Masuk Dunia Misi?

"Jendela 10/40" merupakan istilah penting dalam misi saat ini. Wilayah ini terbentang dari Afrika Barat sampai Asia Timur, dihuni oleh 2/3 penduduk dunia (4 milyar jiwa), dan di antara mereka terdapat 97% yang belum pernah mendengar Injil. Di wilayah ini pula terdapat 82% penduduk termiskin di dunia dan 90% suku terabaikan. Indonesia, di mana kita tinggal adalah salah satu negara di dalamnya.

Ironisnya, sebanyak 75% dari jumlah misionaris di seluruh dunia tidak pergi ke daerah yang belum dijangkau oleh Injil. Mereka justru pergi ke daerah-daerah yang telah ada orang Kristennya. Yang menyedihkan pula, jika kita melihat ke mana perginya dana-dana gereja di seluruh dunia, hanya 1% dana yang digunakan untuk penginjilan yang ditujukan kepada daerah yang belum mendengar Injil. Sedangkan dana yang terbesar (87%) digunakan untuk kegiatan pelayanan dalam gereja.

Kita sering mendengar firman Tuhan tentang misi yang sudah tidak asing lagi, "Ini aku, utuslah aku" (Yesaya 6:8). Tetapi mengapa jumlah misionaris sangat sedikit? Hanya ada 201.260, total misionaris seluruh dunia. Mengapa? Karena tidak ada sinergi orang yang diutus dan pengutusan. Terlalu sedikit yang diutus karena tidak adanya dukungan dari para pengutus. Hanya ada dua pilihan, yaitu menjadi utusan atau pengutus. Pihak pengutus harus sepenuhnya memberikan dukungan dalam hal moral, logistik, finansial, doa, dan komunikasi. Sedangkan jika menjadi utusan, yang bersangkutan harus diutus pergi bagi dunia yang belum mendengar kasih Allah, masuk ke dunia yang sangat gelap, yaitu ke dunia yang tidak jauh dari kita, seperti Indonesia dan bangsa-bangsa di sekitarnya. Seorang utusan harus memiliki satu tekad, yaitu "Never Give Up".

MENGAPA HARUS ADA MISI?

Mengapa harus ada misi yang dilakukan oleh banyak orang di muka bumi ini? Alasannya adalah sebagai berikut.

Pertama, karena belas kasihan Yesus Kristus kepada umat manusia yang telah jatuh ke dalam dosa (Matius 9:35). Kedua, karena Yesus Kristus adalah Juru Selamat dunia yang datang untuk menyelamatkan umat manusia agar tidak binasa (Yohanes 3:19). Ketiga, Yesus akan menjadi terlalu kecil jika hanya disembah oleh bangsa tertentu saja, karena seluruh bangsa dan umat manusia di muka bumi harus menyembah-Nya (Mazmur 9). Keempat, karena Amanat Agung Tuhan Yesus, saat Dia akan naik ke surga setelah kebangkitan-Nya. Ia ingin agar kita mewartakan Injil-Nya sampai ke ujung bumi serta membawa jiwa-jiwa yang terhilang kepada Tuhan karena banyak orang di dunia yang belum mengenal Kristus dan belum menerima keselamatan (Matius 29:16-20).

Tetapi sebelum kita melakukan misi, ada hal-hal penting yang harus kita ketahui, yaitu Siapa saya -- "Who am I?" Kita harus mengenal terlebih dahulu siapa diri kita melalui pandangan Allah. Kita harus sadar bahwa Tuhan telah membentuk kita sejak dari kandungan (Yesaya 44:2), bahwa kejadian kita dasyat dan ajaib, Tuhan sangat mengenal kita, dan Allah mengenal setiap bagian dari diri kita sehingga kita harus mengucap syukur kepada Tuhan yang mengenal kita sejak dalam kandungan (Mazmur 139:13-15). Tuhan juga telah memanggil kita sejak kita masih dalam kandungan sehingga kita harus sadar bahwa kita sudah ada dalam rencana Allah jauh sebelum kita ada (Yesaya 49:1). Kita juga harus sadar bahwa kita adalah orang-orang yang telah dibebaskan dari kebinasaan akibat dosa karena kita telah dibeli oleh Kristus yang harganya telah lunas dibayar (1 Korintus 6:20). Kita adalah terang bagi bangsa-bangsa yang masih berada dalam kegelapan dan belum mendengar tentang keselamatan yang berasal dari Kristus (Yesaya 49:6-9; Matius 5:14). Selain itu kita adalah garam dunia (Matius 5:13). Bahwa kehadiran kita di tengah masyarakat walau belum melakukan apa-apa -- belum bicara apa pun, kita telah diharapkan Tuhan untuk membawa perubahan bagi masyarakat dan membuat perbedaan yang indah.

Bagaimana jika kita dipanggil melakukan misi? Pastilah muncul pertanyaan, "mengapa harus saya?". Kita dipanggil melakukan misi karena melayani Tuhan adalah hak istimewa sebagai anak Tuhan (Keluaran 19:5-6), juga karena kita sudah diberkati untuk menjadi berkat, maka kita harus memberkati orang lain. Tubuh kita adalah Bait Allah (1 Korintus 6:19; 2 Tawarikh 6:33), kita ingin agar orang-orang mengenal dan menikmati kasih Kristus melalui diri kita sebagai Bait Allah yang kelihatan dan harus ditunjukkan dalam setiap hal di kehidupan kita. Dengan begitu orang lain dapat melihat bahwa Kristus ada di dalam kita. Kita juga adalah duta-duta Kristus (1 Korintus 5:18-20) dan merupakan hak istimewa bagi kita jika kita dipakai Allah sebagai duta-Nya. Namun, yang paling utama adalah bahwa kita ini milik Kristus (1 Korintus 3:23; 6:19; Galatia 3:29) dan kita terikat dengan Kristus.

Diambil dan diedit seperlunya dari:

Judul jurnal : Jurnal MIM Edisi Agustus 2005
Judul artikel : Masuk Dunia Misi?
Penulis : Tim Jurnal MIM
Penerbit : Mahasiswa Indonesia Menuai (MIM), Yogyakarta 2005
Halaman : 1 -- 3

e-JEMMi 6/2008