa gambar-Nya sampai ke ujung bumi.[4] "Allah menciptakan manusia menurut rupa-Nya. Menurut rupa Allah, Dia menciptakannya. Laki-laki dan perempuan, demikianlah Dia menciptakan mereka. Allah memberkati mereka dan Allah berfirman kepada mereka, 'Beranakcuculah dan berlipatgandalah, dan penuhilah bumi, dan kuasailah itu. Berkuasalah atas ikan-ikan di laut, atas burung-burung di udara, dan atas segala yang hidup yang bergerak di bumi'" (Kejadian 1:27-28, AYT). Allah menugaskan umat manusia untuk mencerminkan, menyerupai, dan mewakili kebesaran dan kemuliaan-Nya dalam skala global.
Orang tua pertama kita pada awalnya menolak panggilan ini dengan memilih untuk mengikuti ular dalam pemberontakan mereka. Akan tetapi, Allah tetap berkomitmen pada kemuliaan diri-Nya di alam semesta, dan Dia berjanji untuk mengalahkan kutukan itu melalui seorang pembebas yang mulia -- keturunan dari wanita yang suatu hari akan meremukkan si ular dan memulihkan berkat di seluruh dunia (Kejadian 3:15). Para nabi selanjutnya mengidentifikasi bagaimana orang ini akan memenuhi janji Allah dan memenuhi seluruh bumi dengan kemuliaan Allah (Mazmur 72:1-2, 17-19; Yesaya 11:1-2, 9-10; lih. Bilangan 14:21; Habakuk 2:14).
Dosa bertambah buruk setelah kejatuhan Adam dan menggerakkan Allah untuk secara adil menghukum umat manusia melalui air bah. Saat Nuh dan anak-anaknya memenuhi dunia kembali, Yahweh menghukum orang-orang yang sombong di Menara Babel. Bukannya berusaha untuk mengagungkan nama Allah, orang-orang berusaha meninggikan nama mereka sendiri, maka Tuhan pun menyerakkan mereka -- tujuh puluh kelompok keluarga yang berbeda -- dan mengacaukan bahasa mereka ke seluruh dunia (Kejadian 11:8-9). Agar berkat Allah dapat mengalahkan kutukan, dia sekarang perlu menyampaikan tentang dosa orang-orang (jamak) dan menyerukan penyerahan diri dari kelompok masyarakat lintas bahasa.
Dua Tahap Janji Abraham
Yahweh berjanji untuk mengatasi dosa dan hambatan bahasa melalui salah satu dari tujuh puluh keluarga -- keluarga Abraham:
Sekarang Allah berkata kepada Abram, "Pergilah dari negerimu dan keluargamu dan rumah ayahmu ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu sehingga Aku dapat menjadikanmu suatu bangsa yang besar, dan memberkatimu, dan membuat namamu besar. Dan di sana, jadilah berkat, sehingga Aku dapat memberkati mereka yang memberkatimu, dan dia yang tidak menghormatimu, Aku akan mengutuknya. Dan hasilnya adalah bahwa di dalam kamu semua keluarga di bumi akan diberkati." (Kejadian 12:1-3, terjemahan saya)
Kelanjutan dari dua perintah kepada Abraham untuk pergi dan menjadi berkat, muncullah proses dua tahap untuk mengalahkan kutukan. Pertama, Abraham harus pergi ke tanah Kanaan, di mana Allah akan membuatnya menjadi bangsa yang besar. Allah memenuhi janji itu pada era perjanjian Musa. Kedua, Abraham, atau yang mewakilinya, perlu menjadi berkat, sehingga Allah pada akhirnya dapat mengalahkan kutukan atas seluruh dunia dan membawa berkat bagi semua keluarga yang sebelumnya terserak di seluruh bumi (lih. Kejadian 10:32). Allah akhirnya merealisasikan janji itu di dalam Kristus dan Perjanjian Baru.
