You are hereArtikel / 8 Tips Berbicara di Depan Umum untuk Misionaris
8 Tips Berbicara di Depan Umum untuk Misionaris
Tips berbicara di depan umum untuk misionaris
Misionaris, apakah membayangkan berbicara di depan umum membuat telapak tangan Anda berkeringat? Untuk membantu, berikut adalah delapan tips berbicara di depan umum untuk membantu Anda memantapkan presentasi Anda selanjutnya.
Sebagai misionaris, sebagian besar pekerjaan Anda adalah menjalin hubungan dengan para pendukung. Berbicara di depan umum adalah cara yang baik untuk menyampaikan kisah Anda dan kemudian mengundang sejumlah besar orang untuk bermitra dengan pelayanan Anda. Ini juga cara yang bagus untuk membuat orang yang paling ekstrovert sekalipun berkeringat!
Berbicara di depan umum adalah salah satu ketakutan terbesar yang dihadapi masyarakat. Bahkan, 74 persen orang mengaku gugup sebelum berpidato. Entah Anda merasa sakit perut atau benar-benar terdiam di depan orang, Anda tidak sendiri.
Namun, Anda tidak perlu membiarkan rasa takut membuat Anda tidak menyampaikan kisah Anda kepada sekelompok besar orang. Berikut adalah 8 kiat berbicara di depan umum untuk membantu Anda memantapkan presentasi Anda selanjutnya.
Menjadi diri Anda apa adanya
Jika Anda bukan kepala negara, tidak ada yang mengharapkan Anda memberikan kinerja tanpa cela. Beri diri Anda izin di muka untuk mengacau. Tidak apa-apa untuk menunjukkan emosi (Anda bukan robot!), akui Anda gugup dan terbata-bata dalam bicara.
Fokus pada pesan Anda dan bagikan hati Anda. Ada banyak ruang untuk anugerah, dan Tuhan masih bisa menggunakan presentasi Anda ñ telapak tangan yang berkeringat dan sebagainya ñ untuk membuka hati orang-orang.
***TIPS BONUS: Saat tim pendukung Anda mulai terbentuk, Anda harus terus memantau informasi kontak pendukung Anda, komitmen keuangan dan komunikasi Anda dengan mereka. Download Support Raising Excel Template ini agar informasi penting ini tersimpan di satu tempat.*****
Praktik
Mempraktikkan presentasi Anda akan membuat Anda merasa nyaman dengan pidato Anda di lingkungan yang aman. Gunakan waktu latihan untuk membiasakan diri dengan isi pidato Anda.
Jangan bertujuan menghafalkan ucapan Anda, tetapi buatlah garis besar. Semakin akrab Anda dengan apa yang ingin Anda katakan, semakin alami Anda akan menyampaikannya.
Maksimalkan waktu latihan Anda dengan mendapatkan umpan balik: Minta teman atau keluarga Anda untuk menjadi pendengar praktik dan mencatat apa yang Anda lakukan dengan baik dan apa yang masih perlu diperbaiki.
Atau, coba rekam sendiri dengan telepon atau laptop Anda. Kemudian putar kembali semabari Anda mencatat bagian yang baik dan yang tidak terlalu bagus.
Pelan - pelan
Saat berbicara dengan sebuah kelompok, Anda perlu berbicara jauh lebih lambat daripada jika Anda berbicara dengan seseorang secara langsung.
Ada lebih banyak ruang antara Anda dan audiens Anda, jadi isyarat fisik yang akan diikuti seseorang saat Anda berbicara secara individual (seperti membaca bibir dan bahasa tubuh) hilang pada kelompok besar.
Pendengar juga secara intrinsik malas. Jika Anda berbicara terlalu cepat, audiens Anda harus bekerja lebih keras untuk memahami apa yang Anda katakan.
Berhenti sebentar. Tarik napas dalam-dalam. Biarkan kata-kata Anda meresap. Dan, bicaralah lebih lambat dari biasanya. Awalnya akan terasa canggung, namun audiens Anda akan tetap bertahan dan bahkan menganggap Anda lebih percaya diri setelah selesai.
Buat Garis Besar
Jika Anda hanya mengikuti satu tips di daftar ini, semoga yang ini: Buat. Sebuah. Garis besar. Tolong jangan berimprovisasi dan pergi ke sana tanpa tahu persis apa yang perlu Anda sampaikan selama presentasi Anda. Ada kemungkinan Anda akan melupakan sesuatu dan bisa-bisa Anda akan keluar jalur.
Di sisi lain, jangan menulis pidato kata demi kata Anda. Tidak ada yang mau mendengarkan pembicara yang membaca langsung dari naskah.
Menggunakan garis besar akan membuat Anda tetap fokus sambil memberi Anda kebebasan untuk menjadi alami di antara poin-poin pembicaraan Anda. Tuliskan setiap poin yang ingin Anda buat, dan gunakan sebagai panduan untuk menyajikan materi dengan kata-kata Anda sendiri. Kemudian, berlatihlah dengan cukup (lihat kiat # 2) sehingga Anda dapat secara konsisten mencakup semua poin Anda tanpa terlalu sering merujuk ke garis besar Anda.
