Guinea Bissau

Sejarah

Orang Fula di negara Guinea-Bissau merupakan sebagian saja dari suku Fula yang tinggal di beberapa negara di Afrika Barat. Pada abad ke-15, nenek moyang mereka datang ke Guinea-Bissau dan sering terjadi kawin-mawin dengan suku Mandingka, yang sudah berdomisili di sana. Karena kulit orang Mandingka biasanya dianggap hitam sekali, keturunan dari kawin campur orang Fula dengan orang Mandingka dipanggil "orang hitam" walaupun sebenarnya kedua-duanya berkulit hitam.

Gaya Hidup

Orang Fula mencari nafkah dengan hidup sebagai petani. Mereka juga biasa hidup secara nomad. Ternak mereka terdiri dari sapi dan domba. Semakin banyak ternak, semakin kaya keluarga tersebut. Walaupun mereka memiliki ternak, mereka jarang makan daging. Makanan sehari-hari terdiri dari gandum dan susu. Hanya pada waktu upacara adat saja mereka makan daging. Setelah putra pertama mereka lahir, pasti diadakan perjamuan dengan menyembelih dan mengonsumsi daging sapi. Kampung yang dipanggil Wuro adalah pusat kehidupan sosial mereka. Mereka tidak mau tinggal sendiri. Di Wuro, pekerjaan biasanya dikerjakan oleh kaum wanita. Mereka juga yang menyiapkan makan malam, yang membutuhkan waktu 4 -- 5 jam. Kaum bapak berkewajiban untuk menggembalakan ternak mereka. Semua anak laki-laki di atas 15 tahun wajib membantu ayah mereka.

Setelah hari ulang tahun yang ke-15, seorang putra membangun rumahnya sendiri yang nantinya dibagi dengan istri pertamanya. Istri-istri berikutnya akan pindah ke sana juga dan mendapat satu kamar di dalam rumahnya sehingga seluruh keluarganya tinggal di bawah satu atap.

Agama

Suku Fula beragama M. Mereka diwajibkan untuk hidup adil, murah hati, sabar, dan jujur. Berabad-abad mereka tertutup untuk Injil. Baru dalam beberapa tahun terakhir mereka mulai membuka diri kepada Injil.

Pokok doa:

  1. Doakan bagi kegerakan Injil di Guinea-Bissau karena hampir 99% penduduk Guinea-Bissau beragama Islam. Oleh karena itu, Injil harus dibawa ke Afrika Barat dan ada seorang missionaris yang terbeban untuk menginjili di Afrika Barat.

  2. Doakan juga untuk penduduk Guinea-Bissau yang selama ini hidup nomad dan berpoligami. Semoga kehidupan mereka sejahtera dan tradisi berpoligami bisa berhenti di Guinea-Bissau.

Diambil dan disunting dari:

Judul jurnal : Jurnal Terang Lintas Budaya
Edisi jurnal : Edisi 97/2013
Penulis : tidak dicantumkan
Halaman : 4-5