Pertobatan Isaac

Menjadi anak-anak bisa sangat menakutkan! Isaac mempunyai banyak kisah yang tidak menyenangkan di masa mudanya.

"Ketika aku berumur tujuh tahun, aku ikut berburu bersama kakakku di gerumbulan semak-semak. Karena gerakan-gerakan yang aku buat saat asyik berburu membuat ayahku mengira aku sebagai binatang sehingga ia menembak beberapa kali ke arahku. Aku tak sadarkan diri ketika ayah menghampiriku dan karena luka yang cukup serius, aku harus menjalani operasi punggung dan dada di Cape Hospital."

"Waktu aku berumur delapan tahun, aku mendengar suara di dalam diriku yang terus berkata bahwa jika aku dapat melompati api, aku pasti akan menjadi seorang yang super suatu hari nanti. Suara itu mendorongku untuk melompati kobaran api tetapi aku justru terjatuh di tengah-tengah api yang menyala-nyala."

"Suatu hari sepulangku dari sekolah, aku tidak dapat menahan diri untuk langsung menuju kamar kecil. Karena tergesa-gesa, aku terjatuh kedalam lubang kakus. Untunglah ada orang-orang yang mendengar teriakanku dan menarikku keluar dari lubang kakus. Namun demikian pengalaman itu sangat mengerikan bagiku!"

Karena cemas dengan keadaan anaknya, ayah Isaac memanggil seorang Imam kepala untuk mendoakan anaknya. Setelah berdoa, Imam tersebut memberi secangkir air minum khusus yang harus diminum oleh Isaac. Tetapi segala usaha yang ditempuh ayahnya tersebut sia-sia saja. "Tiba-tiba terpikir olehku bahwa setan sebenarnya sedang mencoba menggangguku. Tetapi jika aku menengok ke belakang di sepanjang sejarah hidupku, aku tahu bahwa Tuhan sebenarnya telah menjaga aku dengan baik."

Setelah menyelesaikan sekolah menengahnya, Isaac meneruskan studinya di Universitas Legon. Sukses yang diperolehnya semasa kuliah membuat Isaac mendapat pekerjaan di sekolahnya. Sayangnya, hal ini tetap tidak membuat Isaac tenang dan bahagia.

"Beberapa orang mencoba memberitahuku tentang kekristenan, tetapi aku tetap teguh dengan kepercayaanku. Saat itu aku suka menggunakan "rajah" untuk melindungiku dari gangguan setan. Tetapi, itu juga tidak membuatku bahagia. Seorang wanita Kristen di kantorku pernah menasehatiku untuk menerima Kristus dalam hidupku. Namun aku justru mengatakan hal-hal yang buruk tentang Kristus dan menyuruhnya untuk berhenti berkhotbah di depanku."

Suatu hari, Isaac kembali ke kampung halamannya dan sewaktu ia pulang dari tempatnya beribadah, Tiba-tiba sebuah suara melintas di kepalaku. Suara tersebut mengatakan padaku "Kau akan mati." Hal ini membuatku ketakutan setengah mati sehingga jantungku berdetak keras. Suara yang sama datang lagi tiga kali berturut-turut pada suatu malam waktu aku hendak tidur. Saat itu juga aku memutuskan bahwa aku harus membeli sebuah Alkitab keesokan paginya."

Waktu pertama kali memiliki Aklitab, Isaac sangat takut untuk membukanya. Namun, begitu ia membuka Alkitab tersebut, apa yang ia baca membuatnya merasa tenang. Saat itu ia mulai sadar bahwa rekan kerjanya yang beragama Kristen itu memberinya nasehat karena ia benar-benar menginginkan yang terbaik baginya. Ia lalu pergi menemui temannya tersebut dan meminta maaf atas kekasaran yang telah ia perbuat waktu itu. Temannya kemudian mengajak Isaac untuk ikut beribadah bersamanya di gereja.

Bagi Isaac, semua yang ia lihat dan ia dengar dalam ibadah saat itu tampaknya ditujukan hanya untuknya saja. "Aku yakin sekali bahwa semua yang telah terjadi dalam hidupku telah direncanakan oleh Tuhan." Dalam perjalanan pulang, Isaac mulai merenung dan menyadari bahwa ia sebenarnya adalah pribadi yang tidak menyenangkan dan penuh dosa. "Aku berdoa memohon ampun pada Tuhan. Aku menangis penuh penyesalan. Setelah tiga hari berlalu, aku baru menyadari, banyak hal telah merubah hidupku." Isaac akhirnya menemukan kebenaran yang menakjubkan, yaitu bahwa Tuhan sebenarnya mengasihinya sehingga Ia mau mengampuninya dan mengubahkan hidupnya.

Mengetahui anaknya telah menjadi pengikut Kristus, ayah Isaac yang memintanya agar tidak meninggalkan agama yang dianutnya. Isaac menjawab permintaan ayahnya dengan berkata bahwa ia akan kembali menganut agamanya yang lama tapi dengan syarat ayahnya harus mampu mengambil kembali apa yang telah diberikan Kristus kepadanya. "Tentu saja hal ini tak mungkin karena tak akan ada seorangpun yang akan mampu mengambil kedamaian dan kebahagiaan yang telah kutemukan dalam Kristus."

Pada suatu hari ayah Isaac sakit keras, dan dia minta didoakan oleh seorang pemimpin agama Kristen. Doakan agar kesempatan ini membuat dia (ayah Isaac) dapat membuka hatinya untuk Yesus. Sementara itu, saat ini, 20 dari 30 cucu ayah Isaac telah menjadikan Yesus sebagai Sahabat dan Penolong dalam kehidupan mereka.

Sumber: S O O N, Issue no. 160