Allah berjanji kepada Abraham bahwa dia akan menjadi "bapa dari banyak bangsa" (Kejadian 17:4-6, AYT), tetapi Dia juga menekankan bahwa peralihan dari bapa satu bangsa (Israel) menjadi bapa banyak bangsa ini hanya akan terjadi ketika pribadi pembebas itu bangkit -- seseorang yang akan memperluas wilayah kerajaan dengan menguasai gerbang musuh, dan melalui-Nya semua bangsa akan diberkati (Kejadian 22:17-18; lih. 26:3-4). Misi seperti yang kita ketahui -- membawa pesan rekonsiliasi kepada bangsa-bangsa -- akan efektif hanya pada hari ketika raja ini bangkit dan meremukkan kekuasaan ular. Sekarang mari kita perhatikan masing-masing dari dua tahap ini sebagaimana diangkat dalam Kitab Suci.
Tahap 1a: Panggilan Israel 'Datang dan Lihatlah'
Selama zaman perjanjian Musa, banyak orang non-Israel menjadi orang Israel -- orang-orang seperti kumpulan orang banyak yang keluar dari Mesir, Rahab orang Kanaan, Rut orang Moab, dan Uria orang Het. Meskipun Israel sebagai suatu bangsa, pada tingkat tertentu, merupakan komunitas multietnis, selama seluruh periode Perjanjian Lama, Abraham tetap menjadi bapak satu bangsa. Dan seperti Adam di taman-altar, Allah menyebut orang-orang ini sebagai anak sulung-Nya (Keluaran 4:22; lih. Kejadian 5:1-3) dan menugaskan mereka untuk menjadi imam-raja dengan mewakili, menyerupai, dan mencerminkan Dia kepada dunia yang membutuhkan. Orang lain akan melihat perbuatan baik mereka, dan perbuatan baik itu akan mengarahkan mereka kepada kebesaran Allah.
Jadi, Yahweh berkata kepada Israel, "Jika kamu benar-benar mendengarkan suara-Ku dan memelihara perjanjian-Ku dan menjadi milik-Ku yang berharga di antara semua bangsa, karena seluruh bumi adalah milik-Ku, maka kamu akan menjadi kerajaan imam dan bangsa yang kudus bagi-Ku" (Keluaran 19:5-6, terjemahan saya). Melalui kehidupan yang taat sepenuhnya, Israel akan menempatkan kehadiran Allah dan menunjukkan kekudusan Allah kepada dunia yang membutuhkan. Demikian pula, Musa menulis, "Taatilah semuanya itu [ketetapan-ketetapan dan peraturan-peraturan] tunjukkan kepada bangsa-bangsa lain bahwa kamu bijaksana dan memiliki akal budi. Mereka akan mendengar tentang peraturan-peraturan ini dan berkata, 'Benar, bangsa yang besar ini bijaksana dan berakal budi'" (Ulangan 4:6, AYT).
Israel memiliki panggilan mulia untuk mencerminkan nilai Allah dengan taat sepenuhnya kepada-Nya. Akan tetapi, panggilan ini tampaknya tidak mencakup misi "pergi dan beritakan" yang sebagai orang Kristen kita miliki sekarang. Sebaliknya, "misi" Israel yang terbatas kepada bangsa-bangsa hanya melibatkan panggilan untuk "datang dan lihatlah."[5] Ketika orang Israel menaati Yahweh, bangsa-bangsa akan memperhatikan dan mendekat kepada kebesaran Yahweh. Akan tetapi, Israel gagal untuk setia dalam perjanjian mereka, dan mereka memberontak, seperti Adam, yang pada akhirnya mengakibatkan Allah mengeluarkan mereka dari surga, sebuah kenyataan yang diantisipasi Musa (Ulangan 31:27, 29) dan ditegaskan oleh para nabi (2 Raja-raja 17:13-15, 23).
