Dalam suatu kehidupan berjemaat, anggota jemaat akan mengamati kehidupan pemimpinnya, bahkan mereka menuntut pemimpinnya untuk dapat dijadikan sebagai panutan atau teladan. Bukan perkataannya saja yang dilihat, tetapi apa yang dilakukan pemimpin lebih menjadi fokus perhatian jemaat.
1 Petrus 5:3 mengatakan, "janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi TELADAN bagi kawanan domba itu." Sedangkan Tuhan Yesus sendiri dalam Yohanes 13:15 memberikan contoh kepada para pemimpin untuk menjadi teladan, "sebab Aku telah memberikan suatu TELADAN kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu."
Dalam Keluaran 18:25 dikatakan, "Dari seluruh orang Israel Musa memilih orang-orang yang cakap dan mengangkat mereka menjadi kepala atas bangsa itu, menjadi pemimpin seribu orang, pemimpin seratus orang, pemimpin lima puluh orang dan pemimpin sepuluh orang." Dari ayat ini, kita dapat melihat bahwa Musa memilih orang-orang yang cakap dan menjadikan mereka pemimpin, yaitu pemimpin atas seribu orang, pemimpin seratus orang, pemimpin lima puluh orang, dan pemimpin sepuluh orang. Musa memilih orang-orang yang cakap, berkapasitas, dan sanggup memimpin.
Sekarang ini, gereja kekurangan pemimpin yang dinamis. Banyak orang menyebut dirinya pemimpin, tetapi sebenarnya mereka melakukan suatu kepemimpinan yang semu, karena mereka tidak memiliki kapasitas sebagai pemimpin yang cakap. Seorang pemimpin yang dinamis hanya mengenal istilah MAJU. Dia tidak mengenal istilah mundur atau menyerah, dia juga memiliki keyakinan penuh bahwa Tuhan pasti membuka jalan untuk pekerjaan atau pelayanan yang dikerjakannya.
Karakter pemimpin yang dinamis.
Perbedaan antara pemimpin yang dinamis dan pemimpin yang semu.
Dinamis
Semu
Jadilah Teladan
Syarat terpenting seorang pemimpin adalah menjadi teladan! Jika dilihat dari bahasa Yunani, kata yang diterjemahkan menjadi TELADAN adalah TUPOS, yang berarti model, gambar, ideal, atau pola. Pemimpin harus dapat menjadi contoh dalam kesetiaan, kekudusan, ketekunan, serta kesalehan. Hai Pemimpin! Mari Jadilah teladan dan jadilah contoh ideal!
Diambil dari:
Judul majalah | : | abbavoice, Volume 3, Edisi Pembentukan dan Pengabdian |
Penulis | : | Lim/DEV/Daud Wira |
Penerbit | : | Abbalove Ministries |
Halaman | : | 33 -- 34 |