Pakistan

warning: Creating default object from empty value in /home/sabdaorg/public_sabda/misi/modules/taxonomy/taxonomy.pages.inc on line 33.

Selamat dari Perbudakan

Pertama, mereka mendengar suara mesin motor di dekat rumah mereka. Sementara S dan ibunya, MR, melihat orang yang bersepeda motor tersebut memacu motornya menyeberangi lapangan. Itu adalah M. M mendekati mereka dan turun dari sepeda motor. M menembakkan senjata pistolnya ke udara dan mendorong MR hingga jatuh ke tanah. Ia memukul S dan menyeretnya ke sepeda motor, memaksanya duduk di depannya. "Jika kamu bersuara, aku akan menembakmu," katanya, sambil mendorong ujung pistolnya di punggung S. MR berusaha mencegahnya, tetapi tidak mampu karena M mencekiknya. M melepaskan cekikannya dan memacu motornya. Ia membawa S ke rumahnya. Di dalam rumah ini, ia menjebloskan gadis ini ke dalam sebuah kamar yang hanya dilengkapi dengan sebuah tikar di lantai. Kamar ini akan menjadi penjaranya dan ruang penyiksaan selama empat bulan setelah hari itu.

Pakistan

Sebuah Negara yang Belajar Bertahan dalam Penderitaan

Sejarah

Pada tahun 1876 Pakistan masih dikenal sebagai sebuah bagian dari Kerajaan Inggris-India. Tetapi pada abad ke-20, rakyat yang beragama Islam berjuang untuk merdeka dari negara Inggris. Akhirnya, pada tahun 1947 India dibagi dan Pakistan memproklamasikan kemerdekaannya. Lewat undang-undang pertama pada tahun 1956 Pakistan dijadikan sebagai Republik Islam. Lima belas tahun berikutnya, Pakistan Timur memisahkan diri dari Pakistan dan memproklamasikan diri sebagai negara Bangladesh.

Tiga kali Pakistan berperang dengan India, oleh karena kedua-duanya ingin berkuasa atas Kashmir. Selain itu, pemerintahan Pakistan beberapa kali dibubarkan dan dibentuk lagi. Sampai akhirnya pada tahun 1999, Jendral Musharraf merebut kekuasaan dan mulai mengatur negara Islam ini. Presiden Musharraf mendukung Amerika Serikat dalam kampanye memberantas terorisme. Oleh karena sikap inilah, Presiden Pakistan sering dikritik oleh kaum Islam yang fanatik dan konservatif.