You are heree-JEMMi No.02 Vol.16/2013 / e-JEMMi No.02 Vol.16/2013

e-JEMMi No.02 Vol.16/2013

warning: Creating default object from empty value in /home/sabdaorg/public_sabda/misi/modules/taxonomy/taxonomy.pages.inc on line 33.

Misi dan Antropologi 2

Asumsi-Asumsi Antropologis

Teori evolusi budaya mendominasi Antropologi sampai seperempat awal abad 20. Pada masa itu, seperti dalam teologia Kristen abad pertengahan, sejarah menjadi acuan catatan pengalaman manusia. Tetapi di dalam teori-teori ini, sejarah murni dijelaskan secara naturalisme, bukan secara teisme. Kala itu, "budaya" dipandang sebagai ciptaan manusia dalam tahap perkembangan yang bervariasi di berbagai belahan dunia.

Teori evolusi budaya mulai dipertanyakan setelah PD I. Menolak gagasannya bukan berarti bahwa kita harus mengabaikan paradigma penjelasan berdasarkan sejarah. Alkitab sendiri menjelaskan kehidupan manusia dalam lingkup sejarah kosmik, bagai sebuah drama yang memiliki plot; terdiri dari awal, perkembangan, dan akhir. Namun, Alkitab menolak gagasan bahwa pengalaman manusia adalah rangkaian peristiwa yang acak, tak terarah, dan tak bertujuan, sehingga tidak bermakna. Lebih lagi, Alkitab menyatakan bahwa yang menggerakkan sejarah bukanlah kebetulan yang buta, tetapi tujuan Allah dan tanggapan manusia. Kita perlu memahami perjalanan manusia dan penyingkapan Ilahi dalam konteks sejarah.

Misi dan Antropologi 2 (Editorial Edisi 02-2013)

Shalom,

Mengintegrasikan sudut pandang teologis dan antropologis tentang manusia merupakan hal yang sangat penting karena jika kita hanya menitikberatkan pada satu sisi saja, maka dapat menimbulkan suatu konflik. Bagaimana agar keduanya bisa berjalan sinergis? Silakan menyimak artikel di bawah ini, yang juga merupakan lanjutan artikel dari edisi sebelumnya. Tuhan Yesus memberkati.