Laos: Umat Kristen

Meterai merah yang begitu mengancam di bagian bawah halaman sebuah dokumen menandakan simbol kantor komunis wilayah untuk area itu di Laos. Bagi umat Kristen, kalimat-kalimatnya lebih mengancam lagi.

"Jika siapa pun, suku apa pun, keluarga apa pun tertipu untuk memercayai agama lain, seperti kekristenan atau lainnya, mereka harus kembali ke agama yang mereka percayai sebelumnya," demikian dinyatakan dokumen itu. "Adalah hal yang dilarang untuk mempropagandakan agama. Sebaliknya, umat percaya itu harus pindah dan tinggal di wilayah baru. Jika ada desa atau keluarga yang percaya pada agama lain, anggota komite partai harus mengumpulkan datanya, dan membuat daftar kelompok orang itu dan mengirimnya ke Kantor Urusan Pembangunan. Kami perlu mengetahui berapa banyak yang percaya kepada Yesus dan merupakan umat Kristen di wilayah ini." Dokumen yang tertanggal 18 Juli 1996 itu ditandatangani oleh Komite Tetap Urusan Pembangunan.

Baru-baru ini umat Kristen Laos telah dipaksa, sering kali dengan todongan senjata, untuk menandatangani dokumen menyangkal pertobatan mereka. Bagi pemerintahan yang ateis, sepertinya agama apa pun lebih bisa diterima daripada penyembahan kepada Yesus Kristus. Walaupun ada usaha-usaha pemerintah seperti itu, gereja di Laos bertumbuh seiring dengan keberanian umat Kristen membagikan iman mereka.

Saat otoritas manusia bertentangan dengan perintah-perintah Tuhan, sebuah garis ditarik; sebuah pilihan harus diambil. Apakah kita akan tunduk ke otoritas manusia atau menggabungkan diri kita dengan perintah-perintah Tuhan dan menerima konsekuensi-konsekuensinya. Saat damai merupakan tujuan, kita tidak dapat menata ulang prioritas-prioritas kita di sekeliling tuntutan-tuntutan manusia. Sebagai contoh, pemerintah Amerika Serikat telah menyatakan doa sebagai aktivitas ilegal di lingkungan sekolah. Namun, mereka tidak dapat benar-benar menjauhkan doa dari para pelajar dan fakultas yang berkeinginan menjalankan persekutuan dengan Tuhan mereka.

Orang lain boleh memberlakukan hambatan yang sama bahkan lebih buruk. Namun, Tuhan mengatasi otoritas mereka ketika Ia sendiri menjadi Raja atas hati manusia. Kita dapat dengan yakin memilih untuk menaati Tuhan daripada otoritas manusia sebagai tindakan dari kehendak kita.

Diambil dan disunting seperlunya dari:

Judul buku : Devosi Total
Judul buku asli : Extreme Devotion
Penulis : The Voice of the Martyrs
Penerjemah : Fintawati Raharjo dan Irwan Haryanto
Penerbit : Yayasan Kasih Dalam Perbuatan
(KDP), Surabaya 2005
Halaman : 22

e-JEMMi 28/2010