You are here
Betawi di Indonesia
Pendahuluan/Sejarah
Orang-orang Betawi dianggap sebagai penduduk asli Jakarta. Mereka sering kali disebut "Orang-orang Jakarta, Batavi, Batawi, atau Jakarte". Mereka berasal dari campuran orang-orang yang tiba di Batavia (nama sejarah Jakarta), dan telah mendiami kota pelabuhan ini sejak abad ke-15. Orang-orang Betawi asli didapati di daerah-daerah yang jauh dari Jakarta, seperti Pasar Minggu di Jakarta Selatan, Condet di Jakarta Timur, dan daerah Kampung Sawah di Bekasi, Jawa Barat.
Project Compassion
Kegiatan Mission Trip tentu dapat menjadi pengalaman yang membentuk hati misi bagi para pesertanya. Meski waktunya terbilang singkat, asalkan dikerjakan dengan terarah, mission trip juga bisa memberi dampak besar bagi orang-orang yang dilayani. Contohnya saja perluasan pelayanan Project Compassion yang berasal dari kegiatan-kegiatan mission trip seperti itu.
Dapatkan Kumpulan Bahan Natal di natal.sabda.org dan International Day of Prayer for the Persecuted Church (IDOP)
1. Dapatkan Kumpulan Bahan Natal di natal.sabda.org
Kami yakin bahwa Anda yang aktif dalam pelayanan pasti sudah mulai berpikir untuk mempersiapkan Natal, bukan? Nah, dengan gembira kami menginformasikan bahwa Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) telah menyediakan wadah di situs "natal.sabda.org" bagi setiap pelayan Tuhan, agar bisa saling berbagi bahan-bahan Natal dalam bahasa Indonesia. Ada banyak bahan yang bisa didapatkan, seperti Renungan Natal, Artikel Natal, Cerita/Kesaksian Natal, Drama Natal, Puisi Natal, Tips Natal, Bahan Mengajar Natal, Blog Natal, Resensi Buku Natal, Review Situs Natal, e-Cards Natal, Gambar/Desain Natal, Lagu Natal, dan bahkan sarana diskusi tentang topik Natal.
Christian David dan Hans Egede (Editorial Edisi 43-2012)
Shalom,
Hans Egede dan Christian David adalah misionaris yang berasal dari dua negara berbeda. Hans Egede adalah misionaris senior dari Norwegia, sementara Christian David merupakan misionaris muda dari Moravia, Ceko. Meski berasal dari tempat yang berbeda, mereka berada dalam pelayanan yang sama, yaitu Tanah Hijau. Mereka memiliki cara yang berbeda dalam menyebarkan Injil kepada orang-orang Eskimo, sehingga mereka sering mengalami konflik. Namun, di tengah konflik itu, mereka masih saling memerhatikan ketika salah satu dari mereka mengalami kesusahan. Sesuatu yang menarik dan bisa kita pelajari. Selamat membaca.
Christian David dan Hans Egede
Selain Count Zinzendorf, pribadi yang paling terlibat dalam pendirian gereja Moravia adalah Christian David. Ia bertugas membawa saudara-saudara (Unitas Fratum) yang diasingkan dari seluruh wilayah Eropa sampai ke kediaman Zinzedorf. David dilahirkan di Moravia pada tahun 1690 dalam sebuah keluarga Katolik Roma. Sewaktu kecil, dia adalah seorang penganut Katolik yang saleh, sangat tekun dalam ritual ibadah, hari-hari suci, dan pemujaannya terhadap Perawan Maria. Di kemudian hari, ia menceritakan bahwa hatinya berkobar-kobar oleh ketaatan beragama. Namun di samping kesungguhannya, ia tidak memunyai pemahaman yang benar tentang kekristenan yang sejati, sampai dia dikirim untuk magang pada seorang ahli pertukangan, yang bersama dengan keluarganya secara diam-diam memeluk iman Injili. Namun demikian, pengetahuan David mengenai pengajaran Kristen sangatlah terbatas. Akhirnya, sebelum usianya genap 20 tahun, ia mendapatkan Alkitab, sebuah buku yang tidak pernah ia baca sebelumnya.
