keselamatan

warning: Creating default object from empty value in /home/sabdaorg/public_sabda/misi/modules/taxonomy/taxonomy.pages.inc on line 33.

Saat-Saat Terakhir

Saat terakhir

Baca: Yohanes 19:16-18

Kata Yesus kepadanya, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus." (Lukas 23:43)

Kematian Yesus dan Pengorbanan yang Menyelamatkan

Bayangkan apa yang akan dialami para murid-murid Yesus jika pada akhir pekerjaan-Nya di bumi, Yesus Kristus tiba-tiba menghilang, mengabaikan hal yang paling ditakutkan dalam peradaban manusia -- maut. Mungkin tiba-tiba firman-Nya hanya akan menjadi sekadar kata-kata tak berarti, dan makna agung dari pengorbanan-Nya di kayu salib mungkin hilang. Semua hal yang dilakukan-Nya, selain kematian-Nya, mungkin akan membuat firman-Nya dianggap palsu, sedangkan Tuhan tidak memberikan segala sesuatu yang palsu kepada kita.

Dipanggil untuk Menjadi Berkat

Salah satu kegagalan yang paling menyedihkan dari umat Kristen adalah kegagalan untuk dapat menjadi berkat bagi dunia. Sejak umat Allah memperoleh identitasnya sebagai bangsa yang kudus, memiliki hukum dan tanah perjanjian, maka masa peperangan dan permusuhan dengan bangsa-bangsa lain sebenarnya sudah berakhir. Janji Allah kepada Abraham akan digenapi (Kejadian 12:2-3). Umat Allah akan menjadi berkat bagi bangsa-bangsa lain di seluruh muka bumi, karena memang untuk maksud itulah pemilihan dan keselamatan dianugerahkan kepada mereka (Yesaya 2:1-5). Yosua 24 menyaksikan bahwa umat Israel ditempatkan oleh Allah di tengah bangsa-bangsa lain dengan risiko sangat tinggi karena ilah-ilah mereka begitu menarik untuk disembah, sementara sikap bangsa-bangsa lain itu juga cenderung mempersulit dan menganiaya umat Allah (Lukas 10:3; Yohanes 17:14-19). Meskipun demikian, mereka terpanggil bukan untuk berperang, melainkan untuk menjadi berkat. Memang, peperangan yang tak terhindarkan masih mungkin terjadi, tetapi Allah tidak pernah memanggil mereka untuk membinasakan bangsa-bangsa lain, bahkan kerjasama dalam membangun kesejahteraan dan kebenaran harus diciptakan (1Raja-raja 5:1-12; Yeremia 29:7). Mereka harus mengasihi, bahkan mendoakan mereka yang memusuhi (Matius 5:44), karena panggilan untuk "menjadi berkat" adalah salah satu bukti dari iman yang sejati (Matius 5:46).

Dan Mereka Menutupi Muka-Nya

(Lukas 22:64; Markus 14:65)

Dilihat dari segi sejarah, kesengsaraan Kristus sama sekali adalah termasuk masa silam. "Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-lamanya, dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah" (Roma 6:10) dan sesudah itu tidak mati lagi; maut tidak lagi memegang kuasa atas diri-Nya. Tetapi secara rohani, kesengsaraan Kristus tetap ada dan berulang-ulang terjadi. Kita menyalibkan Dia lagi. Yesus Kristus terus-menerus dikhianati, ditinggalkan, ditolak, ditudungi, diludahi, didera, diejek, dan kemudian disalibkan.

Di manakah Anak Itu?

Oleh: Luis Palau

Hadiah Natal

Beberapa tahun yang lalu sebuah keluarga kaya memutuskan untuk mengadakan upacara pembaptisan bayi di rumah mereka yang megah. Lusinan tamu diundang untuk menghadiri upacara tersebut dan mereka semua tiba dengan mengenakan pakaian-pakaian model terbaru. Setelah menyimpan mantel-mantel elegan mereka di sebuah tempat tidur, di kamar tidur yang ada di ruang atas, para tamu dihibur secara meriah. Akhirnya tiba waktunya puncak acara dari pertemuan tersebut, yaitu upacara pembaptisan bayi. Namun, di manakah bayi itu? Tidak ada seorang tamu pun yang tahu.

Pengasuh bayi itu segera berlari ke ruang atas, dan dia kembali dengan wajah yang putus asa. Setiap orang mencari di mana bayi itu. Lalu seseorang berteriak karena telah melihat bayi itu sedang tertidur di salah satu tempat tidur. Bayi itu tertidur dan tersembunyi dibalik tumpukan mantel, jaket, dan mantel bulu dari para tamu. Obyek perayaan saat itu telah terlupakan, terabaikan, dan nyaris tersembunyi!