Tahap 1b: Penglihatan Nubuat tentang Pengharapan
Namun demikian, bahkan di tengah kegagalan perjanjian Musa, Allah membangkitkan para nabi seperti Yesaya yang mengingatkan kembali janji-janji bahwa Allah akan membawa kabar baik dan berkat ke seluruh dunia melalui seorang pembebas yang mulia. Raja yang melayani ini akan mewakili bangsa Israel, bahkan menyandang namanya, dan melalui Dia beberapa dari Israel dan bangsa-bangsa akan menikmati keselamatan yang kekal: "Kamu adalah hamba-Ku, hai Israel. Melaluimu Aku akan dimuliakan. . . . Terlalu ringan bagimu untuk menjadi hamba bagi-Ku, untuk membangkitkan suku-suku Yakub dan untuk membawa kembali orang-orang Israel yang masih terpelihara. Aku juga akan menjadikan terang bagi bangsa-bangsa sehingga keselamatan-Ku dapat sampai ke ujung bumi" (Yesaya 49:3, 6, AYT).
Hamba yang mulia ini akan menikmati hadirat Allah dan akan memenuhi misi-Nya untuk membawa keadilan bagi bangsa-bangsa, melakukan pelayanan belas kasihan, dan menuntun yang tersesat (Yesaya 42:1-4; 51:4-5; 61:1-3). Dia akan menjadi mediator perjanjian dan akan mencelikkan mata orang buta dan membebaskan tawanan (Yesaya 42:6-7; 49:8-9). Dia akan memberitakan kabar baik tentang kemenangan Allah atas kejahatan dan kasih karunia yang menyelamatkan (Yesaya 52:7-10; 61:1-3), yang akan Dia dapatkan melalui pengorbanan diri-Nya sendiri yang bersifat menggantikan. "Dia ditikam karena pelanggaran-pelanggaran kita. Dia diremukkan karena kejahatan-kejahatan kita. Hukuman yang mendatangkan kesejahteraan bagi kita ditimpakan ke atasnya, dan oleh bilur-bilur-Nya kita disembuhkan" (Yesaya 53:5, AYT).
Yahweh akan menjadikan hamba-Nya yang mulia sebagai kurban karena kesalahan umat manusia, dan dengan karya penebusan ini Dia akan "memercik banyak bangsa", "membuat banyak orang dibenarkan", dan "menanggung kesalahan mereka" (Yesaya 52:15; 53:11). Dalam kata-kata Paulus di tempat lain, "Dia (Kristus) yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita supaya kita dibenarkan Allah di dalam Dia" (2 Korintus 5:21, AYT). Dan lagi, "karena ketaatan satu Orang, banyak orang akan dibuat menjadi benar" (Rm. 5:19).
Melalui kematian dan kebangkitan pribadi hamba yang mulia ini, banyak keturunan-hamba akan bangkit, yang akan menjalankan tugas misi dari pribadi yang melayani, Israel (Yesaya 49:3, 6). "Di dalam TUHAN, seluruh keturunan Israel akan dibenarkan dan akan merasa bangga" (Yesaya 45:25, AYT). "Akan tetapi, TUHAN berkehendak menghancurkan dia, membuat dia sakit. Ketika dia menyerahkan dirinya sebagai kurban penebus salah, dia akan melihat keturunannya dan memperpanjang hari-harinya; dan kehendak TUHAN akan terlaksana di tangan-Nya. Sesudah kesusahan jiwanya, dia akan melihat dan menjadi puas. Dengan pengetahuannya, hamba-ku yang benar akan membenarkan banyak orang karena dia akan menanggung kejahatan-kejahatan mereka" (Yesaya 53:10-11, AYT). Ini akan menjadi "keturunan yang telah diberkati TUHAN" (Yesaya 61:9, AYT), dan mereka akan "menguasai bangsa-bangsa" (Yesaya 54:3, AYT), termasuk "hamba-hamba" yang akan bertindak sebagai imam dari antara orang asing (Yesaya 56:6-8, AYT) dan suku-suku Israel (Yesaya 56:6-8; 63:17; 66:20-21).
