DUNIA KINI DAN IMAN

Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. (Ibrani 11:1)

Dunia kini kian ramai dengan serbaneka kemungkinan yang setiap saat bisa berubah. Dulu orang membeli arloji atau sepatu sembari mendambakan barang-barang yang ia beli itu bakal awet bertahun-tahun, tidak rusak, bahkan kalau bisa awet sampai berpuluh-puluh tahun. Tapi kini orang membeli arloji, sepatu, komputer, mobil atau barang apapun untuk segera diganti dengan yang baru.

Keawetan tidak lagi menjadi nilai yang sungguh dijunjung tinggi. Yang lebih penting adalah kebaharuan, bukan keawetan, bukan kemampuan barang-barang untuk bertahan lama. Setiap hari kita melihat iklan-iklan telepon seluler di halaman-halaman media cetak atau pada pesan-pesan iklan yang ditayangkan di televisi. Dan lihatlah, inti dari iklan yang bertubi-tubi itu adalah kebaharuan, pergantian yang lama dengan yang baru. Secara sadar atau tidak sadar, ketika kita membaca atau menyaksikan iklan telepon seluler atau iklan apapun, kita diajak untuk membuang milik kita yang pada saat itu dianggap telah usang, dan sekaligus kita diajak membeli yang baru, memiliki yang baru.

Jadi dunia kita kini selalu silih berganti. Tiada keawetan, tak ada kelanggengan, tiada pula sesuatu yang menetap, semuanya serba sementara, selintas, berubah. Itulah dunia masa kini yang melingkupi hidup kita hari demi hari. Itulah dunia yang sesungguhnya tidak cuma melingkupi kita, melainkan pula meresapi hidup kita secara mendalam. Sungguhkah jiwa kita sanggup menjalani kehidupan yang serba selintas, serba sementara, selalu berubah?

Tidakkah itu berarti stres yang berkepanjangan tak henti-henti? Tidakkah jiwa kita yang sesungguhnya mendambakan keawetan yang lebih lama, kelanggenggan yang menentramkan, dan keandalan yang memberikan rasa percaya?

Tidakkah jiwa kita menjadi cemas dan kian gelisah jika hari demi hari harus menghadapi perubahan, kesementaraan, keselintasan yang sesungguhnya juga bermaknakan ketidakpastian, ketidakmenentuan, dan gonjang-ganjing tak kunjung henti? Tapi, suka atau tidak suka dunia kita kini dan nanti memang seperti itu, penuh ketakpastian, ketakmenentuan, dan kaya gonjang-ganjing. Dan kita mesti tetap hidup dengan baik dalam dunia yang seperti itu. Pada perspektif demikian dapat kita sadari, betapa kita yang hidup di masa kini makin membutuhkan nilai-nilai yang menjamin kepastian yang andal. Maka beruntunglah orang-orang yang beriman, orang-orang yang bisa menggapai nilai-nilai rohani yang menjamin kepastian andal, sekaligus meresapkan kearifan yang menentramkan setiap insan yang sudi merenungkannya, dan memberikan kedamaian buat setiap insan yang mengejawantahkannya dalam hidup riil hari demi hari.

Justru dunia yang kian tak pasti dan serba berubah, menantang setiap insan untuk menjelajahi kehidupan bukan melulu dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang justru selalu menyumberi perubahan, Dalam dunia kini dan nanti yang serba gonjang-ganjing, kita ditantang untuk menjelajahi kehidupan dengan nilai-nilai yang sungguh menjamin kepastian yang andal. Kata lainnya, niscaya menjelajahi kehidupan dengan iman. Sesungguhnya, dunia kini dan nanti makin menantang kita untuk menjadi beriman dan makin beriman.

Diambil dari:

Judul majalah : Cahaya Buana, edisi 93/2003
Judul Arikel : Dunia Kini dan Iman
Penulis : Dr. Limas Sutanto
Penerbit : Komisi Literatur GKT III - Malang
Halaman : 3