Home
       

Resources
Artikel
Artikel-artikel MISI
Bahan PA
Misi Allah Bagi Dunia &
Para Pengubah Dunia
Cerita Misi
Alkitab di Seluruh Dunia :
48 Kisah Nyata
Buku
Buku-buku Misi
Doa
Doa bagi Negara
Doa bagi Kota
Doa bagi Suku
PD Timotius
40 Hari Doa
e-KJDN
Info
Sejarah
Ulasan Tokoh MISI
Lembaga
Lebih dekat dengan lembaga MISI
Media
Berbagai program pengabaran Injil
Lintas Budaya
Lintas Religi
Profil Suku di Indonesia
 
 Renungan
 Kesaksian
 
| negara 32
dari 43 negara

UGANDA

Uganda -- Kelompok yang menamakan diri "Pasukan Penolak Tuhan" telah menculik 30 ribu anak-anak berusia antara 10 sampai 15 tahun di utara Uganda. Mereka diculik untuk menjadi anggota pasukan mereka dan sebagai budak seks. Ribuan anak telah melarikan diri, kembali ke rumah mereka masing-masing dengan menderita stres. Presiden World Vision, Richard Sterns berkata bahwa mereka sedang menolong anak- anak yang berhasil melarikan diri. "Kami membawa mereka ke pusat anak-anak korban perang World Vision untuk memulihkan kondisi emosi, rohani, serta fisik mereka, terutama keluarga mereka yang telah mendoakan mereka selama bertahun-tahun. Menurut Sterns, satu-satunya jawaban untuk membantu anak-anak ini adalah Kristus. "Kebanyakan tugas yang kami lakukan bersama anak-anak ini sebenarnya adalah untuk melimpahi mereka dengan Firman Tuhan. Saya tidak pernah melihat kuasa yang lebih besar dari Injil karena mereka adalah anak muda yang perlu untuk mengampuni dirinya sendiri sekaligus mengetahui bahwa mereka telah diampuni. Jadi, kuasa Kristus dalam situasi seperti ini sangatlah menakjubkan."
[Sumber: Mission Network News, Maret 2006]

Pokok Doa:

  • Tidak ada yang mustahil bagi Bapa. Oleh karena itu, mintalah agar Roh Kudus bekerja di hati "Pasukan Penolak Tuhan" sehingga mereka bertobat. Berdoalah agar ada utusan untuk memberitakan Kabar Kebenaran ini kepada mereka.
  • Doakan anak-anak yang dilayani oleh World Vision agar hati mereka dapat dijamah oleh Roh Kudus sehingga kondisi emosional dan kerohanian mereka dapat dipulihkan.

e-JEMMi 15/2006


Pemberontakan telah membekaskan luka bagi seluruh generasi anak-anak di Uganda. Saat ini PBB meningkatkan perhatiannya pada Uganda untuk membantu lebih dari 2 juta orang yang harus mengungsi akibat perang saudara. Laporan dari PBB mengatakan bahwa keadaan itu merupakan salah satu krisis pengabaian kemanusiaan terbesar. Menurut wakil World Vision, Amy Parodi, tragedi yang sedang terjadi adalah generasi muda di Uganda kini hanya mengenal perang. "Pemulihan kerohanian, konseling, dan bantuan psikologi adalah hal yang sangat penting, selain untuk membantu warga pengungsi yang tidak mempunyai pekerjaan ini agar mendapatkan kembali mata pencahariannya sehingga mereka dapat menopang hidupnya sendiri. Dengan demikian, mereka tak perlu lagi melakukan kekerasan untuk mendapatkan kebutuhan mereka." Parodi mengatakan bahwa tim mereka juga sangat sensitif terutama pada dampak Injil di daerah tersebut. "Kami memiliki kesempatan yang menakjubkan, terutama lewat pusat pemulihan kami, khususnya untuk sharing tentang hal mengampuni pada anak-anak yang dirawat di tempat ini. Jadi ketika mereka datang ke World Vision Center dan mereka belajar bahwa mereka telah diampuni, karena ada seorang Pribadi yang telah membayar konsekuensi dari kesalahan yang mereka lakukan. Mereka dapat memulai segala sesuatunya dengan kesegaran dan dapat merasakan pengampunan itu melalui cara yang bahkan kebanyakan orang di Amerika Serikat tak dapat merasakannya.
Sumber: Mission Network News, November 25th 2005