Tahap 2a: Misi Kabar Baik Yesus
Yesus adalah sosok yang dinanti-nantikan oleh Musa, Yesaya, dan para nabi lainnya -- yang melalui Dia seluruh dunia dapat diberkati. Di dalam Yesus, Allah mengingat "perjanjian-Nya yang kudus, yaitu sumpah yang Ia ucapkan kepada nenek moyang kita Abraham" (Lukas 1:72-73, AYT). Kristus adalah pribadi yang mulia "keturunan Abraham", dan di dalam Dia orang Yahudi dan bukan Yahudi, budak dan orang merdeka, pria dan wanita, dapat menjadi "keturunan" Abraham yang sejati, ahli waris penuh dari semua janji. Paulus mengandalkan janji-janji dari Kejadian 12:3 dan 22:18:
Kitab Suci, yang telah meramalkan bahwa Allah akan membenarkan orang-orang bukan Yahudi karena iman, telah terlebih dahulu memberitakan Injil kepada Abraham, dengan berkata, "Semua bangsa akan diberkati melalui kamu." ... Dengan ada dalam Yesus Kristus, berkat Abraham dapat sampai kepada orang-orang bukan Yahudi .... Sekarang, tentang perjanjian yang disampaikan Allah kepada Abraham dan keturunannya ... yaitu Kristus .... Jika kamu adalah milik Kristus, kamu adalah keturunan Abraham dan ahli-ahli waris sesuai dengan perjanjian. (Galatia 3:8, 14, 16, 29, AYT)
Lebih jauh lagi, Yesus adalah hamba yang mulia dari Yahweh, yang mewartakan kabar baik tentang pemerintahan Allah dan membawa terang dan keselamatan bagi bangsa-bangsa. Jadi, Dia mengawali pelayanan-Nya dengan mengutip kombinasi dari Yesaya 61:1-2 dan 42:7: "Roh TUHAN ada padaku, karena Ia telah mengurapi Aku untuk memberitakan kabar baik kepada orang-orang miskin. Ia mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada para tawanan, dan pemulihan penglihatan kepada orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, dan untuk mengabarkan tahun rahmat TUHAN sudah datang" (Lukas 4:18-19, AYT). Demikian pula, dengan mengutip Yesaya 9:1-2, Matius menekankan bahwa dalam khotbah Yesus, terang Allah telah terbit di Galilea bagi orang-orang bukan Yahudi (Matius 4:13-17).
Yesus secara langsung menggenapi janji Yesaya bahwa pribadi-hamba Israel akan menyelamatkan bangsa Israel dan bangsa-bangsa yang tersisa (Yesaya 49:3, 6): "Sampai hari ini, aku (Paulus) telah menerima pertolongan dari Allah sehingga aku berdiri di sini untuk bersaksi, baik kepada orang-orang kecil maupun orang-orang besar dengan tidak mengatakan hal lain, kecuali apa yang dikatakan oleh para nabi dan Musa tentang yang akan terjadi, bahwa Kristus harus menderita dan bahwa, dengan alasan menjadi yang pertama bangkit dari antara orang mati, Ia akan memberitakan terang, baik kepada orang-orang Yahudi maupun kepada bangsa-bangsa lain" (Kisah Para Rasul 26:22-23, AYT). Dengan kutipan-kutipan dari Hukum Taurat, Para Nabi, dan Tulisan-tulisan, sang rasul juga mencatat bahwa Yesus adalah Dia yang sekarang diharapkan oleh orang-orang dari bangsa-bangsa.
Aku berkata kepadamu bahwa Kristus menjadi pelayan bagi orang-orang yang bersunat demi kebenaran Allah, yaitu untuk meneguhkan janji yang diberikan kepada nenek moyang, dan supaya bangsa-bangsa bukan Yahudi boleh memuliakan Allah atas belas kasih-Nya. Seperti ada tertulis, "Sebab itu, aku akan memuji-Mu di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi; dan menyanyikan mazmur untuk nama-Mu." Lagi katanya, "Bersukacitalah, hai bangsa-bangsa bukan Yahudi, bersama dengan umat-Nya!" Dan, lagi, "Pujilah Tuhan, hai segala bangsa bukan Yahudi! Biarlah semua umat memuji Dia." Dan, Yesaya berkata lagi, "Akan datang dari keturunan Isai, dan Dia akan bangkit untuk memerintah bangsa-bangsa bukan Yahudi; dan dalam Dia, bangsa-bangsa bukan Yahudi akan berharap." (Roma 15:8-12; lih. Mazmur 18:49 [50]; Ulangan 32:43; Mazmur 117:1; Yesaya 11:10, AYT)
Tahap 2b: Misi Gereja 'Datang dan Lihatlah' dan 'Pergi dan Beritakan'
Misi Mesias juga menjadi misi gereja-Nya. Dia yang sekarang memiliki segala kuasa di surga dan di bumi telah menugaskan kita, hamba-hamba-Nya, untuk memuridkan, dan Dia telah memberi kita Roh-Nya, yang memungkinkan kita untuk menjadi gambar Allah atau bersaksi tentang kebesaran dan kemuliaan-Nya di seluruh dunia, dengan demikian memenuhi amanat awal dari taman untuk menunjukkan kemuliaan Allah sampai ke ujung bumi.
