Pakistan: Saleema dan Raheela

"Aku berdoa, agar persekutuanmu di dalam iman turut mengerjakan pengetahuan akan yang baik di antara kita untuk Kristus." (Filemon 1:6)

"Jika kamu berjanji menanggung salibmu, hidupmu akan penuh dengan duri, pegunungan, dan kesulitan," demikian kata seorang remaja Pakistan dengan suara yang tegas. Saleema, seorang Kristen yang hidup di Pakistan, yang didominasi oleh umat "agama lain", membagikan imannya dengan seorang teman sekolahnya, Raheela, yang kemudian menerima Kristus.

Keluarga Raheela yang sangat marah, menuntut Saleema karena "menobatkan seorang 'agama lain'", sebuah tuntutan yang bisa mengakibatkan hukuman mati di Pakistan. Saleema dan pendetanya ditahan, dan orang tuanya diinterogasi dan dipukuli oleh polisi. Saleema dianiaya selama dalam penahanan polisi, namun ia tidak mau mengingkari imannya. Malahan, ia menyanyikan dengan perlahan lagu-lagu rohani, dengan harapan bisa menarik yang lain kepada Kristus.

Raheela kabur dari rumah, namun keluarganya dapat mengejarnya. Saat mereka menawarkannya kesempatan terakhir untuk mengingkari imannya dan kembali ke agama semula, ia menolaknya. Karena "kejahatannya", keluarganya sendiri menghukum mati Raheela.

Saleema menjalani sidang dengar pendapat pengadilan yang sangat panjang. Keluarga Raheela menyalahkannya karena kematian anak perempuan mereka. Sebenarnya tuntutannya kalah, namun hidup Saleema tidak sama lagi. Ia dipaksa pindah ke bagian lain dari Pakistan, karena takut jika kelompok "agama lain" radikal akan membunuhnya. Namun duri, gunung, dan kesulitan tidak memadamkan imannya. Sesungguhnya, ia memang mempersiapkan diri melayani sebagai utusan Injil. Ia berkata, "Tak masalah betapa besar gunungnya, Yesus akan menolong saya untuk mengatasinya!"

Para utusan Injil sering disalahartikan sebagai semacam kelompok khusus, pasukan unik dalam angkatan bersenjata Tuhan yang bertindak demi kepentingan kita. Namun sebenarnya, setiap orang percaya dipanggil untuk menjadi utusan Injil. Beberapa pekerjaan Tuhan bisa paling berharga terjadi di sekitar meja dapur, saat minum kopi, di rumah tetangga, dll.. Hati misi kita tetaplah sama di mana pun misi membawa kita. Kita terikat untuk membagikan kasih Kristus. Bagi beberapa orang, membagikan iman mereka dengan sahabat-sahabat terdekat merupakan perbuatan pribadi yang heroik. Bagi lainnya, keragaman konteks budaya akan membentuk ladang misi mereka. Ukuran misi kita bukanlah sesuatu yang penting. Motivasilah yang diperlukan. Seberapa beranikah Anda mau pergi membagikan Kabar Baik Kristus kepada orang yang membutuhkan?

Pokok doa:

  1. Doakan setiap orang percaya di mana pun mereka berada (termasuk di Pakistan), agar memiliki hati yang rindu membagikan Kabar Baik Kristus dan berani melangkah untuk membagikan kasih Kristus dalam setiap kesempatan.

  2. Doakan "Raheela-Raheela" lain yang baru saja mengalami pertobatan namun mendapat tentangan dari keluarga besarnya, supaya mereka tetap teguh beriman kepada Kristus.

Diambil dari:

Judul asli buku : Extreme Devotion
Judul buku : Devosi Total
Penulis : The Voice of the Martyrs
Penerjemah : Fintawati Raharjo, Irwan Haryanto
Penerbit : Yayasan Kasih Dalam Perbuatan (KDP), Surabaya 2005
Halaman : 12

e-JEMMi 46/2011