Dunia di mana kita berpijak adalah ajang peperangan antara kuasa kegelapan dan kuasa Tuhan. Sedangkan manusia adalah makhluk yang memunyai kehendak, mau atau tidak mau harus memilih di antara dua hal tersebut. Manusia tidak akan menjadi makhluk netralisme yang memunyai kuasa tersendiri. Sekali lagi, tidak mungkin, sebab manusia hidup dan kehidupannya ada dalam kuasa tersebut. Dalam Matius 12:43-45 dan Wahyu 3:20, dua bagian ayat ini menjelaskan bahwa dalam diri manusia, kalau tidak ada Tuhan, pasti kehendak setan yang berkuasa.
Siapakah Iblis Itu?
Dalam mendekati keberadaan iblis, lebih dahulu kita perlu melihat gagasan-gagasan iblis yang masuk ke sendi-sendi budaya -- adat kita.
Asal Mula Iblis
Keberadaan Iblis atau setan tidak pernah Tuhan izinkan, sehingga iman kita menolak bahwa penyebab kehadiran Iblis adalah Tuhan. Allah tidak pernah menciptakan Iblis dengan balanya. Memang Kolose 1:16 berkata, "Karena di dalam Dia telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia." Penciptaan itu termasuk malaikat. Hal itu dikerjakan oleh Allah jauh sebelum penciptaan manusia. Salah satu malaikat yang menjadi pemimpin ialah Lucifer atau Bintang Timur atau Putera Fajar, yang kemudian menjadi tinggi hati mau menyamai Yang Maha Tinggi, tetapi kemudian diturunkan Allah sehingga dia menjadi Iblis/setan (Yesaya 14:12-15, Yehezkiel 28:13-17). Setelah itu Iblis bekerja di taman Firdaus, lalu menjatuhkan Hawa dan Adam. Setan disebutkan sebagai penghulu roh-roh jahat (Matius 12:24). Hal ini sebagai indikasi bahwa setan atau Iblis telah menjadi pemimpin malaikat-malaikat yang jatuh menjadi roh-roh jahat.
Iblis atau setan telah mengatur dengan baik tingkatan-tingkatan malaikat-malaikatnya untuk memperluas tujuannya. Efesus 6:12 berkata, "karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah (penekanannya pada sistem), melawan penguasa-penguasa (penekanannya pada pribadi dari setan yang berkuasa), melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini (penekanannya Iblis sebagai pemimpin kegelapan), melawan roh-roh jahat di udara (penekanannya pada kegiatan roh-roh ini yang sering menimbulkan kekacauan manusia)." Dua dari tingkatan-tingkatan tersebut -- pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa, memiliki sebutan yang sama dengan malaikat-malaikat (Efesus 3:10). Hal ini sebagai indikasi bahwa jenis makhluk yang sama, merupakan pribadi-pribadi pada tingkatan ini. Roh-roh jahat disebut sebagai makhluk-makhluk halus (sebenarnya adalah roh-roh yang najis). Contoh: roh jahat yang disebut dalam Matius 17:18. Sebenarnya ada kesamaan antara roh-roh jahat dengan roh-roh halus yang terdapat dalam Lukas 10:17-20. Kitab Matius 8:16 juga menyaksikannya, Tuhan Yesus menyembuhkan banyak orang yang dirasuk oleh roh-roh jahat dengan cara mengusir keluar roh-roh najis dari dalam diri mereka.
Bentuk Kegiatan Setan Menurut Alkitab
Kegiatan-kegiatan setan telah tercatat dalam firman Allah: dalam hubungan dengan Kristus, dengan Allah, dengan bangsa-bangsa, dengan orang yang tidak percaya, dengan orang-orang percaya.
Hubungan dengan Yesus Kristus
Permusuhan antara Setan dengan Kristus pertama kali terlihat dalam Kejadian 3:15. Kristus sebagai benih perempuan akan meremukkan kepala si setan, begitu pula setan akan meremukkan tumit dari benih perempuan tersebut (penderitaan Yesus di kayu salib). Pada saat kelahiran Tuhan Yesus di bumi, Dia sudah dihadang oleh Setan melalui Herodes. Tidak dapat disangkal bahwa pembunuhan yang diperintahkan oleh Herodes terhadap anak-anak di bawah umur dua tahun, diilhami oleh setan (Matius 2:16). Begitu pula dalam Matius 16:21-23, Tuhan Yesus menghardik Petrus karena dia dipakai setan untuk menghalangi karya Kristus (menderita, mati, dan bangkit). Setan juga memakai Yudas untuk mengkhianati Tuhan Yesus (Yohanes 13:27). Serangan selanjutnya dalam Matius 4:1-11, Tuhan Yesus dicobai oleh Iblis untuk berbuat jahat melalui tiga bidang. Tiga serangan ini sebagai gambaran tentang bidang-bidang di mana seseorang dapat dicobai: keinginan daging, keinginan mata, keangkuhan (1 Yohanes 2:16). Segala tujuan pencobaan setan kepada Kristus adalah untuk meniadakan penderitaan dan kematian di kayu salib.
Hubungan dengan Allah
Dalam Kejadian 3:5, setan memberikan penawaran palsu kepada Hawa, bahwa dia akan menjadi "seperti Allah" jika makan buah pengetahuan baik dan jahat yang dilarang itu. Tindakan setan ini sebagai penyerangan kepada Allah. Saat ini, kegiatan setan untuk "menyerang" anak-anak Allah semakin berkembang (2 Timotius 3:5). Setan juga menampilkan pelayan-pelayan yang menyamar sebagai pelayan-pelayan kebenaran (2 Korintus 11:15). Puncak dari kepalsuan itu ialah kedatangan antikristus. Kegiatan ini menyesatkan banyak orang dengan "kebohongan/tipu muslihat" (2 Tesalonika 2:9-11).
Hubungan dengan Bangsa-Bangsa
Tujuan utama setan dalam hal ini adalah untuk menyesatkan bangsa- bangsa (Wahyu 20:30). Penyesat ini beranggapan dapat memerintah secara adil, bijaksana, dan damai, terlepas dari kehadiran Tuhan dan pemerintahan Tuhan. Taktiknya hanya untuk mengelabui. Dalam melakukan tugas ini, setan mempekerjakan roh-roh jahat (Daniel 10:13, 20), dan dia memakai pemerintah-pemerintah untuk menghalangi pengabaran Injil (1 Tesalonika 2:18).
Hubungan dengan Orang Kafir
Dalam 2 Korintus 4:4, setan membutakan pikiran mereka, sehingga mereka tidak mau menerima Injil. Dia memberikan pemahaman yang salah: "Banyak jalan menuju ke Roma" (cara berpikir pluralisme dan kebatinan). Pertimbangan manusia dan berbagai argumentasi yang meyakinkan, memunyai peranan penting. Tetapi, setan juga datang pada saat orang mau mendengarkan firman Tuhan, sehingga dia tidak dapat percaya (Lukas 8:12).
Hubungan dengan Orang Percaya
Dalam relasi dengan orang-orang percaya, setan tidak pernah tinggal diam, tetapi justru bekerja lebih giat.
Diambil dari:
Judul majalah | : | Yasuma, Edisi VIII, Tahun 2000 |
Penulis | : | Pdt. Legowo, M.Div |
Penerbit | : | Yayasan Sumber Sejahtera, Jakarta |
Halaman | : | 5 -- 8 |