Seorang pemuda ditangkap polisi karena kedapatan di bawah pengaruh alkohol. Polisi yang mengangkut dia menatapnya serta bertanya, "Apakah kamu menyukai kehidupan seperti ini?" "Saya membenci kehidupan seperti ini," jawab pemuda itu. Tiga jam kemudian, setelah pemuda itu merasa tenang di sebuah taman, polisi mengembalikan kunci mobilnya karena ia tidak melihat masalah yang lebih dalam daripada sekadar alkohol.
Pemuda itu bernama Dawson Trotman. Tahun-tahun SMU-nya dilewatkan dengan menjabat sebagai pembaca pidato perpisahan kelas, ketua badan siswa, ketua dewan siswa, dan kapten tim bola basket. Akan tetapi, beberapa tahun berikutnya kehidupan Trotman menyimpang ke arah yang membahayakan. Ia berjudi, mabuk-mabukan dan menjadi pemain polo licik yang terkenal. Namun, pertemuan tengah malam dengan polisi setempat ternyata menjadi katalisator untuk suatu pertemuan dengan Yesus Kristus.
Pada akhir minggu itu, Trotman pergi ke gereja. Pemimpin sekolah minggunya menugaskan dia menghafal 10 ayat mengenai keselamatan. Akan tetapi tiga minggu kemudian, ia kembali dengan 24 ayat di kepalanya. Akan tetapi, ia kembali menenggak minuman keras dan berperilaku ceroboh. Ini bukanlah pertama kali ia ke gereja. Meskipun ia suka mencuri sejak kecil, ia menjadi pemimpin kaum muda di gerejanya. Kisah Trotman baru sampai sejauh itu dan ia masih belum memiliki hidup yang kekal.
Tiba-tiba ia mendapati sebuah ayat Alkitab dari Injil Yohanes pasal 5, bahwa ia dapat memiliki hidup yang kekal. Ia berdoa, "Ya Tuhan, apapun artinya ayat itu, saya ingin memilikinya." Ayat lain terlintas dalam pikirannya. "Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya." Dan, Trotman menerima Yesus tak lama kemudian.
Awal Pelayanannya
Trotman menghabiskan beberapa tahun berikutnya dengan terlibat dalam penginjilan pribadi yang intensif. Sementara itu ia terus menyerahkan dirinya pada kehidupan doa yang disiplin. Seperti biasa fokusnya adalah memasukkan dan menyerap firman Allah.
Pada tahun 1934, Trotman diminta mengunjungi seorang pelaut, Les Spencer dan membagikan firman Allah kepadanya. Betty Skinner, penulis biografi Trotman yang berjudul "Daws", menggambarkan adegan ini: "Di tempat parkir sekolah, mereka mencurahkan perhatian pada Alkitab. Ketika seorang satpam mendekat dan bertanya apa yang sedang mereka lakukan? "Membaca Alkitab," jawab Trotman. Ia juga mengambil kesempatan untuk bersaksi. Trotman beralih dari satu bagian ke bagian yang lain untuk menjelaskan Injil dan menjawab semua pembelaan satpam itu.
"Dalam perjalanan kembali ke darat (Spencer) berkata, "Saya bersedia memberikan tangan kanan saya untuk dapat mengetahui bagaimana menggunakan firman Tuhan seperti itu."
Itulah yang menjadi tanda awal pelayanan Para Navigator. Diberi nama demikian karena pada mulanya berhubungan dengan pelayanan pelayaran. Spencer menuntun orang lain kepada Kristus dan pada gilirannya menuntun orang lain lagi kepada keselamatan. Pelayanan pemuridan Para Navigator pun dimulai. Proses memenangkan dan memuridkan orang-orang, baik laki-laki maupun perempuan bagi Kristus berlanjut di seluruh dunia sampai sekarang ini.
Menghafalkan Ayat dan Merenungkan Firman Tuhan
Pengalaman pertobatan Trotman berpusat pada penghafalan dan perenungan firman Tuhan. Ia adalah pembuat murid sebab ia sendiri yang pertama kali dimuridkan oleh Allah melalui Alkitab. Penekanan untuk menghafalkan Alkitab disusunnya menurut tema-tema per topik, kemudian menjadi bagian dari kurikulum inti pelayanan Para Navigator sekarang ini.
Trotman menghafal firman Tuhan tidak dengan cara yang legalistik. Ia mengerti bahwa Roh Allah harus menimbulkan hasrat yang berkobar dan menjadi tambang kekayaan firman-Nya. Menghafal firman Tuhan dan merenungkannya secara teratur merupakan dasar untuk mengalami kehidupan yang berlimpah. Pemazmur "menghargai/menyimpan" firman Tuhan di dalam hatinya dan merenungkan firman Tuhan itu "siang dan malam".