  • Doakan tim misi World Vision Center yang melayani di Uganda dalam membantu pemulihan rohani dan membantu warga pengungsi supaya mendapatkan mata pencaharian sehingga bisa membiayai hidupnya sendiri.
  • Berdoa dalam nama Tuhan Yesus supaya keadaan di Uganda dapat segera pulih dan agar damai sejahtera Yesus bisa dirasakan oleh orang-orang di sana khususnya bagi generasi mudanya.

e-JEMMi 49/2005



Audio Scripture Ministry yang berada di Holland, Michigan, berhasil mengumpulkan dana untuk menolong Suku Ik (eek) di Uganda agar dapat mendengar Injil. Pekerja dari Audio Scripture mengatakan para misionaris telah meminta agar pelayanan mereka dibantu dengan adanya rekaman Injil, publikasi rohani, dan pembagian Alkitab audio pertama bagi Suku Ik yang jumlahnya kira-kira 5.000 orang. Dukungan Anda bisa membantu distribusi Kabar Baik tentang Yesus Kristus bagi Suku Ik secepat mungkin.
Sumber: CMDNet Weekly Update, 8 Juni 2003

  • Doakan pelayanan Audio Scripture Ministry di Uganda agar dapat merealisasikan proyek rekaman Injil bagi Suku Ik
  • Berdoa supaya pelayanan dengan semua sarana tersebut bisa menjangkau Suku Ik sehingga mereka bisa mengenal Yesus

e-JEMMi 36/2003


"The Evangelical Fellowship of Uganda" menerbitkan suatu study pada pertengahan tahun 2002, yang melaporkan bahwa Kampala, ibukota Uganda, sekarang telah memiliki lebih dari 1000 gereja Kristen. Kota ini memiliki populasi sekitar 1 juta orang dengan tambahan 500.000 orang selama hari kerja. "Hanya ada 635 gereja resmi yang terdaftar, namun sejumlah besar gereja independen telah banyak didirikan," menurut tim peneliti dari "Fellowship of Ugandan Statisticians" yang menganalisa gereja-gereja yang anggotanya lebih dari 20 jemaat. Sebagian besar dari jemaat bersekutu di "National Fellowship of Born-Again Churches" atau the EFU (Evangelical).

Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa "Lunch Hour Fellowships" banyak diminati di Kampala. Persekutuan ini dimulai pukul 12.00 - 14.00 WIB dan ditujukan bagi mereka yang bekerja di kota. Jemaatnya beragam, mulai dari ahli politik, polisi, supir taksi, dan para manager.

Sumber: FridayFax, October 4, 2002

  • Naikkan syukur atas kemajuan pesat yang terjadi di Kampala dan banyaknya gereja yang didirikan bisa menjadi efektif dalam menggembalakan jemaatnya.
  • Doakan agar gereja-gereja dapat bersatu dan menjadi saksi-saksi Kristus yang efektif di setiap lapisan masyarakat Kampala.
  • Di Indonesia juga disediakan jam khusus makan siang untuk para pegawai. Berdoa supaya ada semakin banyak Lunch Hour Fellowships" (Persekutuan pada Jam Makan Siang) diselenggarakan di berbagai instansi di Indonesia.

e-JEMMi 48/2002


Seorang misionaris di Uganda tiba di sebuah gereja untuk menghadiri rapat. Dia terkejut saat melihat lebih dari 20 orang remaja sedang bermain voli -- sebagian kecil di antara mereka adalah jemaat gereja tersebut. Misionaris ini mempelajari bahwa beberapa pemuda gereja tersebut membutuhkan aktivitas-aktivitas yang dapat mereka lakukan. Lalu mereka mulai mengundang teman-teman sekolahnya untuk berolah raga di halaman gereja. Kelompok itu terus bertambah, dan ketika jemaat dewasa gereja mulai berkenalan dengan para remaja baru itu, jemaat dewasa mulai mengunjungi mereka dari rumah ke rumah, mendoakan kebutuhan keluarga mereka, dan sekaligus mengabarkan Injil. Misionaris tersebut menaikkan pujian bagi Allah saat melihat pertumbuhan kedewasaan iman dari segenap jemaat yang disebabkan oleh adanya program pemuridan di gereja tersebut.