Dalam Yesaya 49:6, Allah menugaskan raja yang melayani untuk membawa terang bagi bangsa-bangsa (lih. Kisah Para Rasul 26:22-23), tetapi dalam Kisah Para Rasul 13:47, misi Mesias adalah misi Paulus: "Tuhan telah memberi perintah kepada kami: 'Aku telah menjadikanmu terang bagi bangsa-bangsa lain supaya kamu membawa keselamatan sampai ke ujung bumi.'" Sesuai dengan itu, dalam Yesaya 52:7 hamba mesianik adalah hamba yang memiliki kaki indah yang membawa kabar baik tentang keselamatan dan pemerintahan Allah ("betapa indahnya di atas gunung kaki-kaki orang yang membawa berita, yang mewartakan kabar baik kebahagiaan, yang menyatakan keselamatan"), tetapi dalam Roma 10 Paulus membuat subjeknya menjadi jamak untuk mengidentifikasi bahwa gereja sekarang membawa pemberitaan kabar baik Mesias kepada bangsa-bangsa. "Akan tetapi, bagaimana mereka berseru kepada Dia jika mereka belum percaya? Bagaimana mereka percaya kepada Dia yang belum pernah mereka dengar? Bagaimana mereka mendengar, jika tidak ada orang yang memberitakan? Bagaimana mereka memberitakan, kecuali mereka diutus? Seperti ada tertulis, 'Betapa indahnya kaki-kaki dari mereka yang memberitakan Kabar Baik!'" (Roma 10:14-15, AYT).
Meskipun Yahweh memanggil Israel Perjanjian Lama untuk menjadi kerajaan imam dan bangsa yang kudus (Keluaran 19:5-6), Dia sekarang memanggil dan memberdayakan gereja untuk hidup dengan cara yang menunjukkan kebesaran dan kemuliaan Allah. Oleh karena itu, Yesus meminta, "Biarlah terangmu juga bercahaya dengan cara yang sama supaya mereka dapat melihat perbuatan-perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di surga" (Matius 5:16, AYT). Demikian pula, Petrus menyatakan, "Namun, kamu adalah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri supaya kamu dapat memberitakan kebaikan-kebaikan-Nya, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan menuju kepada terang-Nya yang ajaib" (1 Petrus 2:9, AYT).
Namun bagi gereja Yesus, misi "pergi dan beritakan" sekarang sesuai dengan tanggung jawab untuk taat agar orang lain dapat "datang dan melihat" kebesaran Allah ditunjukkan. Memang, Allah kita telah menugaskan kita untuk mewartakan Kabar Baik kepada semua bangsa bahwa Allah yang memerintah untuk selama-lamanya menyelamatkan dan memuaskan orang-orang berdosa yang percaya melalui kehidupan, kematian, dan kebangkitan Yesus Kristus. "Segala kuasa telah diberikan kepada-Ku, di surga maupun di bumi. Karena itu pergilah, dan muridkanlah semua bangsa, baptiskanlah mereka dalam nama Bapa, dan Anak, dan Roh Kudus, ajarkanlah mereka untuk menaati semua yang Aku perintahkan kepadamu; dan lihat, Aku selalu bersamamu, bahkan sampai kepada akhir zaman" (Matius 28:18-20, AYT).
