Kenya Tahun 2005

Audio Scripture Ministries sedang bersiap-siap untuk meluncurkan
program penginjilan perdana di luar Nairobi, Kenya. Mendengar hal
itu, Anda mungkin bertanya, "Bukankah Kenya sudah dijangkau Injil?"
Tom Dudenhofer dari ASM mengatakan bahwa meskipun pelayanan misi
sudah ada di Kenya selama lebih dari satu abad, "Kemiskinan dan
terisolasinya banyak wilayah di luar pusat perkotaan telah
menciptakan generasi baru dari orang-orang yang terabaikan karena
penginjilan tidak dilakukan secara terus-menerus di wilayah-wilayah
yang terisolasi tersebut. Orang-orang itu perlu dijangkau lagi
dengan Injil Yesus Kristus." Cara kerja program tersebut adalah
sebagai berikut: "Program Alkitab ini akan dijalankan dengan
memberikan semacam tape recorder kepada salah seorang pendeta lokal
di salah satu desa yang belum terjangkau. Seluruh penduduk desa
berkumpul bersama untuk mendengarkan Alkitab audio melalui tape
recorder tadi. Lalu mereka menghafalkan ayat-ayat yang sudah
didengar. Para pendengar juga didorong untuk mensharingkan kesaksian
hidup yang mereka alami."

Sumber: Mission Network News, June 24th 2005

Pokok Doa :


  • Doakan pelayanan ASM di Kenya dalam menjangkau orang-orang yang
    terabaikan dan melengkapi para pendeta sehingga mereka siap
    melakukan pelayanan penginjilan ke desa-desa lain.

  • Berdoa untuk para penduduk yang sejak awal mengikuti program
    siaran Alkitab ini baik di gereja maupun di kebaktian keluarga
    sehingga mereka bisa terbuka kepada Injil.

e-JEMMi 27/2005


Setiap bulan, ada ribuan orang di Afrika yang mengenal dan mau
datang kepada Kristus. Setelah mereka menjadi petobat baru, mereka
mulai terlibat dalam sebuah gereja lokal. Kebanyakan dari gereja-
gereja lokal tersebut dijalankan oleh orang-orang Kristen yang belum
mempunyai pendidikan formal Teologi. Perwakilan dari Christian World
Outreach (CWO) memberikan perhatian terhadap hal tersebut. "Ada
kekosongan dan kebutuhan yang besar akan pendeta dan pemimpin-
pemimpin gereja yang berkualitas. Kami mengirim pasangan misionaris
pertama ke Machakos, Kenya untuk belajar di sebuah universitas kecil
yang bernama Scot Theological College." Saat ini ada sekitar 25
siswa dari seluruh Afrika. CWO mengatakan jika para pemimpin baru
tidak mendapatkan pemahaman Alkitab yang benar, maka pemujaan-
pemujaan kepada kepercayaan semula dapat muncul kembali. "Orang
akan meninggalkan kepercayaannya yang semula dan menjadi pengikut
Kristus. Namun, jika tidak ada pelayanan follow-up, mereka tidak
bisa bertumbuh secara rohani. Pendidikan yang diberikan di Scot
Theological College akan membantu pelayanan penginjilan yang
dilakukan CWO. Dengan demikian, kami bisa mengarahkan para petobat
baru ke suatu gereja yang telah memiliki pemimpin terlatih.

Sumber: Mission Network News, April 8th, 2005

Pokok Doa :


  • Doakan program pelayanan CWO dalam memberikan bekal pendidikan
    teologi kepada para pemimpin gereja di Kenya.

  • Berdoa untuk pelayanan follow-up bagi para petobat baru dan juga
    gereja-gereja lokal yang yang akan menggembalakan mereka.

e-JEMMi 17/2005