Orang Jepang

Jepang terdiri dari kumpulan besar pulau-pulau yang terletak di antara Samudera Pasifik dan Laut Jepang. Jepang terdiri dari lima pulau utama yaitu Honshu, Hokkaido, Kyushu, Shikoku, dan Okinawa. Ibu kota negara ini, Tokyo, serta sebagian besar daerah perindustriannya berada di pulau Honshu.

Pegunungan bebatuan terbentang memenuhi lebih dari 71% dataran Jepang; sebagian di antaranya adalah gunung api yang masih aktif. Daerah pedalamannya diselimuti hutan lebat yang meninggalkan sedikit sisa tanah untuk bercocok tanam. Jepang kerap kali dilanda gempa bumi, angin puyuh, dan angin musim.

Masyarakat Jepang merupakan salah satu grup masyarakat yang paling homogen baik secara ras, kultur, dan etnisnya. Mereka mengidentifikasi diri mereka berdasarkan warisan biologis, tanah kelahiran, budaya bersama, dan bahasa sehari-hari (bahasa Jepang). Satu kelompok, Burakumin (kelompok minoritas di Jepang), memunyai dialek bahasa Jepang yang unik. Masyarakat Jepang menganggap mereka orang-orang terbuang -- "tak terjamah".

SEPERTI APA KEHIDUPAN MEREKA?

Sebanyak 60% keluarga Jepang hidup membentuk keluarga inti, sedangkan lebih dari 20% warganya terdiri dari keluarga besar, yang disebut juga dengan Ie. Ie terdiri dari tiga generasi keluarga yaitu kakek nenek, orang tua, dan anak-anak. Walaupun muda-mudi Jepang bebas memilih pasangan mereka, namun masih banyak pernikahan yang dijodohkan. Angka perceraian di Jepang juga cukup tinggi.

Ekonomi Jepang bergantung pada sistem pasar-kompetensi/usaha-swasta. Akan tetapi, banyak keluarga yang berkebun sebagai pekerjaan tambahan. Biasanya, para istri bercocok tanam dan para suami bekerja dalam usaha bisnis maupun industri. Walaupun produksinya dijaga ketat, beras tetaplah hasil panen utama mereka. Mata pencaharian lainnya adalah peternak, nelayan, pembuat kapal, pedagang luar negeri, peneliti ilmiah, dan peneliti perkembangan teknologi.

Biasanya, bangunan-bangunan di Jepang terbuat dari kayu dengan atap menjulang untuk melindungi rumah dari angin musim. Sedangkan rumah-rumah di pedalaman didirikan dengan kerangka konstruksi "tiang pancang". Lantainya dirancang lebih tinggi dari tanah dan fondasinya adalah bebatuan agar rumah itu dapat bergerak sesuai arah gempa. Di perkotaan, sebagian besar penduduk hidup di apartemen atau perumahan.

Banyak pria, wanita, maupun anak-anak suka mengenakan pakaian à la Barat untuk aktivitas sehari-hari, sedangkan pakaian tradisional dikenakan saat upacara agama dan festival. Wanita Jepang sering memakai pakaian tradisional mereka -- kimono sutra.

Keunikan budaya Jepang tampak dari jenis-jenis seni mereka, termasuk seni merangkai bunga (ikebana), upacara minum teh (cha-no-yu), kaligrafi, dan seni pertunjukan boneka. Drama Noh dan Kabuki juga tetap dilestarikan.

Jepang mengenal berbagai macam bentuk rekreasi termasuk bisbol, sumo, gulat, judo, karate, ping-pong, memancing, bola voli, "shogi" (sejenis catur) dan "igo" (permainan strategi papan). Menanam adalah hobi yang paling populer di antara pria dan wanita Jepang.

APA KEPERCAYAAN MEREKA?

Shinto adalah agama asli Jepang yang berakar dari animisme (kepercayaan bahwa benda mati memunyai roh). Dalam kepercayaan mereka, dewa-dewa dan roh-roh dikenal dengan sebutan "kami". Buddha masuk ke Jepang pada abad ke-6. Saat ini, sebagian besar penduduk Jepang memeluk agama Shinto dan Buddha.

Tradisi Shintoisme, Buddhisme, Konfusianisme, dan Taoisme turut memunyai andil dalam prinsip-prinsip agama Jepang: penyembahan kepada nenek moyang, kepercayaan akan adanya warisan agama dalam keluarga, kedekatan antara negara dan agama, serta tukar pikiran antara sistem-sistem keagamaan dan praktik keagamaan yang dititikberatkan pada meditasi, jimat, dan pemurnian diri.

APA KEBUTUHAN MEREKA?

Sebagian besar orang Jepang tidak peduli atau skeptis dengan agama lain. Mereka tampaknya sudah hidup berkecukupan dan tidak banyak memerlukan bantuan. Namun, banyak dari mereka yang terobsesi dengan kesenangan materi, karir, dan kepemilikan. Sebenarnya, kebutuhan terbesar mereka adalah pengenalan dengan Bapa melalui Anak-Nya, Yesus.

Pokok-Pokok Doa

  1. Mintalah kepada Tuhan agar Dia mengutus para pelayan-Nya ke Jepang untuk mengenalkan Kristus kepada mereka.

  2. Berdoalah agar para pebisnis Kristen membuka hati mereka untuk mengabarkan Injil kepada pebisnis Jepang lainnya.

  3. Mintalah kepada Roh Kudus untuk melembutkan hati mereka agar mereka mau menerima orang-orang Kristen sehingga Injil dapat didengar.

  4. Doakanlah agar orang Kristen Jepang mendapat kesempatan mengabarkan kasih Yesus dengan keluarga dan sahabat mereka.

  5. Doakanlah agar siaran radio dan televisi Kristen menjadi sarana yang efektif untuk menjangkau orang-orang Jepang.

  6. Doakanlah agar ada pergantian otoritas atas bentuk pemerintahan dan kekuasaan yang mengikat Jepang.

  7. Berdoalah agar Allah membangkitkan kelompok doa untuk menjangkau mereka.

  8. Mintalah kepada Tuhan untuk membangun gereja lokal yang teguh di antara mereka. (t/Uly)

Diterjemahkan dari:

Nama situs : Joshua Project
Penulis : Tidak dicantumkan
Alamat URL : http://www.joshuaproject.net/

e-JEMMi 08/2010