Dipenuhi dengan Roh Kristus yang telah bangkit (Kisah Para Rasul 16:7), gereja sebagai Bait Suci Allah telah menyebar dari Yerusalem ke Yudea-Samaria sampai ke ujung bumi, dengan demikian memenuhi janji Kristus: "kamu akan menerima kuasa ketika Roh Kudus telah datang kepadamu dan kamu akan menjadi saksi-saksi-Ku di Yerusalem, di seluruh Yudea dan Samaria, dan sampai ke bagian bumi paling ujung" (Kisah Para Rasul 1:8; bdk. Yesaya 32:14-17; 44:3; 59:21, AYT). Di dalam Kristus, ciptaan baru telah lahir. Allah sekarang membangun kembali tatanan yang benar, dan kemuliaan-Nya semakin memenuhi bumi.
Jadi, siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru. Hal-hal yang lama sudah berlalu, lihatlah, hal-hal yang baru sudah datang. Semua hal ini adalah dari Allah, yang memperdamaikan kita dengan diri-Nya melalui Kristus dan memberi kita pelayanan pendamaian itu, yaitu dalam Kristus, Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya sendiri, dengan tidak memperhitungkan pelanggaran-pelanggaran mereka atas mereka dan sudah mempercayakan berita pendamaian kepada kita. Jadi, kami adalah duta-duta Kristus, Allah menunjukkan panggilan-Nya melalui kami. Kami berbicara kepadamu demi Kristus, berilah dirimu diperdamaikan dengan Allah. Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita supaya kita dibenarkan Allah di dalam Dia . . . . Kami tidak memberikan sandungan kepada siapa pun supaya pelayanan kami tidak dicela, melainkan dalam segala cara kami menunjukkan diri kami sebagai pelayan-pelayan Allah, dengan penuh ketabahan dalam semua penderitaan, kesesakan, kesukaran. (2 Korintus 5:17-21; 6:3-4, AYT)
Segala puji bagi Juru Selamat dan Pemuas Bangsa-Bangsa
Tujuan akhir dari misi adalah penyembahan yang bersemangat -- pengagungan kebesaran dan kemuliaan Allah di dalam Kristus melalui pengantin multietnis. Misi Paulus dan misi gereja adalah "untuk membawa ketaatan iman demi nama-Nya (Yesus) di antara seluruh bangsa" (Roma 1:5, AYT). Bahkan sekarang di surga, orang-orang yang berkumpul di sekitar takhta Allah menyanyikan pujian kepada Raja Domba-Singa, yang kematian dan kebangkitan-Nya membebaskan orang-orang dari segala bangsa: "Engkau layak . . . karena Engkau telah disembelih, dan dengan darah-Mu, Engkau telah menebus orang-orang dari setiap suku, bahasa, kaum, dan bangsa bagi Allah, dan Engkau telah menjadikan mereka menjadi suatu kerajaan dan imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah atas bumi" (Wahyu 5:9-10, AYT). Dan, pada masa depan, mereka yang diselamatkan dan dipuaskan "dari semua negara dan suku dan bangsa dan bahasa" akan bersama-sama berseru, "Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta, dan bagi Anak Domba!" (Wahyu 7:9-10, AYT).
Jika Anda telah merasakan dan melihat bahwa Allah di dalam Kristus itu baik, panggilan hidup kita adalah untuk mengenal Kristus dan membuat Dia dikenal. Saat saya menulis studi ini, masih ada 269 kelompok orang yang belum masuk dan belum terjangkau di dunia ini -- mereka bukanlah tanggung jawab satu orang, gereja, atau agen misi untuk mewartakan kabar baik melalui perkataan dan perbuatan.[6] Sekitar 5,7 juta orang masih berada dalam kegelapan -- tersesat secara rohani dan tidak berdaya, tidak mengenal, tidak mengakui, tidak memuja Kristus sebagai Juru Selamat dan Tuhan. Dengan ini, masih ada daerah-daerah di mana Kristus sebagian besar tetap tidak dikenal dan di mana gereja-gereja lokal, jika memang ada, relatif tidak cukup untuk membuat Kristus dikenal tanpa bantuan dari luar.