Ketika Anda menulis firman Tuhan dalam celah-celah hati, maka Anda akan menemukan pikiran yang diperbaharui dan siap untuk menghadapi pencobaan, tantangan, dan kesengsaraan dari perspektif kebenaran Allah. Kebenaranlah yang membebaskan Anda. Semakin banyak Kitab Suci yang di simpan dalam hati, Anda akan semakin menjadi seperti Kristus.
Rev. Billy Graham menyimpulkan kehidupan Trotman demikian: Dawson mencintai firman Tuhan lebih dari siapa pun dan mengajarkannya kepada saya untuk mencintai firman Allah. Ia selalu membawa Alkitabnya dan selalu diberinya tanda. Firman Allah begitu manis bagi dia."
Cikal Bakal Para Navigator
Kehidupannya berubah, walaupun bekerja sebagai sopir truk di California. Ia mengajar seorang pelaut bernama Les Spencer bagaimana hidup bagi Kristus. Pelaut yang lain menanyakan kepada Spencer rahasia kehidupannya yang berubah. Spencer membawa orang itu kepada Trotman dan meminta dia mengajarinya. Trotman merasa jengkel. Ia sudah menghabiskan waktu berbulan-bulan dan meneruskan kepada Spencer segala sesuatu yang ia perlu ketahui untuk melakukan tugas itu sendiri. "Ajarkan dia!" katanya. Itulah awal pelayanan Para Navigator.
Dari pengalaman ini, Trotman melihat potensi yang luar biasa yang dilakukan dalam pemuridan -- pribadi ke pribadi untuk mengubah kehidupan. Karena itu, para navigator mengadopsi moto "mengenal dan memperkenalkan Kristus".
Ribuan orang memberi respons terhadap tantangan Trotman ini. Pelayanan Para Navigator pun berdiri (Organisasi tersebut tidak berbentuk badan hukum selama 10 dekade). Tak lama kemudian, Spencer dan teman-teman sekapalnya mengajar 125 orang di atas kapal USS West Virginia, kemudian mengajar orang lain di atas kapal-kapal yang tenggelam di Pearl Harbor.
Dawson Trotman, seorang laki-laki, yang penuh semangat menyampaikan pidato perpisahan kelas dan ketua mahasiswa, terus menggunakan bakatnya dengan baik. Pelayanan Para Navigator terus berkembang. Dewasa ini sekitar 100.000 orang berlangganan majalah Discipleship Journal. Anda mungkin telah melihat pedoman belajar yang lain dan buku-buku yang diterbitkan oleh organisasi itu atau majalah doa mereka. Lebih dari 3000 orang bekerja untuk Para Navigator kepada hampir seratus bangsa. Itulah cara ketaatan dari satu orang laki-laki yang mengasihi Tuhan.
Kehidupan yang Berdisiplin
Rev. Billy Graham berkhotbah pada penguburan Dawson Trotman tahun 1956. Ia meninggal ketika menyelamatkan seorang gadis kecil yang tenggelam di sebuah danau di bagian utara New York. "Menurut saya, Dawson Trotman secara pribadi telah menyentuh lebih banyak kehidupan (demi Kristus) ketimbang siapa pun yang pernah saya kenal," kata Graham.
Graham mengenal Trotman dan pelayanan yang didirikannya -- dengan sangat baik, dan menggunakan bahan yang dikembangkan Trotman sebagai pengajaran tindak lanjut untuk kampanye-kampanye penginjilannya. "Dawson Trotman adalah seorang tokoh yang paling tidak terlupakan yang pernah saya temui dalam kehidupan Kristen saya. Ia terus sibuk sepanjang waktu menyentuh kehidupan setiap hari bagi Kristus." (Billy Graham).
Pengaruh Para Navigator sejak itu bertumbuh sampai proporsi seluruh dunia dengan kira-kira 3.600 staf yang mewakili 60 bangsa yang bekerja di 101 negara.
Trotman mendirikan Para Navigator pada tahun 1934. Ia membuat bahan pelajaran Alkitab dan mengajarkannya melalui tahun-tahun pertumbuhan sampai meluas menjadi gerakan pemuridan -- dari personel militer sampai menjangkau para mahasiswa perguruan tinggi dan kaum awam. Di hati Trotman, pelayanan yang ia rindukan dari dahulu sampai saat dipanggil Tuhan adalah pemuridan orang-orang percaya dalam disiplin rohani -- mulai dari doa, ibadah, pemahaman Alkitab, dan kebaktian.
Diambil dari: | ||
Judul majalah | : | Sahabat Gembala, Juli 2005 |
Judul artikel | : | Daws: Si Pembuat Murid |
Penulis | : | Tidak dicantumkan |
Penerbit | : | Yayasan Kalam Hidup, Bandung |
Halaman | : | 27 -- 30 |
Sumber | : | e-JEMMi 43/2010 |