Guinea

Doa Bagi Negara Guinea

Guinea Tahun 2005

Abdoulay Mane dan Masalu Kompo telah dibaptis di desa Kimiya. Keduanya adalah orang pertama di Landuma yang berani mengambil langkah untuk dibaptis. Sementara itu, delapan truk yang penuh dengan 70 tamu orang Kristen dari suku Tanda dan Nalu dan sebuah gereja Kristen di Boke tiba untuk mendukung orang-orang percaya di Landuma. Walau menghadapi kemungkinan adanya penganiayaan, dua orang ini (Abdoulay dan Masalu) dengan berani telah menyaksikan kerinduan mereka untuk mengikuti Tuhan sebelum dibaptis oleh misionaris Kirk Rogers dan Jim Sheffield. Ada juga masa-masa dimana Masalu hampir berhenti dari pekerjaannya membantu Kirk menerjemahkan Alkitab ke bahasa Landuma. "Saya tahu bahwa Anda selalu mengatakan yang sebenarnya," katanya. "Anda tidak pernah membohongi saya atau orang lain di desa ini, (namun) saya cuma takut kalau saya mengetahui kebenaran, maka saya akan terkena masalah." Masalu memang tidak hanya datang pada mereka untuk mencari sumber kebenaran, namun dia juga membantu Kirk dan Jim dalam mengajar orang Landuma. Pada hari Minggu saat dia dibaptis, suaranya sangatlah berguna. Ketika kesaksian Abdoulay yang kesehatannya sudah menurun waktu itu tidak dapat terdengar jelas, Masalu pun mengulanginya sehingga orang banyak bisa mendengarkan apa yang Abdoulay katakan. Becca, putri Jim yang berusia 12 tahun juga dibaptis, namun misionaris tersebut tidak diperkenankan membaptis Bagar, putra Masalu yang berusia 8 tahun.


Kepala desa Kimiya biasa menghadiri atau mengirim wakilnya untuk menghadiri acara yang terjadi di wilayahnya. Menjadi tanggung jawab kepala desa untuk menjaga keamanan wilayahnya. Kepala desa Kimiya itu adalah kakak Masalu yang bernama Sedu. Ia tak mempermasalahkan Masalu dan Abdoulay yang dibaptis karena mereka adalah orang dewasa yang telah mampu memilih jalan hidupnya sendiri. Namun ia mengatakan bahwa ia tak dapat mengizinkan Bagar dibaptis. Menurut budaya Landuma, anak itu masih terlalu muda sehingga masih belum mampu mengambil keputusan yang sedemikian penting bagi hidupnya. Hal itu cukup mengecewakan Kirk dan Jim, namun mereka cukup sadar dan menghormati adanya pengaruh dari keluarga yang turut berperan dalam mengambil keputusan tersebut. Hari Minggu berikutnya diadakan baptisan lagi di Hamdallaye. Yang dibaptis adalah Salu Compo, Mamadu Jasi, Ibrahima Bah dan istri Masalu, Aisatou.

Sumber: Get Info -- New Tribes Mission, November 11th, 2005


  • Naikkan syukur atas petobat-petobat baru dari suku Landuma. Berdoa agar mereka tetap teguh dalam iman percaya mereka.

  • Doakan juga terutama bagi Ibrahima, seorang wanita yang menjadi petobat baru, dalam memutuskan kelanjutan hubungan dengan tunangannya. Keluarga tunangannya telah menyatakan bahwa mereka tak akan mengizinkan anaknya menikah dengan seorang Kristen.

e-JEMMi 48/2005

Guinea Tahun 2006

CONAKRY, Guinea: Taksi kembali beroperasi, pasar dan toko-toko sudah kembali buka, murid-murid pun sudah kembali ke sekolah, dan para misionaris dapat kembali melanjutkan pekerjaan mereka tanpa gangguan. Tim penerjemah Alkitab dalam bahasa Susu membuat kemajuan yang baik, meskipun masih ada beberapa pertanyaan tentang istilah-istilah penting. Pasangan misionaris Benton dan Lorna Willard sudah selesai mengoreksi dan memeriksa pengertian pada beberapa kitab Perjanjian Baru yang diterjemahkan oleh Pioneer Bible Translators. Pasangan Willard juga dibantu oleh para murid yang mengikuti pelajaran Alkitab mingguan mereka. Para wanita itu -- Fatu K., Fatu C., Sale, Ariatu, Yenaba, dan Mamata bertemu setiap hari Senin. Kelompok lainnya, yang terdiri dari pasangan-pasangan Kristen dan orang-orang lain yang tertarik pada firman Tuhan, mengadakan pertemuan setiap hari Rabu.

[Sumber: New Tribes Mission, Juni 2006]


Pokok Doa:

  • Doakanlah agar pertemuan untuk belajar Alkitab seminggu sekali tetap berjalan konsisten dan Roh Kudus bekerja di hati mereka.

  • Berdoa juga untuk kesatuan di antara para tim penerjemah ketika mereka mencetak pekerjaan mereka dan dapat menemukan cara yang baik untuk menyatakan Injil.

e-JEMMi 28/2006