KEMISKINAN DAN CARA MENGATASINYA

Pendahuluan

Peran gereja sebagai bagian dari Kerajaan Tuhan dalam karya-Nya adalah menanamkan pengajaran, manfaat, fungsi bagi anggota jemaat serta masyarakat sekitarnya. Gereja dan orang Kristen, baik ke dalam dan keluar selalu menghadapi orang-orang miskin, baik secara jasmani dan rohaninya yang miskin, tidak mengenal Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan penyelamatnya. Pandangan gereja harus seimbang terhadap segala hal, termasuk melihat kemakmuran dan melihat kemiskinan, keduanya tidak dapat dipisahkan. Semua masyarakat, semua negara menghadapi keduanya. Untuk menjadi kaya semua tidak mungkin, untuk menjadi miskin semua juga tidak mungkin, karena dipengaruhi oleh banyak faktor, dari faktor pribadi orangnya sampai pada kehendak Tuhan.

Adapun secara umum penyebab kemiskinan diantaranya:

  1. Kemalasan.

  2. Kebodohan dan pemborosan.

  3. Bencana alam.

  4. Kejahatan, misalnya dirampok

  5. Genetik dan dikehendaki Tuhan, baik genetik orang tua, tempat lahir, keadaan orang tua yang miskin, misalnya orang lahir di daerah minus, telah berusaha supaya rohaninya baik, setia, dsb, namun disebabkan faktor genetiknya, maka orang tersebut menegaskan ini kehendak Tuhan. Solusinya diperlukan keseimbangan yang kaya terhadap si miskin, daerah perkotaan terhadap pedesaan atau terpencil, artinya memerlukan empati dari banyak orang kaya untuk berperan mengatasi kemiskinan, sedangkan kemiskinan hanya dapat ditekan, namun sulit mengusahakan agar tidak ada orang yang miskin, sebabnya banyak sekali, antara lain: jumlah penduduk yang besar, pengangguran yang banyak, tingkat pendidikan yang rendah, kebodohan, persaingan hidup dalam meraih kekayaan yang semakin kuat, yang mengakibatkan timbulnya kalangan miskin di tengah masyarakat dan negara.

Peran gereja dan masyarakat Kristen adalah memberi solusi mengatasi kemiskinan, sifatnya menekan, mengurangi jumlahnya, supaya jangan semakin membesar, ini memerlukan pendidikan, ketrampilan, uluran tangan si kaya untuk modalitasnya, membuka lapangan kerja, memberikan pelatihan ketrampilan untuk mendapatkan uang. Di tengah masyarakat, problem kemiskinan didapati disemua daerah dan karena kesulitan akibat tingginya harga berbagai kebutuhan dan rendahnya pendapatan masyarakat, maka kemiskinan seperti lingkaran setan, sulit diatasi, namun dapat dikurangi, dan menanamkan sikap rajin, tekun, ulet, trampil, mau kerja keras, dan jangan lupa iman kepada Tuhan.

Jangka Pendek dan Panjang

Kita sebagai anggota gereja haruslah melihat langkah jangka pendek dari jangka panjangnya, jangka panjang adalah mengurangi kemiskinan, namun jangka pendek di mana kita melihat kemiskinan di depan mata kita, lalu apa peran gereja atau orang Kristen terhadap kemiskinan? Apakah hanya simpati, atau hanya menonton, baik di depan mata juga lewat media? Gereja dan orang Kristen harus berperan aktif dalam menekan angka kemiskinan, memberikan ketrampilan, menyekolahkan, memberikan modal usaha, memberikan pekerjaan, dsb.

Jangka pendeknya seperti dalam 2 Korintus 8:14 kelebihanmu mencukupkan kekurangan mereka, artinya orang miskin, kekurangan selalu ada di sepanjang zaman, yang dibutuhkan adalah uluran tangan dalam jangka pendek untuk meringankan beban si miskin. Dan bila gereja dan orang Kristen "cancut tali wondo" disemua daerah mau bangkit dan membangun jembatan kaya - miskin, maka peran gereja semakin kuat dan masyarakat akan melihat empati gereja atau orang Kristen dan oleh kuasa-Nya jalur ini akan dapat dipakai-Nya untuk penginjilan, sehingga dapat memenangkan banyak jiwa baru, mereka percaya kepada Tuhan Yesus dan hidupnya diubahkan menjadi semakin baik.

