Teknologi dan Penginjilan

Kita semua memiliki cara berbeda yang dengannya kita dapat membagikan Injil: pada berbagai pesta, melalui kegiatan olahraga, kartu, buku, email, media sosial, atau bahkan melalui bir atau makan malam. Daftar ini tidak lengkap dalam metode yang tersedia untuk berbicara tentang Kitab Suci.

Metode yang berbeda dapat digunakan pada individu atau audiens yang berbeda. Pendekatan kita harus berfokus pada audiens. Kita membutuhkan alat untuk berada di sekitar audiens sehingga tepat untuknya, atau mereka.

teknologi

Kita sering memiliki metode/alat-alat favorit kita. Cara yang saya sukai untuk membagikan Injil adalah dengan bercerita. Dulu, saya menulis blog berdurasi delapan setengah menit mengenai kisah Penciptaan hingga Gereja yang efektif. Masih demikian. Tidak ada yang bisa disamakan dengan mengundang kesediaan orang untuk menceritakan sebuah kisah dan kemudian menyuarakan kisah tersebut. Di tengah-tengah kegiatan ini, saya bekerja sama dan ikut menciptakan percakapan spiritual — sepenuhnya memercayai Roh Kudus dan menyerahkan hasilnya kepada Allah.

Saya tidak pernah ditolak orang untuk menceritakan kisah tentang Allah. Dalam memulai percakapan yang bersahabat, saya selalu bertanya, "Apakah Anda ingin mendengar cerita tentang Allah yang saya percayai?" Orang lain selalu mengatakan ya. Kemudian, saya mulai bercerita.

Ceritanya tidak pendek; hal itu membutuhkan hubungan yang disengaja dari kedua pihak. Dari waktu ke waktu ceritanya terputus, tetapi saya meminta orang itu untuk mendengar lebih banyak, sampai akhir.

Lebih sering dibanding sebaliknya, orang bersedia untuk melanjutkan tanpa gangguan lebih lanjut. Seringkali, setelah bercerita, (beberapa) orang mungkin memiliki pertanyaan dan saya hanya membawanya kembali ke dalam cerita dan bertanya kepada mereka apa yang dinyatakan cerita itu. Kisah kreatif dari Penciptaan hingga gereja ini penuh dengan firman Tuhan, dan firman Tuhanlah yang bekerja — saya hanya mengomunikasikan cerita itu.

Dengan mengarahkan orang kepada isi cerita, pikiran mereka jauh lebih terlibat dalam gambar-gambar tekstual dalam cerita. Menghidupi imajinasi kisah membuat orang tertarik pada kisah Injil.

Ada juga saat-saat ketika saya bertemu orang-orang dari berbagai negara dengan bahasa mereka sendiri. Di sinilah saya beralih pada aplikasi untuk membantu saya.

Saat tengah mengupayakan kemauan mereka untuk melihat atau mendengarkan aplikasi, saya menunjukkan kepada mereka foto keluarga saya dan membangun hubungan. Tanpa ragu, mereka memberi tahu saya tentang keluarga mereka. Saya memberikan waktu untuk mendengarkan, tetapi saya tidak membiarkan perasaan mereka tentang keluarga mereka menggagalkan saya dari membuka aplikasi.

Kita semua memiliki aplikasi favorit. Untuk metode/alat Injil dalam bahasa yang berbeda, saya suka menggunakan baik Bible.IS atau Film Yesus, yang keduanya memiliki lebih dari 1400+ bahasa yang mudah diakses. Namun, pertama-tama saya harus membuat keputusan, apakah mereka lebih suka mendengar atau melihat aplikasi. Jika mereka berasal dari budaya yang mewarisi tradisi (kristiani) dengan baik, saya langsung memutuskan untuk mendengarkan Alkitab audio karena mereka lebih terbiasa mendengarkan. Jika mereka adalah generasi milenial, saya biasanya mengundang mereka untuk memilih media.

Akhirnya, jika mereka mengemudi, saya hanya akan memperdengarkan audio dalam bahasa mereka sendiri.

Menghidupi imajinasi kisah membuat orang tertarik pada kisah Injil.
  1. Facebook
  2. Twitter
  3. WhatsApp
  4. Telegram

Abad ke-20 adalah tentang tripod logam untuk mengambil foto; abad ini adalah tentang tripod manusia untuk membuat dan menampilkan video. Setelah aplikasi diluncurkan, saya memegangnya langsung di depan orang tersebut sehingga ia dapat memiliki tampilan yang baik. Ketika video Film Yesus mulai diputar dalam bahasa asalnya, ia menonton dengan takjub, kadang-kadang memegang tangannya ke dadanya, atau melipat tangan di pelukan karena mereka mendengar bahasa asalnya.

Saya menyadari bahwa pemirsa hampir selalu menerjemahkan isi filmnya kembali kepada saya! Saya merespons dengan pandangan penuh pengertian, dan mendorong mereka untuk terus menyaksikannya.

Bergantung pada waktu dan ketersediaan waktu, saya serahkan kepada orang tersebut untuk melihat atau mendengarkan kontennya sendiri dan mendorong percakapan pada waktu yang lain. Pertemuan atau perjumpaan jarang terulang dengan sendirinya, dan saya menyadari peran yang saya miliki hanyalah untuk menyajikan Injil dengan cara yang efektif. Adalah peran Roh Kudus untuk mengejar, berbicara, menginsafkan, dan membawa jiwa itu ke dalam kerajaan (Allah).

Lima ratus tahun yang lalu, proliferasi teknologi cetak menyebabkan revolusi pada gereja dan masyarakat. Sekarang, tepat dalam abad ini, teknologi digital meluncurkan revolusi dalam gereja dan masyarakat. Maukah Anda bergabung dengan revolusi Injil yang baru? (t/N. Risanti)

Diterjemahkan dari:
Nama situs : Gospel-Life.net
URL : http://www.gospel-life.net/technology-evangelism/
Judul asli artikel : TECHNOLOGY & EVANGELISM
Penulis artikel : Samuel Chiang