DILAHIRKAN UNTUK BERBUAH
Oleh Dawson Trotman
Pendahuluan
Beberapa tahun yang lalu, ketika mengunjungi Endiburg (Skotlandia),
saya berdiri di jalan raya yang tidak jauh dari tempat peristirahatan
saya. Pada waktu saya berdiri di sana, saya melihat sepasang suami istri
datang ke arah saya dengan mendorong kereta bayinya. Mereka kelihatan
senang sekali, berpakaian baik dan kelihatannya orang kaya. Saya mencoba
memandangi bayi itu sekilas ketika mereka lewat, melihat perhatian saya
kepada bayi mereka, mereka berhenti dan mempersilahkan saya untuk melihat
si kecil yang berpipi merah muda.
Saya mengamati mereka sebentar, ketika mereka berjalan terus dan
berpikir betapa indahnya bahwa Allah mengizinkan seorang laki-laki
memilih seorang wanita yang kelihatan sangat cantik dan yang mengasihi
dia, dan wanita itu memilih dia dari semua laki-laki yang dia kenal.
Kemudian mereka memisahkan diri mereka untuk menjadi satu, dan Allah
dalam rencanaNya memberi mereka kemampuan untuk melahirkan. Bayi yang
telah lahir dalam keluarga itu sesuatu yang menakjubkan, karena mempunyai
beberapa ciri yang kelihatan sama dengan ayah dan ibunya. Setiap orang
tua melihat gambaran dirinya pada anak yang dikasihinya.
Melihat kejadian masa kecil di atas saya rindu kepada masa kecil
saya. Yang sangat saya sayangkan karena tidak akan pernah saya alami
lagi. Pada waktu saya terus berdiri di jalan itu saya melihat kereta
bayi lain datang ke arah saya. Sebuah kereta bayi bekas dan sudah tua.
Jelas kedua ayah dan ibunya miskin. Kedua-duanya berpakaian kurang baik
dan sangat sederhana, tetapi pada saat saya menunjukkan keinginan untuk
melihat bayi mereka, mereka berhenti dan merasa bangga sama seperti orang
tua tadi yang mengizinkan saya memandangi bayinya yang berpipi merah muda
dan bermata indah.
Saya berpikir pada waktu mereka melanjutkan perjalanan, "Allah telah
memberikan bayi kecil ini yang orang tuanya tidak punya apa-apa yang Dia
berikan juga kepada orang lain. Anak kecil itu memiliki lima jari-jari
pada setiap tangannya, bibirnya yang mungil dan mempunyai dua buah mata.
Kalau dirawat sebagaimana mestinya, tangan-tangan kecil itu pada suatu
hari nanti dapat menjadi tangan-tangan seniman atau musikus.
Kemudian timbul pikiran lain dalam benak saya: "Tidaklah mengherankan
bahwa Allah tidak memilih yang sehat dan berpendidikan dan berkata, 'Kamu
boleh mempunyai anak', dan kepada yang miskin dan tidak berpendidikan
berkata, 'Kamu tidak boleh mempunyai anak'. Setiap orang di bumi ini
mempunyai hak untuk mempunyai anak.
Perintah pertama yang diberikan kepada manusia ialah "Beranak cuculah
dan bertambah banyak." Dengan perkataan lain, ia melahirkan seperti
dirinya sendiri. Allah tidak berkata kepada Adam dan Hawa, orang tua
pertama kita, untuk menjadi orang tua rohani. Mereka telah menjadi serupa
dengan gambarNya. Dosa belum berkuasa. Ia hanya berkata, "Beranak
cuculah, saya ingin lebih banyak lagi seperti anda, lebih banyak lagi
seperti gambaranKu."