You are hereArtikel Misi / Artikel Misi
Artikel Misi
Pendekatan yang Wajar dan Positif
Di satu negara ada pepatah berbunyi, "dengan satu tongkat orang dapat menggembalakan seratus ekor domba, tetapi untuk memimpin seratus orang dibutuhkan seratus tongkat".
Pola Pemuridan Pemilihan Pelatihan Yesus
Sejak zaman lahirnya gereja mula-mula, kualitas pemuridan selalu menjadi bahan sorotan yang sangat tajam dalam pertumbuhan gereja. Barnabas dan Paulus -- Paulus hasil dari pemuridan Barnabas -- misalnya, merupakan cermin kesuksesan pemuridan. Ketika mereka memberitakan Injil di Listra, mereka berdua dipanggil dengan nama dewa-dewa.
Kreativitas dalam Pelayanan
Yang membedakan gereja yang maju dengan gereja yang membosankan dan mandek ialah dalam hal kreativitas. Memang unsur ini bukanlah satu- satunya, namun sangat banyak memengaruhi maju-mundurnya suatu pelayanan.
Gereja yang mengabaikan kreativitas cepat atau lambat akan ditinggalkan jemaatnya. Situasi inilah yang kita saksikan sekarang ini, terutama di kota-kota besar di Indonesia. Tiba-tiba saja sebuah gereja dijubeli oleh jemaat yang hadir, bahkan beberapa gereja tertentu harus menyelenggarakan empat sampai lima kali kebaktian pada satu hari Minggu. Sementara gereja yang lain dicap "membosankan", tidak punya Roh Kudus, dan "mati". Sikap jemaat yang demikian bisa menyebabkan pertikaian antarpemimpin gereja. Padahal, kebanyakan persoalan terletak pada kreativitas pelayanan.
Komunikasi yang Efektif dalam Pelayanan
Apakah Anda pernah menjumpai seorang yang tidak bersedia mendengar ketika Anda memberitakan Injil? Pernahkah Anda merasa frustrasi dengan seorang yang tidak mau mengerti atau sulit mengerti sekalipun penyampaian Anda sudah jelas? Atau, apakah Anda pernah bahkan sekarang ini sedang kesal karena melihat orang yang Anda layani belum juga mengambil keputusan untuk berubah? Jika ya, berarti Anda sedang berurusan dengan masalah komunikasi.
Penghalang-Penghalang untuk Bermisi
Jika menghitung masalah dan penghalang, akan banyak sekali yang bisa kita lihat. Saya mencoba tidak terlalu "negative thinking" dalam melihat beberapa hal yang umumnya terjadi yang menghambat kita untuk menjalankan tugas misi secara luas. Ada banyak faktor di dalamnya. Kita juga bisa melihat sejarah gereja dalam konteks kita masing-masing. Saya tidak ingin membahas mengenai hal itu di sini. Saya juga tidak bermaksud mencari siapa yang salah, siapa yang benar. Saya hanya mencoba melihat beberapa hal yang mungkin sekali kita alami.
Pentingnya Misi di Hati Allah
Allah sangat serius dengan misi karena sesungguhnya misi adalah isi hati Allah sendiri. Hal ini dinyatakan dengan sangat serius dalam seluruh Alkitab. Keseluruhan kitab suci, dari kitab Kejadian sampai kitab Wahyu, terus menyatakan kasih Allah secara konsisten kepada manusia yang berdosa. Kasih Tuhan adalah bagi segala bangsa. Lebih dari enam ratus kali kata bangsa dan suku bangsa muncul dalam Alkitab. Yesus Kristus telah mati di kayu salib mencurahkan darah- Nya untuk menebus segala bangsa, kaum, dan bahasa agar mereka menjadi kepunyaan Allah bagi kemuliaan Allah Bapa. Itulah misi Allah di dalam dan melalui diri Kristus yang datang ke dalam dunia ini.
Ini Aku, Tuhan
Apakah yang Anda perlukan bila Tuhan memanggil Anda menjadi hamba-Nya?
Alkitab mencontohkan banyak orang yang dipanggil Tuhan. Kita dapat melihat karakter mereka dan bagaimana Tuhan mempersiapkan mereka untuk bekerja bagi-Nya. Salah satu tokoh terkenal yang dipanggil Tuhan dalam Perjanjian Lama adalah Musa. Kisah pemanggilannya dapat kita lihat dalam Keluaran 3.
Siapa Memberi Makan Yesus dan Para Murid-Nya?
Umumnya, tidak banyak orang yang menulis dan membicarakan keperluan sehari-hari Yesus dan rombongan-Nya. Padahal kita mengetahui bahwa Yesus tidak mengadakan mujizat untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Kita cenderung membahas bagaimana Yesus memberi makan ribuan orang dengan makanan yang terdiri dari lima ketul roti dengan dua ekor ikan. Pada kesempatan lain, orang banyak datang berbondong- bondong begitu mereka mendengar Yesus berada di sebuah kota atau di sebuah tempat. Kita tidak pernah bertanya-tanya, dari mana gerangan Yesus memperoleh makanan pagi, siang, dan petang. Narasi dalam Kitab Suci menyebutkan bahwa Yesus makan di rumah orang berdosa (Zakheus sang pemungut cukai) atau mampir di rumah Lazarus, sahabat-Nya itu dan diberi makan oleh Maria dan Marta.
Diutus Dengan Paksa? Di-Ekballo?
Kisah Para Rasul pasal 8 mencatat tragedi yang terjadi pada umat percaya. Pada waktu itu, mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem. Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria (Kisah Para Rasul 8:1b). Pertanyaannya, dengan urapan Tuhan dan kuasa-Nya, apakah Allah tidak sanggup menjaga mereka dari penganiayaan? Sedemikian kejamkah Allah hingga Ia membiarkan umat-Nya dalam penganiayaan? Bukankah Dia mempunyai rencana yang indah untuk setiap orang percaya agar mereka hidup berkelimpahan?
Pengutusan (2)
INJIL AKAN MEMISAHKAN
Sesungguhnya, peringatan Yesus tentang Injil yang bersifat menentukan itu sangatlah penting. Tidak ada kompromi dengan dosa; jika seseorang masih senang dengan perbuatannya yang keji, ia pasti terganggu oleh pemberitaan tersebut. Mereka bukanlah utusan-utusan yang membiarkan kepuasan diri yang demikian. Bahkan Yesus berkata, "Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai melainkan pedang. Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya. Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih daripada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikuti Aku, ia tidak layak bagi-Ku" (Mat. 10:34-38). Apabila pada mulanya para murid menyangka bahwa tugas mereka mudah, sekarang pikiran semacam itu pasti lenyap. Mereka akan memberitakan suatu Injil revolusioner yang apabila ditaati, akan mengakibatkan suatu perubahan yang revolusioner pula dalam masyarakat.