TIPS BONUS: Buat tanda visual pada garis besar Anda dengan highlighter atau spidol warna-warni. Menggunakan visual yang terang akan mengingatkan Anda tentang sesuatu hanya dengan sekilas.
Melakukan kontak mata
Kontak mata menghasilkan perasaan koneksi yang kuat, jadi ini merupakan suatu keharusan jika Anda ingin melibatkan audiens Anda saat berpidato.
Lakukan kontak mata dengan satu orang pada satu waktu, di seluruh ruangan, sepanjang presentasi Anda. Lebih mudah diucapkan daripada dilakukan, bukankah begitu?
Inilah trik yang saya gunakan: Temukan warna, gaya rambut, aksesoris atau barang pakaian yang dicari di antara penonton. Ini akan menjaga mata Anda terus memperhatikan. Bila Anda melihat kacamata baca (atau barang apa pun yang Anda pilih untuk dicari), fokuskan pada mereka sebentar untuk meniru kontak mata. Bagi orang lain, sepertinya Anda terhubung dengan seseorang di antara penonton. Hanya Anda dan kacamata yang akan tahu hal sebenarnya.
Gunakan Visual dengan Bijak
Ilustrasi visual dapat sangat meningkatkan pesan Anda. Cobalah menemukan foto yang menggambarkan apa yang Anda sampaikan, dan gunakan slide di akhir presentasi Anda dengan informasi kontak atau cara untuk terhubung dengan Anda setelah selesai.
Hati-hati: Ada garis tegas antara menggunakan visual untuk meningkatkan pidato dengan menjadi pengalih perhatian audiens Anda. Anda ingin perhatian audiens pada Anda, jadi pilihlah slide yang bersifat visual dan tidak memiliki banyak teks (Jika audiens harus membaca, mereka akan berhenti mendengarkan Anda).
Selain itu, jaga agar jumlah slidenya minimal sehingga Anda tidak perlu khawatir sering mengganti slide atau memberi isyarat kepada orang lain untuk menggantinya. Aturan praktis yang bagus adalah menggunakan satu sampai dua slide per menit dari waktu presentasi.
Ketahui ruang Anda
Semakin banyak Anda tahu tentang ruang di mana Anda akan berbicara, semakin nyaman Anda ketika tiba saatnya untuk hadir. Pelajari sebanyak mungkin tentang ruang yang akan digunakan.
Berikut adalah beberapa pertanyaan untuk memulai:
Akankah ada layar untuk slideshow?
Apakah saya memiliki mikrofon? Tanpa kabel atau dengan kabel?
Akankah presentasi itu direkam? Kamera apa yang perlu saya perhatikan?
Akankah lampu menyala atau mati?
Apakah saya akan berdiri, atau akan ada kursi?
Akankah ada podium?
Di mana saya selagi menunggu untuk berbicara?
Bagaimana saya akan ke depan/ke atas panggung?
Bagaimana saya tahu kapan waktunya untuk naik? Apakah seseorang akan memperkenalkan saya?
Ke mana saya harus pergi ketika saya selesai berbicara?
Menyimpulkan
Apa yang Anda katakan di awal dan di akhir pidato Anda adalah apa yang paling akan diingat oleh audiens. Saat Anda mengakhiri pidato Anda, ada beberapa komponen penting yang perlu Anda sampaikan:
Berterima kasih kepada audiens Anda untuk waktu mereka dan karena telah mendengarkan.
Ajak orang-orang untuk bertindak: cara untuk berhubungan dengan Anda setelah Anda selesai berbicara dan belajar lebih banyak tentang Anda dan pelayanan Anda.
Ringkaskan apa yang telah Anda bahas, terutama jika presentasi Anda agak lebih panjang.
Tenanglah, karena Anda sudah melakukannya!
Cara terbaik untuk menjadi lebih baik pada apa pun adalah melakukannya lagi dan lagi. Bahkan jika berbicara di depan umum membuat telapak tangan Anda berkeringat dan lutut menjadi lemah, Anda bisa melakukannya dan melakukannya dengan baik. Ambillah setiap kesempatan yang Anda bisa untuk berbicara kepada orang lain tentang pelayanan Anda, dan Anda akan mendapati diri Anda menjadi lebih nyaman dan alami dari waktu ke waktu.
Apakah ada lagi tips berbicara di depan umum untuk misionaris yang bisa dibagikan? Beritahu kami di bawah ini!
(t/Jing-Jing)
Diterjemahkan dari:
Nama situs | : | Team.org |
URL | : | https://team.org/blog/public-speaking-tips-for-missionaries/ |
Judul asli artikel | : | 8 Public Speaking Tips for Missionaries |
Penulis artikel | : | Carrie Mills |
Tanggal akses | : | 14 Juli 2017 |
- Login to post comments
- 1610 reads