You are hereArtikel Misi / Artikel Misi

Artikel Misi

warning: Creating default object from empty value in /home/sabdaorg/public_sabda/misi/modules/taxonomy/taxonomy.pages.inc on line 33.

Tuhan Yesus dan Misi Sedunia

Misi sedunia dalam Perjanjian Lama bersifat sentripetal (dari luar ke pusat), dalam pengertian bangsa-bangsa datang kepada Israel dan mereka dapat mengenal serta menyembah Tuhan yang benar. Sedangkan misi dalam Perjanjian Baru bersifat sentrifugal (dari pusat ke luar), yang berarti bahwa dari gereja atau dari Israel kabar keselamatan akan disampaikan kepada semua suku-suku bangsa.

Dasar Alkitabiah Misi dalam Perjanjian Baru

Allah menyusun rencana yang teliti untuk kelahiran Mesias. Ironisnya, Yesus, sang Mesias, datang ke dunia bukan dengan kebesaran dan kemegahan, namun dengan penuh kerendahan hati. Yohanes Pembabtis diutus Allah untuk mempersiapkan jalan bagi-Nya dengan memberitakan kedatangan kerajaan Allah dan perlunya pertobatan bagi pengampunan dosa (Matius 3:1-3).

Para Nabi dan Misi Sedunia

Seorang nabi dipilih oleh Allah dan tidak berbicara atas keinginannya sendiri. Dia didorong oleh Allah untuk menyampaikan Kabar Baik. Para nabi selalu mengingatkan bangsa Israel untuk menaati perintah-perintah Tuhan, supaya bangsa pilihan Tuhan hidup sesuai dengan kehendak Allah dan menjadi saluran berkat bagi bangsa-bangsa lain. Jika mereka menaati hukum Taurat dan hidup rukun, bangsa-bangsa yang lain akan datang kepada Israel dan mereka dapat menyaksikan keindahan hidup dalam persekutuan dengan Tuhan.

Allah Memerhatikan Semua Bangsa (Kejadian 1-11)

Allah Memandang Semua Bangsa Sederajat

Nenek moyang segala bangsa terdaftar di Kejadian 10. Paulus, di dalam Kisah Para Rasul 17:26-27, mengatakan bahwa Allah menjadikan semua bangsa dari satu orang, menentukan musim-musim dan batas-batas untuk mereka dengan tujuan agar mereka mencari Dia dan mudah-mudahan menjamah dan menemukan Dia, walaupun Ia tidak jauh dari kita masing-masing.

Allah Merencanakan Keselamatan bagi Seluruh Umat Manusia

Orang Kristen sering berpikir bahwa Perjanjian Lama tidak mengenal adanya misi. Misi sedunia baru dimulai dalam Perjanjian Baru, khususnya setelah Yesus menyampaikan Amanat Agung. Ini tidak benar. Dalam Perjanjian Lama, Allah bukanlah Allah orang Yahudi saja, melainkan Allah seluruh umat manusia.

Pengertian Misi

Cara kita memikirkan tugas sangatlah memengaruhi cara yang kita gunakan untuk menyelesaikannya. Dalam bukunya, "Planning Strategies for World Evangelization", Edward R. Dayton dan David A. Fraser menulis sepuluh langkah yang dapat dijadikan pedoman dalam melaksanakan perencanaan strategi penginjilan.

Lagu Natal Bala Tentara Surga

Kebanyakan orang Kristen mungkin menyangka bahwa setiap nyanyian rohani yang menjadi lagu pilihan umat Kristen pada zaman sekarang sudah menjadi lagu pilihan umat Kristen sejak nyanyian itu diciptakan. Memang ada nyanyian rohani yang tetap populer sejak diciptakan hingga kini, tetapi tidak demikian halnya dengan "Lagu Natal Bala Tentara Surga".

Penilik Natal

Di dalam Perjanjian Baru, kata "penilik" atau "bishop" atau "uskup" adalah "episcopus". (Kata Episcopal [baca: episkopal] berasal dari kata itu.) Kata episcopus memunyai sejarah yang kaya dan mengagumkan. Kata dalam bahasa Inggris, "scope" (lingkup), juga berasal dari kata yang sama.

Yesus Menurut Kitab Mikha

Dia Hadir dalam Berita Kelahiran-Nya

"Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala." (Mikha 5:2)

Sekilas Tentang Misi

Dirangkum oleh: Novi Yuniarti

Definisi Misi

Kata "misi" berasal dari kata Latin yang artinya "mengutus". Menjadi seorang Kristen berarti diutus ke dunia sebagai wakil Yesus Kristus. Yesus berkata, "Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu" (Yohanes 20:21). Dari sekian banyak definisi misi, ada dua definisi yang sering dipakai, yaitu definisi dari Advancing Church Mission Commitment (ACMC). Definisi ini dibuat dan disepakati oleh kira-kira 170 orang pimpinan gereja dan badan-badan misi.