Suku Mandar (Sulawesi Selatan)

Suku Mandar mendiami dataran rendah pesisir dan pegunungan dari Kabupaten Majene dan Polmas di Provinsi Sulawesi Selatan. Daerah ini dikelilingi oleh pegunungan dan terdapat lahan persawahan yang luas. Hasil lautnya yang terkenal adalah ikan cakalang dan penyu.

Suku Mandar

Bahasa yang dipakai orang Mandar adalah bahasa Mandar dengan 4 dialek, yaitu: Balanipa, Majene, Pamboang, dan Awok Sumakengu. Mata pencaharian mereka adalah bercocok tanam di sawah maupun di kebun dan sebagai nelayan. Hasil perkebunan mereka adalah: kopra dan juga cokelat di daerah Sendana dan Malunda.

Masyarakat Mandar mengenal pembagian kelas sosial. Sebagai masyarakat yang pernah berbentuk kerajaan, mereka mengenal tiga lapisan sosial, yakni lapisan atas yang terdiri atas golongan bangsawan (Todiang Laiyana), golongan orang kebanyakan (Tau Maradika), dan lapisan budak (Batua). Golongan bangsawan memiliki gelar kebangsawanan yaitu Daeng bagi "bangsawan raja" dan Puang bagi "bangsawan adat".

Suku Mandar membutuhkan peningkatan pengelolaan perkebunan agar lebih memberikan hasil yang maksimal. Disamping itu, perlu dilakukan budi daya ikan cakalang dan penyu yang mempunyai nilai jual tinggi untuk meningkatkan pendapatan daerah.

Populasi : 250.000 jiwa
Bahasa : Mandar
Anggota Gereja : 5 (0,0002 persen)
Alkitab : Tidak Ada
Film Yesus : Tidak Ada
Radio : Tidak Ada

Pokok Doa:

  1. Bersyukur untuk 5 orang penduduk yang telah mengenal Injil. Doakan agar mereka dapat menjadi saksi-saksi yang berani dan efektif untuk mengenalkan Kristus kepada penduduk suku Mandar.
  2. Berdoa untuk pemenuhan kebutuhan tenaga-tenaga profesional di bidang pengelolaan perkebunan dan budi daya hasil laut.
  3. Berdoa bagi adanya lembaga dan gereja yang digerakkan oleh Tuhan untuk mengadopsi suku Mandar dan mereka yang berbeban untuk meningkatkan kesejahteraan hidup mereka.

Sumber: CD-ROM SABDA

e-JEMMi 27/2001