Vivia Perpetua (Wafat Tahun 203)

Pada tahun 202M, Kaisar Roma, Septimus Severus, melarang orang bertobat dan menjadi pengikut ajaran Yudaisme maupun Kristen.

Oleh sebab itu, di Afrika Utara, Vivia Perpetua, Felicitas, dan beberapa petobat baru lainnya dipenjarakan dan akhirnya dihukum mati dengan cara dimasukkan ke dalam arena binatang buas di kota Kartago. Namun, pelaksanaan hukuman mati ditunda sampai Felicitas melahirkan seorang bayi perempuan setelah 8 bulan mengandung. Dalam "The Passion" -- berisi riwayat tentang penyiksaan para wanita ini -- Perpetua, seorang istri yang berpendidikan dan juga seorang ibu yang penuh kasih, menceritakan iman dan hidupnya selama berada dalam penjara. Wanita berusia 22 tahun ini menyimpulkan bahwa "sel bawah tanah bagiku adalah sebuah istana".

Perpetua adalah seorang wanita yang diberi kehormatan untuk bertobat oleh Tuhan. Hari-harinya di sel bawah tanah ditandai dengan pertemuan-pertemuan doa, firman Tuhan, dan beberapa penglihatan. Pada malam menjelang dia dihukum mati, para tahanan merayakan "perjamuan kasih".

Kemudian, sambil berjalan mendekati arena, Perpetua menyanyikan mazmur. Ia menghadapi binatang buas "dalam Roh" dan dalam kegembiraan. Ia bergabung dengan teman-temannya yang berlumuran darah karena dibantai. Mereka dibantai dengan diiringi sorak ejekan sementara mereka menyanyi, "Diselamatkan dan dibasuh..., diselamatkan dan dibasuh!"

Tetapi apakah orang-orang di sekeliling kita menyadari bahwa sebenarnya kita memang diselamatkan dan dibasuh? Kiranya teladan yang diberikan Perpetua memberikan keberanian pada kita.

Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. (Filipi 4:13)

Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah. (1 Korintus 1:18)

Diambil dan disunting seperlunya dari:

Judul buku : Batu-batu Tersembunyi dalam Fondasi Kita
Judul buku asli : The Hidden Stones in Our Foundation
Penulis : Tidak dicantumkan
Penerjemah : Ivan Haryanto
Penerbit : Kasih dalam Perbuatan, Surabaya 2005
Halaman : 21

e-JEMMi 27/2010