Supremasi Allah dalam Misi Melalui Doa 2 (Editorial Edisi 42-2012)
Shalom,
Pada edisi 41 telah dibahas peranan doa dalam menghadirkan kuasa Allah untuk pelayanan misi. Sebagai kelanjutannya, pada edisi 42 ini kita akan melihat tokoh-tokoh misi yang melandaskan pengharapan mereka pada doa. Sebuah perjuangan tak kenal lelah, yang pada akhirnya melahirkan misionaris-misionaris baru, tentu sangat perlu untuk diteladani. Lalu, bagaimanakah mereka memercayakan pelayanannya dalam doa? Bagaimanakah mereka menghadirkan hadirat Allah dalam 'peperangannya'? Juga, bagaimanakah mereka melihat sebuah pelayanan misi dalam kehidupannya? Kita akan belajar kehidupan doa dari beberapa tokoh kekristenan awal. Selamat membaca, Tuhan memberkati.
Supremasi Allah dalam Misi Melalui Doa 2
Doa-Doa dan Penderitaan John Eliot
John Eliot adalah salah seorang kaum Puritan yang dengan penuh pengharapan menyeberangi Samudra Atlantik pada tahun 1631 ketika ia berusia 27 tahun. Setahun kemudian, ia menjadi pendeta sebuah gereja yang baru di Roxbury, Massachusetts, hampir 1 mil dari Boston. Namun, sesuatu terjadi dan itu membuatnya menjadi lebih dari seorang pendeta.
Rumania Tahun 2012
Tim dari Vision Beyond Borders (VBB) yang dikepalai oleh MG membagikan Injil kepada orang-orang yang belum percaya, dan juga membangun sebuah rumah bagi seorang kepala Panti Asuhan Haven of Hope.
Supremasi Allah dalam Misi Melalui Doa 1 (Editorial Edisi 41-2012)
Shalom,
Tuhan memberikan suatu misi kepada anak-anak-Nya untuk memberitakan Injil sampai ke ujung bumi. Ini merupakan misi yang tidak mudah mengingat dunia berada dalam pengaruh si jahat. Namun tentu saja, Tuhan tidak membiarkan kita menjalankan misi itu seorang diri, Dia berjanji akan menyertai kita. Kenyataannya, hanya ketika ada kuasa Allah itulah misi itu dapat terselesaikan. Tetapi bagaimana menghadirkan kuasa Allah itu? Sebenarnya, Tuhan telah menyediakan 'transmiter' rohani supaya kita dapat menghubungi-Nya kapan saja. Itulah doa. Mengingat begitu pentingnya kuasa Allah yang dapat dihadirkan melalui doa dalam kehidupan Kristen, kami mempersembahkan dua edisi untuk mengupas topik ini. Dalam edisi yang pertama ini, kita akan melihat peran doa dalam kaitannya dengan kuasa Allah: bagaimana doa itu bisa sangat bermanfaat dan bilamana doa itu tidak berfungsi. Selamat membaca, Tuhan memberkati.
Supremasi Allah dalam Misi Melalui Doa 1
Doa Adalah Menggunakan Firman Tuhan
Dalam Efesus 6:17-18, Paulus menghubungkan kehidupan perang dengan doa: "...dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah, dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus". Dalam versi Yunani, ayat 18 tidak memulai sebuah kalimat yang baru. Ayat itu terhubung dengan ayat 17: "Ambillah pedang roh yaitu firman Tuhan, berdoalah dalam segala doa dan permohonan untuk segala keadaan ..." Ambil pedang ... berdoa! Inilah caranya kita menggunakan firman Tuhan -- dengan berdoa. Doa adalah komunikasi dengan markas besar, di mana senjata untuk berperang dibagikan menurut kehendak Tuhan. Inilah hubungan antara senjata dan doa dalam Efesus 6. Doa untuk peperangan.