In Remembrance of Me – Empat Fakta Tentang Perjamuan Tuhan

Kita melakukannya setiap minggu, setiap bulan, atau setiap tahun. Sebagian orang menyebutnya Komuni, Perjamuan Kudus, Perjamuan Tuhan, atau Perayaan Ekaristi. Kita tahu bahwa ini adalah perayaan yang sangat penting bagi umat Kristen. Tetapi, apakah kita menyadari sepenuhnya betapa pentingnya perayaan ini bagi Yesus dan murid-muridNya?

Pada suatu malam yang bersejarah, tepat sebelum Dia dikhianati, seorang Rabi muda berkumpul bersama “lingkaran terdekat-Nya.” Mereka mengadakan perjamuan ini untuk pertama kalinya. Di sinilah Yesus mengucapkan kata-kata yang akan bergema hingga ribuan tahun setelahnya: “Perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku.”

Berikut adalah beberapa fakta yang dapat kita ketahui dari perjamuan yang mengawali serangkaian peristiwa bersejarah tersebut. Keempat fakta ini dapat membantu kita semakin menghargai apa yang telah Yesus lakukan untuk kita. Juga, memperdalam makna perjamuan ini setiap kali kita mengambil bagian di dalamnya.

1. Inilah satu-satunya peringatan yang Yesus pesankan untuk terus dilakukan murid-muridNya

Jika kita bertanya kepada mayoritas umat Kristen, atau bahkan umat beragama lain, “Apa perayaan nomor satu umat Kristen?” Mungkin jawaban pertamanya adalah Natal, dan jawaban kedua adalah Paskah. Keduanya mungkin memang perayaan yang paling dikenal dan tentunya masing-masing mempunyai makna yang sangat penting bagi kita. Tetapi, pada Perjamuan Tuhan inilah Yesus mengucapkan satu kalimat yang menandakan signifikansi perayaan ini, “Perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku.”

Bagi jemaat abad pertama, inilah perayaan yang selalu mereka lakukan setiap kali mereka berkumpul di rumah-rumah. Pertemuan mereka selalu diwarnai dengan peristiwa memecah roti dan minum anggur untuk merenungkan pengorbanan Yesus di kayu salib. Tentunya, Yesus masih menginginkan hal yang sama dilakukan oleh murid-muridNya 2000 tahun kemudian.

2. Yesus ingin perayaan ini dilakukan dengan sederhana dan praktis

Perayaan Paskah yang menjadi latar dimulainya Perjamuan Tuhan adalah salah satu hari raya terpenting bagi bangsa Yahudi. Tata caranya tertulis detil di dalam Hukum Taurat dan seiring waktu terus berkembang sedemikian rupa. Untuk makanan sendiri, ada beberapa unsur wajib: daging domba yang dipanggang, sayur pahit, dan roti tidak beragi. Karena Yesus menyuruh murid-muridNya untuk menyiapkan makan Paskah (Lukas 22:15), pasti semua unsur itu ada di atas meja.

Mengingat betapa pentingnya perayaan ini bagi bangsa Israel, tak heran jika Paskah dilakukan secara besar-besaran. Paskah juga merupakan perayaan yang kerap dilakukan ketika bangsa Israel mengalami kebangkitan rohani. Misalnya, perayaan Paskah di zaman Raja Hizkia (2 Tawarikh 30:1-27) dan Yosia (2 Tawarikh 35:1-19). Tetapi, fakta bahwa Yesus memilih dua unsur yang paling umum menandakan bahwa Yesus ingin perayaan ini dilakukan dengan sederhana dan praktis.

3. Di sinilah Yesus menyatakan dengan jelas untuk apa dan siapa Dia mati

“Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa.” (Matius 26:28)

Perhatikanlah betapa gamblangnya Yesus menyatakan tujuan dan untuk siapa Dia akan mengalami penderitaan ini. “Untuk pengampunan dosa” dan “bagi banyak orang.” Menariknya, kitab Lukas menuliskan sedikit detil berbeda dari kata-kata Yesus ini. Di sana dituliskan bahwa Yesus menumpahkan darah-Nya “bagi kamu.”

Ya, Yesus menumpahkan darah-Nya untuk menyelamatkan setiap orang yang percaya kepada pemberitaan tentang-Nya. Tetapi, terlebih lagi Dia memilih untuk melewati semuanya demi saya dan kamu. Jangan pernah melewatkan detil kecil ini setiap kali kita melaksanakan Perjamuan Tuhan.

4. Efek Perjamuan Tuhan bergantung kepada sikap hati dan iman pribadi kita

Jika kita kembali kepada perjamuan pertama yang dipimpin oleh Yesus sendiri, kita akan melihat bahwa efek perjamuan berbeda-beda bagi setiap orang. Perjamuan Tuhan tidak membuat Yudas mengurungkan niatnya untuk mengkhianati Yesus. Perjamuan itu juga tidak membuat Petrus, Yakobus, dan Yohanes “kuat berjaga-jaga,” apalagi ikut berdoa bersama Yesus.

Tidak pernah ada unsur mistis atau ajaib di dalamnya. Roti dan anggur tidak serta merta menjadi benda-benda kudus yang mengubahkan kita dengan ajaib. Mengikuti atau tidak mengikutinya tidak secara langsung mengubah kerohanian atau keselamatan kita. Yesus bahkan juga membasuh kaki Yudas yang Dia tahu akan mengkhianati-Nya. Bukankah hal ini menyatakan bahwa kuasa Perjamuan Tuhan sendiri ada pada perenungan kita akan karya-Nya? Efeknya bergantung kepada sikap hati dan iman pribadi kita saat melakukannya. Dengan sikap hati dan iman yang benar, perjamuan ini akan mengubahkan hati kita secara mendalam.

Pentingnya Mengambil Bagian Dalam Perjamuan Tuhan Hari Ini

Setiap hari Iblis berjuang untuk mengambil firman Tuhan yang ditaburkan di hati kita. Kesulitan dan penganiayaan menguji kedalaman keyakinan kita dan dapat melemahkan iman kita. “Kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan akan hal yang lain” (Markus 4:19) bersaing dengan firman Tuhan untuk mendapatkan hati kita. Kita sangat perlu merenungkan hati dan pengorbanan Yesus Kristus.

Entah berkumpul bersama seluruh jemaat maupun bersama beberapa orang murid Yesus saja, Yesus memanggil kita ke meja perjamuan untuk bersekutu dengan-Nya. Makan roti dan minum anggur dalam Perjamuan Tuhan akan membantu kita membulatkan tekad untuk menyelesaikan pertandingan iman dengan baik.

Melewati abad demi abad, benua demi benua, dalam keadaan dianiaya maupun ditentang, kematian Tuhan harus selalu diberitakan sampai Dia datang kembali. Marilah kita menghormati dan menaati permintaan Tuhan dan Juru Selamat kita ini: “Perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku.”

Source : https://gkdi.org/blog/perjamuan-tuhan/