Ketahui 3 Hal Penting Ini Sebelum Anda Punya Sahabat

Suatu kali, seorang teman jemaat mengajukan pertanyaan kepada saya. “Apa kamu punya sahabat di gereja?”

Pertanyaan itu begitu menohok karena menyadarkan saya bahwa saya tidak punya sahabat dalam lingkup gereja.

Setelah teman saya menerangkan sejumlah keuntungan memiliki sahabat di gereja, saya pun belajar membuka diri untuk persahabatan. Puji Tuhan, akhir tahun kemarin saya sudah punya sahabat di gereja.

Namun, setelah dijalani, ternyata hubungan persahabatan itu tidak sesimpel yang saya bayangkan. Teman saya itu hanya memaparkan keuntungannya, tetapi lupa (atau “sengaja” lupa) menyebutkan yang harus saya bayar untuk sebuah persahabatan.

Lho, jadi maksudnya sahabat itu harus dibayar atau bagaimana?

Harga Mahal Sebuah Persahabatan

Memiliki sahabat di gereja memberi kita sejumlah keuntungan, antara lain:

Sahabat akan berjaga-jaga atas jiwa kita. Saat kita lemah, sahabat akan mengingatkan dan menopang kita untuk bangkit kembali.
Sahabat selalu berjalan bersama kita. Kita tidak sendirian dalam menjalani kehidupan.
Sahabat senantiasa mengasihi kita. Sering kali orang-orang di sekeliling kita sibuk dengan urusan masing-masing sehingga kita merasa dilupakan atau tidak dikasihi. Teman akan selalu mengingat dan menyayangi kita.

Namun, dalam persahabatan kita tidak boleh hanya menuntut keuntungan dan mementingkan diri sendiri. Ada tiga hal penting yang harus kita ketahui dan terapkan dalam persahabatan:

1. Persahabatan Butuh Pengorbanan (Give and Take)

Hubungan persahabatan adalah hubungan dua arah (saling), bukan satu arah, seperti pembicara dengan audiensnya. Ketika baru punya sahabat, saya bersukacita atas hubungan dua arah ini. Namun, persahabatan bukan hanya tentang dikasihi, didengarkan, dan diberi, melainkan juga tentang mengasihi, mendengarkan, dan memberi. It’s a give and take relationship. Dan, ini membutuhkan apa yang kita sebut pengorbanan.

Memiliki sahabat berarti Anda harus siap memberi. Kalau Anda ingin punya seseorang yang selalu ada setiap kali Anda membutuhkannya, Anda pun harus siap dicari kapan saja—terutama ketika orang itu sedang down atau butuh bantuan. Hidup bukan hanya tentang diri Anda saja. Setiap orang punya pergumulannya sendiri-sendiri.

Salah satu sahabat terbaik di dunia adalah Tuhan Yesus. Dia tidak mementingkan diri sendiri, bahkan rela memberikan nyawa bagi sahabat-sahabat-Nya.

Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. – Yohanes 15:13

Sebagaimana teladan yang Yesus berikan, standar itulah yang juga Dia harapkan dari kita: bukan hubungan persahabatan yang egoistis, melainkan yang mau berkorban dan terus memberi. Bahkan, lebih dari itu, Tuhan ingin kita mengasihi orang lain seperti diri kita sendiri.

Yonatan mengikat perjanjian dengan Daud, karena ia mengasihi dia seperti dirinya sendiri. Yonatan menanggalkan jubah yang dipakainya, dan memberikannya kepada Daud, juga baju perangnya, sampai pedangnya, panahnya dan ikat pinggangnya. – 1 Samuel 18:3-4

“Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” – Matius 22:39

2. Dekat dengan Tuhan Wajib Hukumnya

Apa kaitannya punya sahabat dan dekat dengan Tuhan?

Persahabatan adalah sarana yang diberikan Tuhan untuk menunjang pertumbuhan rohani kita. Sebuah persahabatan yang baik akan menjaga kita di jalur keselamatan, yang dapat Anda pelajari lebih dalam di artikel ini.

Di sinilah pentingnya dekat dengan Tuhan, karena …

3. Kita Berjaga-jaga akan Jiwa Sahabat

Ya, Andalah yang akan berjaga-jaga atas jiwa sahabat Anda. And it’s a big responsibility.

Umumnya orang akan mendengarkan nasihat orang-orang terdekat, terutama sahabat. Kalau sedang “sehat” secara rohani, Anda bisa memberikan nasihat yang baik dan benar kepada sahabat. Namun, ketika hidup rohani Anda sedang lemah, Anda mungkin akan memberikan saran yang tidak bijaksana. Seumpama orang buta menuntun orang buta, Anda dan sahabat Anda akan sama-sama masuk ke jurang.

Itulah mengapa Anda harus kuat di dalam Tuhan. Sebagai seorang sahabat, otomatis Anda juga menjadi seorang influencer (setidaknya dalam skala kecil). Pendapat dan pemikiran Anda akan dipertimbangkan oleh sahabat Anda. Dan, supaya sama-sama berada di jalur yang benar, Anda perlu takut akan Tuhan. Anda tidak bisa mengubah orang lain 100%, tetapi Anda bisa menjaga diri di dalam Tuhan agar mampu menjaga jiwa sahabat Anda.
Bagaimana cara kita menjaga diri? Dengan membangun hubungan dekat dan dalam dengan Tuhan melalui saat teduh dan doa.

Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu. – Ibrani 13:17

Sepintas, ayat di atas tampaknya ditujukan kepada pemimpin. Namun, saya yakin ini bukan hanya berlaku untuk pemimpin, melainkan juga kita sebagai jemaat atau tubuh Kristus. Kita semua berperan penting dalam menjaga satu sama lain. Kita bertanggung jawab atas keselamatan jiwa sahabat-sahabat kita.

Semua orang ingin punya sahabat. Tapi, siapkah Anda menjadi sahabat? Siapkah Anda membayar harga untuk sebuah persahabatan?

Pertanyaan ini tentunya bukan untuk membuat Anda mundur atau mengecilkan hati orang yang hendak membangun persahabatan. Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan orang lain. Untuk itu, saya ingin mengingatkan: To have a best friend means you have to be a best friend. Siapkan diri Anda menjadi sabahat yang terbaik, maka Anda akan memiliki sahabat-sahabat terbaik pula.

Source : https://gkdi.org/blog/sahabat/