Sumber: Advance: Feb. 8, 2002

  • Bersyukur untuk program pemuridan dari gereja yang ada di wilayah Uganda ini. Doakan agar program tersebut dapat disebarluaskan di gereja-gereja lain di Uganda.
  • Berdoa supaya para remaja/pemuda yang dijangkau dalam program pemuridan itu dapat terus bertumbuh imannya dan menjangkau pemuda lain yang belum mengenal Kristus.

e-JEMMi 14/2002


Seorang misionaris di Uganda membawa beberapa pemutar audio kaset yang digerakkan oleh tangan ke sebuah desa yang dihuni oleh kelompok suku Karamojong. Misionaris ini juga membawa kaset-kaset berisi cerita-cerita Alkitab yang telah digarap dengan menggunakan musik dalam bahasa Karamojong. Ketika ia kembali ke desa tersebut dua minggu kemudian, ia mendengar radio kaset sedang diputar. Rupanya sekarang setiap orang di desa itu telah mempelajari setiap lagu yang ada. Desa-desa lain yang ada di sisi gunung lainnya sekarang meminta agar mereka juga mendapat kaset-kaset dan radio tersebut.
==> http://www.littlestar.com/karamoja/

Sumber: Advance: 4 Januari 2002

  • Doakan agar Roh Kudus menanamkan Firman Tuhan dalam hati penduduk Karamojong melalui cerita-cerita dan lagu-lagu yang diputar melalui alat pemutar audio.
  • Doakan usaha untuk melengkapi cerita-cerita Alkitab ini dalam bahasa dan musik yang mereka kenal agar dapat didistribusikan ke desa-desa lain.

e-JEMMi 11/2002


Seratus orang termasuk di dalamnya 70 aktor -- yang sedang di uji coba sebagai pengisi suara -- menerima Kristus sebagai Juru Selamat sesudah mereka menyaksikan bagian-bagian dari film YESUS selama audisi-audisi yang dilakukan di Uganda. Tim teknik yang men-dubbing film tersebut dalam bahasa Kupusybiny telah mengundang aktor-aktor tersebut untuk uji coba sebagai pengisi suara. Dalam jangka waktu 12 bulan berikutnya, sekitar 35.000 orang Uganda ambil keputusan untuk menerima Kristus saat mereka menyaksikan pemutaran film YESUS.

Sumber : Advance News Letter Edisi Juni '99

e-JEMMi 03/2000


Obat-obatan untuk ternak menjadi sarana masuknya proyek Injil audio di Uganda. Audio Scripture Ministries (ASM) sedang membantu proyek obat-obatan untuk ternak di bagian Timur Laut, Uganda. Penduduk di negara ini sedang memperbaiki sistem pertaniannya. Namun, mereka juga pernah mengalami kekerasan dan konflik bersenjata. ASM melihat kesempatan bagus untuk memulai pelayanan unik dengan membantu para penduduk dalam mengurusi ternak mereka. Hal ini merupakan pintu masuk bagi palayanan penginjilan. Di satu sisi, pelayanan ini membantu masalah ternak mereka, dan di sisi lain pelayanan ini juga menyediakan kebutuhan rohani untuk memulihkan hati mereka melalui Injil dalam bentuk audio. Ada sekitar 30 perangkat pemutar TapeTalk2 yang akan dikirim ke Uganda pada bulan ini, sedangkan proyek pelatihan dan distribusi bahan akan dimulai bulan September nanti.
Sumber: Mission Network News, August 5th, 2004

  • Bersyukur karena ASM menggunakan peluang unik ini untuk memberitakan Injil di Uganda. Doakan agar Allah menyiapkan hati para penduduk Uganda untuk menerima Injil.
  • Doakan sarana dan pekerja yang akan dikirim dan ditugaskan untuk melakukan pelayanan di Uganda agar dipakai untuk menjangkau jiwa bagi Kristus.

e-JEMMi 32/2004



|




 Ke atas 
© 2003 YLSA