Doa Bagi Georgia
Situasi di Georgia menjadi memanas karena Gereja Orthodox memaksa pemerintah untuk mengawasi kegiatan pelayanan penginjilan. Hal yang menyedihkan adalah banyak pemimpin Orthodox memandang semua gereja dan pelayanan Injili sebagai suatu ajaran bidat. Meskipun sadar akan bahaya-bahaya yang mengancam, ada 1500 orang yang telah memberikan respon pada penginjilan dan 24 kelompok persekutuan Kristus telah dirintis. Di suatu daerah yang didominasi oleh orang-orang non- Kristen, para pekerja EHC bisa mengadakan penginjilan tanpa mengalami suatu insiden. "Orang-orang haus akan Firman Allah," kata Direktur EHC. "Mereka menerima Firman Tuhan dengan senang hati." Satu tim EHC dapat mengunjungi sebuah fasilitas militer, dimana mereka membagikan brosur-brosur tentang penginjilan dan memutar Film YESUS kepada para tentara. "Para tentara sampai menangis saat melihat film itu," kata Goderdzi. "Ketika film itu mulai diputar, mereka mengacungkan tangan mereka dan berteriak, 'Inilah Yesus, Tuhan! Yesus Kristus. Dia hidup!' Kami sangat terkejut, penduduk Azerbaijan/Turki bersedia menerima Kristus. Lebih dari 500 orang orang menyaksikan film itu dan hampir setiap orang berdoa dan menerima Yesus."
Sumber: (F)ACTS of the Apostles, March 2003
"Seorang pekerja kami mengunjungi Georgia, negara bekas Uni Soviet, dan bertemu dengan orang Kristen yang baru saja mengalami penyerangan. Dia mengirimkan kepada kami laporan ini:
Orang-orang Kristen di Tiblisi mengadakan suatu kebaktian khusus pada tanggal 24 Januari 2003. Mereka berkumpul untuk berdoa bagi kesatuan orang-orang percaya di Georgia. Baru saja kebaktian dimulai, tiba-tiba bis-bis berdatangan dan menurunkan geng-geng perusak yang terorganisasi dengan baik. Gerombolan perusak yang berjumlah beratus-ratus orang menguasai dan menduduki gereja. Mereka memporak-porandakan gereja, merusak buku-buku Kristiani dan memaksa orang-orang Kristen keluar gedung gereja. Tidak puas dengan yang telah mereka lakukan, beberapa penyerang mengejar orang-orang Kristen yang ada di jalan dan memukuli mereka.
Polisi setempat tidak bereaksi untuk melindungi orang-orang Kristen. Seperti yang dilaporkan. Polisi setempat telah diberitahu bahwa akan ada penyerangan oleh kelompok-kelompok perusak dan mereka tidak boleh menghalangi. Protes yang dikirimkan kepada Presiden Georgia, Edward Shevardnadze, tidak menghasilkan putusan apapun. Penyerangan ini bukan yang pertama terhadap orang-orang Kristen. Tahun lalu, 1.000 Alkitab dibakar pada saat penyerangan terhadap gudang Bible Society of Georgia. Lebih lagi, pemerintah mengontrol koran-koran dan menerbitkan artikel Sectarians. Kami akan membantu menggantikan Alkitab-alkitab yang telah dibakar tahun lalu."
Sumber: Mission Network News, March 26th, 2004
Departemen pemerintahan Amerika Serikat menganjurkan agar semua warga Amerika Serikat meninggalkan Republik Demokrat Georgia karena adanya serangan bom Rusia yang sasarannya adalah penduduk dan militer. Peringatan tersebut dikeluarkan meskipun Rusia mengatakan bahwa pihaknya sudah menghentikan operasi militer di Georgia -- pernyataan tersebut masih diragukan oleh para wartawan di daerah tersebut.
Pemerintah negara Barat meminta Rusia segera menghentikan serangannya setelah Georgia menuduh Moskow mendesak pasukannya untuk masuk lebih dalam ke wilayah Georgia dan berupaya untuk menggulingkan Presiden Mekheil Saakashvili.
Slavic Gospel Association (SGA) telah mendukung gereja-gereja yang ada di perbatasan Rusia di daerah Ossetia Utara. Joel dari SGA mengatakan ada beberapa isu yang membuat Rusia semakin berani. "Georgia telah menjadi duri dalam daging bagi Rusia karena keinginan mereka untuk bergabung dengan NATO. Sama dengan situasi yang dialami Balkan ketika NATO membantu memisahkan Kosovo dari Serbia. Itulah sebabnya Rusia sangat bersikeras dalam perlawanannya. Sesungguhnya, ada banyak masalah geopolitik di balik situasi ini.
Secara tidak resmi, korban meninggal dunia tercatat hampir mencapai dua ribu jiwa. Menurut laporan PBB, ribuan orang telah menyeberang dari Ossetia Selatan dan melarikan diri ke Ossetia Utara.
Griffith mengatakan bahwa SGA akan membantu gereja-gereja di daerah tersebut. "Meskipun terlalu dini untuk mengatakan bagaimana perkembangannya nanti, namun ada potensi terjadinya krisis kemanusiaan. Karena itu, kita akan terus berdoa agar gereja siap dan sanggup menghadapi situasi itu sehingga bisa membantu jika diperlukan."
Sementara itu, SGA meminta umat Kristen di seluruh dunia untuk berdoa agar perang berhenti. Griffith juga meminta agar Anda berdoa untuk sesuatu hal yang lebih spesifik, "Mohonkan perlindungan Tuhan bagi gereja-gereja injili dan pelayanannya yang ada di sana. Doakanlah supaya melalui krisis ini, Tuhan memakai mereka untuk menjadi jalan bagi pemberitaan Injil." (t/Setyo)
Diterjemahkan dari: Mission News Network, Agustus 2008
Alamat URL: http://www.MNNonline.org/article/11548
Pokok doa: