Roh Kudus dan Misi

Jika kita memikirkan misi, sering kita mengaitkan misi dengan kasih Allah yang begitu besar, sehingga dia mengutus Putra-Nya untuk menyelamatkan dunia ini. Hal ini memang benar, tetapi kita sering kurang memerhatikan karya Roh Kudus dalam misi sedunia.

Roh Kudus adalah Penggerak Misi

Dalam Kisah Para Rasul 1:8 dikatakan: "Tetapi kamu akan memerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." Roh Kudus dijanjikan Tuhan Yesus sebelum naik ke surga supaya murid-murid-Nya menjadi saksi-Nya. Tanpa digerakkan dan dipimpin oleh Roh Kudus, murid-murid-Nya tidak bisa menyaksikan kasih dan kemuliaan Allah di seluruh dunia. Roh Kudus menentukan strategi dan cepatnya pemberitaan Injil. Roh Kudus menggerakkan manusia untuk menunggu hingga saat yang paling cocok (kairos dalam PB) dan Ia juga memimpin murid-murid-Nya untuk pergi dan memberitakan Injil. Kapan menunggu dan kapan pergi tidak ada di tangan manusia. Roh Kudus akan mengatur. Itu sebabnya para murid tidak langsung disuruh pergi sesudah Tuhan Yesus naik ke surga, melainkan diminta menunggu sampai Roh Kudus turun dan memimpin mereka.

Roh Kudus adalah Pelaksana Misi

Setiap orang Kristen yang sudah menerima Roh Kudus dan dipenuhi oleh-Nya, tidak mungkin tidak berbicara tentang Injil. Roh Kudus akan membuka mata rohani dunia dan orang yang belum percaya agar mereka mengerti dan diinsafkan akan dosa mereka (Kisah Para Rasul 2:4-11, 41).

Selain itu, Roh Kudus selalu memperlengkapi pelaku misi dengan apa yang dibutuhkan pada waktu berhadapan dengan kenyataan kesulitan di lapangan. "... tetapi mereka tidak sanggup melawan hikmatnya dan roh yang mendorong dia (Stefanus) berbicara." (Kisah Para Rasul 6:10)

Seperti Roh Kudus mengurapi Tuhan Yesus, Dia juga memampukan murid-murid-Nya untuk setiap jenis pelayanan misi, seperti diungkapkan dalam Lukas 4:18: "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang."

Pelayanan misi yang holistik mencakup semua aspek kehidupan umat manusia. Pemulihan dan transformasi bukan hanya di bidang rohani, tetapi juga mencakup kehidupan jasmani (sosial, politik, ekonomi, dan lain-lain). Yesus menunjukkan itu dalam hidup pelayanan-Nya. Roh Allah mengurapi-Nya, menyatakan jenis pelayanan apa yang dilakukan terhadap bagian masyarakat yang memiliki kebutuhan berbeda.

Itu berarti Injil adalah jawaban bagi kehidupan manusia, bukan hanya di bidang agama, melainkan dalam semua aspek kehidupan manusia. Pelayanan yang sejati bukan hanya berbicara tentang Tuhan Yesus dan memberikan kesaksian, melainkan berbuat dan hidup seperti Dia.

Roh Kudus adalah Pengutus Misionaris

Roh Kudus juga mengetahui orang Kristen yang mana yang cocok untuk diutus "keluar" dari zona kenyamanan mereka kepada bangsa yang lain, apakah itu ke dalam atau ke luar negeri. Seperti Dia dulu mengutus Paulus dan Barnabas, Roh Kudus masih mengutus para misionaris masa kini. Paulus dan Barnabas adalah orang-orang terbaik, pemimpin-pemimpin gereja Antiokhia yang direlakan, diutus, dan dipersembahkan bagi pelayanan di luar tembok gereja untuk menjadi berkat bagi bangsa-bangsa (Kisah Para Rasul 13:2-3). Waktu doa puasa, gereja Antiokhia bersedia mendengarkan dan menaati suara Roh Kudus untuk mengutus kedua sosok gereja mereka. Mereka tidak merasa dirugikan kalau harus mengizinkan Paulus dan Barnabas melakukan misi Tuhan, melainkan mereka terlibat secara aktif sebagai pengutus kedua hamba itu. Antiokhia, sebagai gereja misioner, menjadi teladan dalam sejarah misi untuk tidak mempertahankan tenaga dan pemimpin mereka yang baik, melainkan rela mengutus mereka dan taat kepada Roh Kudus. Gereja masa kini sering tidak seperti gereja Antiokhia. Mereka sering banyak perhitungan dan merasa dirugikan jika taat kepada suara Tuhan. Bagaimana dengan kita? Apakah kita bersedia mengutus misionaris dan mendukung mereka lewat doa, dana, dukungan moral, dan komunikasi? Taat kepada Tuhan berarti tidak dirugikan, melainkan diberi kesempatan untuk mengambil bagian dalam kemenangan Tuhan dan memberi sukacita kepada gereja sendiri.

Diambil dan disunting seperlunya dari:

Nama buletin : Terang Lintas Budaya, Edisi 70, Tahun 2007
Penulis : Tidak dicantumkan
Penerbit : Yayasan Terang Lintas Budaya, Malang 2007
Halaman : Tidak dicantumkan

e-JEMMi 25/2009