Pandangan-Pandangan Alkitab Pada Kemiskinan

  1. Patahkan Titik Kelemahan

    Kekuatan diri dikembangkan, namun titik-titik kelemahan dihancurkan, kelemahan itu misalnya, malas, sembrono, ceroboh, tidak terampil, kurang pendidikan dll. Soal malas dapat dilihat dalam Amsal 6:6-11, kemalasan mengakibatkan kemiskinan, namun ini hanya salah satu sebab. Masih ada lagi penyebab kemiskinan yang lainnya, misalnya: boros, tidak terampil, kejahatan, genetik dan kehendak-Nya dll. Namun yang penting mari kita cari solusinya, khususnya Hamba Tuhan bisa terampil mengkonseling jemaatnya, mencari penyebab kemiskinan serta mencarikan jalan keluarnya, sehingga dapat menekan kemiskinan, meningkatkan taraf hidup dan penghasilan jemaat semakin bertambah naik.

  2. Perwujudan Tuhan Yesus

    Di dalam Matius 25:34-40 maka kita diperhadapkan kepada empati untuk yang lapar, haus, telanjang, sakit, orang asing, dan orang terpenjara. Artinya orang miskin selalu ada di depan kita di manapun juga kita hidup, tetapi masalahnya, bagaimana empati kita? Saat kita manghadapi seperti di dalam Matius 25:34-40? Kita tutup mata, lipat tangan atau kita segera ambil bagian untuk melakukan perintah Tuhan ini, dan gereja atau orang Kristen telah bertahun-tahun diajar Matius 25:34-40 ini, namun seberapa jauh kita taat atas perintah Firman Tuhan ini? Begitu banyak orang Kristen yang cukup dan yang kaya, namun seberapa banyak mereka ambil bagian dalam ketaatan (Matius 25:34-40)?

  3. Kunci Mengalami Kelimpahan

    Banyak pengkhotbah mengkhotbahkan bagaimana menemukan kunci sukses, namun terlalu sedikit yang mengkhotbahkan Amsal 11:25 yang menyatakan siapa banyak memberi akan diberi kelimpahan. Firman Allah ya dan amin. Banyak memberi ada dua penafsiran, Pertama, diartikan memberi dengan nilai besar, misalnya Rp 10 juta dll, sampai milyaran. Kedua, banyak diartikan berulang-ulang memberi sehingga jumlahnya banyak, banyak dalam makna perkalian, meski nilainya kecil atau tidak besar seperti pada yang pertama. Adanya orang miskin sesungguhnya supaya ada kesempatan bagi banyak orang percaya mengalami kelimpahan dari Tuhan dengan mau memberi banyak, banyak memberi. Amsal 11:25 juga untuk membangun jembatan kaya dan miskin, perkotaan dan pedesaan, pedalaman. Sebab secara umum perkotaan memang beda secara materi dengan pedesaan dan pedalaman. Di pedesaan dan pedalaman ada banyak faktor penyebab kemiskinan, misalnya: pendidikan, kurangnya ketrampilan, transportasi sulit, lapangan pekerjaan sangat sedikit, lahan pertanian sudah tandus, hutan sudah gundul, bencana alam banjir dll. Sehingga masyarakat perkotaan yang berkecukupan selayaknya mengulurkan tangan untuk mencukupkan kesulitan masyarakat miskin.

  4. Menjadi Penanggung Sesama

    Makna ini di dalam Kekristenan memiliki fungsi yang mendalam, yaitu fungsinya menolong sesamanya, bahkan dalam Hukum Kasih di dalam Matius 22:37-40 bagaimana wujud mengasihi sesamanya itu? Apa cukup hanya diucapkan saja? Pastilah tidak, wujudnya ialah menanggung sesamanya dalam kesulitan mereka. Amsal 6:1 menjadi penanggung sesamanya. Lihatlah sekitar kepada yang kesulitan:

    1. Mungkin ada orang butuh modal yang tidak terlalu besar, dan Anda sesungguhnya dapat menolongnya, kerjakan itu ...

    2. Mungkin ada orang yang sakit tidak punya uang untuk berobat, dan Anda sesungguhnya dapat menolongnya.

    3. Anda kelebihan sembako dan ada banyak orang tidak dapat makan, mengapa tidak membagi sembako Anda? Begitu banyak masyarakat terkena busung lapar, mengapa? Padahal begitu banyak orang kaya, bahkan hidup dalam dugem (dunia gemerlap), mobil mewah, mobil lebih dari satu.

Kesimpulan dan Penutup

Marilah komunitas gereja atau orang Kristen semakin berempati kepada kemiskinan, menurunkan kemiskinan, berpartisipasi aktif dalam mengulurkan tangan membantu si miskin. Tuhan Memberkati. Amin.

Diambil dari:

Judul buletin : Gema Kalvari, Edisi 67, Mei -- Juni 2006
Judul artikel : Kemiskinan dan Cara Mengatasinya
Penulis : Sumadi Adikusuma
Penerbit : Lembaga Pelayanan Terpadu "GEMA KALVARI", Salatiga
Halaman : 3 -- 7