Apa bagian Anda dalam menjangkau lingkungan dan bangsa untuk Yesus? Anda memiliki kesempatan dan tanggung jawab untuk berpartisipasi dalam karya skala kosmik -- karya yang telah Allah kembangkan sejak penciptaan dan yang akan mencapai puncaknya dalam pujian seluruh dunia kepada Kristus dan sukacita yang tak terukur dari orang-orang yang ditebus di bumi yang baru. Kita dapat bergabung dalam hasrat Allah untuk melihat yang patah hati disembuhkan, yang diperbudak dibebaskan, yang berduka menemukan harapan, dan yang terluka mendapatkan pertolongan. Kita harus pergi atau mengutus; kita harus menjadi pendukung atau orang yang melintasi budaya demi nama itu. Yesus berkata, "Hasil panen memang sangat banyak, tetapi pekerjanya hanya ada sedikit. Oleh karena itu, mintalah kepada Tuan yang memiliki hasil panen itu untuk mengutus pekerja-pekerja untuk mengumpulkan hasil panen-Nya" (Lukas 10:2, AYT). Kita menikmati kekuasaan terbesar untuk tugas termulia. Saya berdoa agar Allah menjadikan para pembaca renungan ini sebagai orang-orang yang pergi dengan lebih setia dan pengutus yang lebih setia sampai misi tidak lagi diperlukan tetapi penyembahan terus ada. (t/Jing-Jing)
- Kevin DeYoung and Greg Gilbert, What Is the Mission of the Church? Making Sense of Social Justice, Shalom, and the Great Commission (Wheaton, IL: Crossway, 2011).
- So, e.g., Richard N. Longenecker, The Epistle to the Romans: A Commentary on the Greek Text, NIGTC (Grand Rapids: Eerdmans, 2016), 79-82; Thomas R. Schreiner, Romans, BECNT, 2nd ed. (Grand Rapids: Baker Academic, 2018), 40; Douglas J. Moo, The Letter to the Romans, NICNT, 2nd ed. (Grand Rapids: Eerdmans, 2018), 50-51.
- John Piper, Let the Nations Be Glad! The Supremacy of God in Missions, 3rd ed. (Grand Rapids: Baker Academic, 2010), 15.
- Lihat terutama G.K. Beale, The Temple and the Church's Mission: A Biblical Theology of the Dwelling Place of God, NSBT 17 (Downers Grove, IL: InterVarsity, 2004); G.K. Beale, "Eden, the Temple, and the Church's Mission in the New Creation," JETS 48 (2005): 5-31; T. Desmond Alexander, From Eden to the New Jerusalem: An Introduction to Biblical Theology (Grand Rapids: Kregel, 2008).
- Tentang ini, lihat terutama Andreas J. Kostenberger and Peter T. O'Brien, Salvation to the Ends of the Earth: A Biblical Theology of Mission, NSBT 11 (Downers Grove, IL: InterVarsity, 2001); Eckhard J. Schnabel, "Israel, the People of God, and the Nations," JETS 45 (2002): 35-57; Eckhard J. Schnabel, Early Christian Mission, 2 vols. (Downers Grove, IL: InterVarsity, 2004); Kevin Paul Oberlin, "The Ministry of Israel to the Nations: A Biblical Theology of Missions in the Era of the Old Testament Canon" (PhD diss., Bob Jones University, 2006); contrast Walter C. Kaiser Jr., Mission in the Old Testament: Israel as a Light to the Nations, 2nd ed. (Grand Rapids: Baker Academic, 2012).
- Foto-foto diambil dari www.finishingthetask.com.
Diterjemahkan dari: | ||
Nama situs | : | Desiring God |
Alamat situs | : | https://www.desiringgod.org/articles/god-always-wanted-the-whole-world |
Judul asli artikel | : | God Always Wanted the Whole World -- Global Mission from Genesis to Revelation |
Penulis artikel | : | Jason DeRouchie |
- Login to post comments
- 1017 reads