You are heree-JEMMi No.21 Vol.14/2011 / Makin Tertekan Makin Bertumbuh

Makin Tertekan Makin Bertumbuh


Pada tahun 1949, Republik Rakyat China dibentuk di bawah pimpinan Mao Zedong. Dia segera membersihkan negara dari segala sesuatu yang tidak sesuai dengan visinya. Ia membentuk negara komunis yang menyebabkan kematian berjuta-juta rakyat China.

Pada tahun 1950, China menginvasi Tibet, memaksa pemimpinnya, Dalai Lama, menuju ke pengasingan di India dan memaksakan juga sistem komunis diterapkan atas rakyat Tibet. Dalam beberapa tahun terakhir ini, ada suatu pergerakan menuju ekonomi pasar bebas. Bagaimana pun, kebebasan itu tidak berimbas kepada hak asasi manusia dan kebebasan beragama.

Catatan pelanggaran hak asasi manusia di China adalah yang terburuk di dunia, dengan menggunakan sistem "pendidikan ulang melalui kerja paksa", yang memenjarakan ratusan ribu orang setiap tahunnya di kamp kerja paksa, bahkan tanpa memberikan kesempatan bagi mereka melalui proses hukum yang benar di pengadilan. Ada banyak sekali orang Kristen ditahan di sana. Gereja-gereja resmi adalah gereja yang dengan ketat dikontrol oleh pemerintah China. Bagi mereka yang tidak mau mengikuti peraturan pemerintah, khususnya kebebasan beragama, harus bertemu di rumah-rumah dan berisiko disebut sebagai "pemuja setan". Hal tersebut juga dapat merembet pada penutupan gedung gereja, penyitaan properti, dan tuduhan-tuduhan terhadap kepemimpinan, yang kadang kala membawa kepada penyiksaan, pengurungan, dan kematian.

Salah satu kasus yang paling luas dipublikasikan melibatkan Gereja China Selatan (South China Church). Sebuah kelompok pemerintah berusaha menghancurkan gereja ini. Pemimpin dari gereja ini, Pendeta GS, dijatuhi hukuman seumur hidup atas tuduhan palsu -- penyerangan dan pemerkosaan. Agar memperoleh kesaksian yang memberatkan GS, pihak yang berwajib menyiksa berbagai wanita, memaksa mereka membuat pengakuan palsu, yang akhirnya dicabut kembali. Seorang wanita dibunuh selama penyiksaan ini.

Pada Oktober 2003, beberapa pemimpin penting gerakan gereja rumah ditahan. Salah satunya, ZY, dijatuhi hukuman 2 tahun "pendidikan ulang" karena pemerintah berkata bahwa dia memunyai masalah dengan pikirannya. Dia terlalu percaya pada hal-hal takhayul. Buku hariannya yang ditulis seperti memohon kepada Tuhan untuk "menghancurkan benteng-benteng di China", digunakan untuk melawan dia. Buku itu juga sebagai barang bukti bahwa dia memerlukan "pendidikan ulang". Pada 29 Oktober 2003, ZH ditahan dan dianiaya. Dia mati keesokan harinya, di dalam penjara.

Bersamaan dengan pertentangan dari pihak pemerintah, kelompok pengajaran sesat dan pemujaan bertumbuh dengan pesat. Salah satu contohnya, "Guntur dari Timur", menculik 34 pendeta injili pada bulan April 2002. Kelompok pemujaan ini secara luas dikenal menculik orang-orang Kristen dan mencuci otak mereka. Syukurlah semua pendeta tersebut akhirnya dibebaskan, walaupun beberapa dari mereka mengalami aniaya karena obat-obatan terlarang yang dipaksakan kepada mereka.

Orang-orang percaya di atas adalah hanyalah contoh dari beberapa ribu orang Kristen yang nyawanya terancam di China setiap hari. Syukurlah, pemerintah sedikit tanggap terhadap tekanan internasional, walaupun rekanan dunia internasional terhadap China atas pelanggaran hak asasi manusia tidak dilakukan secara terus-menerus, melainkan hanya sesekali saja. Lagi pula, pemerintah Barat lebih terobsesi untuk memperoleh akses masuk ke dalam pasar perdagangan raksasa China, daripada terus menekan pemerintah atas pelanggaran hak asasi manusia.

Di samping pertentangan tersebut, gereja di China sedang bertumbuh dengan pesat. Pemerintah sangat berusaha keras untuk mengendalikan pertumbuhan tersebut. Diperkirakan, ada 3000 orang China datang kepada Kristus setiap harinya. Kira-kira 80 persen orang-orang Kristen China bertemu dan bersekutu di gereja-gereja rumah yang dilarang. Ada perkiraan bahwa 7 persen populasi China dari 1 miliar lebih penduduknya adalah orang-orang Kristen. Berbeda dengan China, di Tibet diperkirakan hanya ada total 300 orang Kristen.

Pokok Doa:

  1. Doakan agar perjuangan iman GS, ZY, dan ZH senantiasa dilanjutkan oleh orang-orang Kristen lainnya di China.
  2. Doakan agar orang-orang Kristen di China tidak mengundurkan diri dari persekutuan. Sebaliknya, kiranya di dalam suasana tekanan oleh pemerintah, kehidupan rohani mereka makin bertumbuh.
  3. Doakan agar pemerintah Republik Rakyat China, mulai membuka diri terhadap tuntutan masyarakat internasional untuk lebih menghormati hak asasi manusia, khususnya kebebasan beragama bagi warganya.

Diambil dan disunting seperlunya dari:

Nama buletin : Kasih Dalam Perbuatan, Edisi Maret - April 2005
Penulis : Tidak dicantumkan
Penerbit : Yayasan Kasih Dalam Perbuatan, Surabaya
Halaman : 5

e-JEMMi 21/2011