SIAPAKAH MEREKA?
Suku Arab Levant berasal dari Jazirah Arab yang kemudian bermigrasi ke Afrika Utara. Saat ini ada beberapa ratus ribu orang Arab Levant yang menempati bagian tepi utara padang pasir Arab. Mereka tersebar mulai dari Israel, Kuwait, hingga ke Iran. "Levant" adalah istilah yang cukup luas karena mereka terdiri dari beberapa kelompok Arab seperti orang Arab Yordania, Palestina, Irak, Yahudi, Kaldea, dan Suriah.
Banyak ahli menerka bahwa orang Arab dari Jazirah Arab adalah orang-orang Arab yang mula-mula. Budaya Arab berkembang dari kelompok-kelompok pengembara dan penduduk yang sudah hidup di padang pasir Arab sejak berabad-abad yang lalu. Dari sanalah suku Arab mulai bermigrasi, yang pada akhirnya berperan besar dalam perluasan dunia Arab.
Suku Arab Levant memiliki hubungan yang dekat dengan Islam di sepanjang sejarah mereka. Hari ini, hampir semua dari mereka, kecuali orang Arab Yahudi, adalah Muslim. Dua cabang utama Islam di wilayah ini adalah kaum Syiah dan kaum Syafii. Kebanyakan orang Arab Levant berbicara dalam sejenis bahasa Arab yang disebut bahasa Arabiya, dengan berbagai variasi dialek. Yang lainnya berbicara dalam sejenis bahasa Arab yang disebut bahasa Mashriqi.
SEPERTI APA KEHIDUPAN MEREKA?
Suku Arab Levant pada umumnya tinggal di pemukiman yang berada di dekat wilayah yang subur; mereka juga dapat dijumpai di dekat kaki gunung yang tidak terlalu gersang. Walaupun mereka menetap di perkotaan atau di pedesaan, mereka tetap berpegang teguh pada identitas kesukuan mereka.
Ada bermacam-macam suku di sana yang dipimpin oleh seorang yang dipanggil Syekh (kepala suku Arab yang dianggap ahli dalam agama Islam dan alam gaib). Desa-desa mereka yang bentuknya seperti benteng mudah dilindungi. Setiap rumah memiliki jendela di setiap sisinya dan dibangun menghadap keluar desa mereka. Setiap orang maupun barang yang melewati kota diawasi dengan ketat.
Rumah-rumah mereka biasanya penuh dengan dekorasi. Ruangan-ruangan di rumah mereka biasanya memunyai karpet, dan ketika akan masuk rumah, mereka harus melepas sepatu mereka di depan pintu. Di sepanjang tembok dijejerkan bantal-bantal untuk diduduki dan disandari. Ruang tamu utama dan dapur terletak di lantai atas. Atap-atap datar tersebut digunakan oleh para wanita untuk menjemur cucian.
Kehidupan sosial sangatlah penting bagi orang Arab. Mereka gemar meluangkan waktu mereka setiap hari untuk minum kopi sambil duduk di lantai dan mereka meminumnya dalam gelas tanpa gagang. Makanan mereka terdiri dari roti gandum dan bubur yang dicampur dengan daging atau ayam rebus.
Walaupun mendapatkan pengajaran Islam, masih ada perbedaan kelas yang nyata di Arab. Jenis pakaian yang mereka kenakan merupakan salah satu faktor pembeda. Kita dapat mengenali cara berpakaian orang Levant karena mereka mengenakan pakaian yang lain dibanding penduduk lain. Para wanita mengenakan cadar di luar dan di dalam rumah. Anak laki-laki yang beranjak dewasa menunjukkan kedewasaan mereka dengan mengganti tutup kepala mereka serta membawa belati.
Walaupun pria Muslim diizinkan memunyai hingga empat istri, namun hampir setiap perkawinan orang Arab Levant adalah monogami. Dahulu semua pernikahan diatur oleh orang tua, namun sekarang muda-mudi sudah diperbolehkan untuk memilih pasangan mereka sendiri. Anak perempuan dianggap siap menikah pada umur 9 tahun.
Akhir-akhir ini banyak pengembara Arab Levant yang menetap di desa-desa di pegunungan. Di sana mereka menanam gandum, sayur-sayuran, kopi, melon, kurma, mangga, dan delima. Hewan ternak dipelihara untuk diambil susu dan telurnya.
APAKAH KEPERCAYAAN MEREKA?
Hampir semua orang Arab Levant adalah Muslim. Islam adalah agama yang berdasar pada lima rukun Islam. (1) Umat Muslim harus mengakui bahwa "tiada Allah lain selain Allah, dan Muhammad adalah rasul Allah." (2) Mereka harus menjalankan shalat lima kali sehari menghadap Mekkah. (3) Mereka harus berzakat. (4) Mereka harus berpuasa selama bulan Ramadhan, bulan ke-9 dalam kalender Islam. (5) Mereka harus berusaha menjalankan haji ke Mekkah paling tidak sekali seumur hidup.
Islam memunyai pengaruh yang kuat dalam kehidupan orang Arab Levant. Untuk melestarikan adat penduduknya, mereka hanya diizinkan menikah dengan sesama suku mereka. Masyarakat Arab Levant menganut paham patrilineal, yang berarti warisan mereka diberikan kepada pihak pria. Dalam sistem ini, para pria mendapat warisan yang lebih banyak dibandingkan para wanita. Karena anak-anak dianggap sebagai aset besar keluarga, kemampuan perempuan melahirkan sangat dihargai di sana.
APAKAH YANG MEREKA PERLUKAN?
Injil perlu diberitakan di antara penduduk Arab Levant. Saat ini hanya ada segelintir organisasi yang melayani suku ini. Selain itu, sangat sedikit siaran radio Kristen yang mengudara di daerah ini dan hanya sebagian kitab Perjanjian Baru yang telah diterjemahkan dalam bahasa ini.
Saat ini, hanya sedikit orang Kristen dalam komunitas Arab Levant, sedangkan, jumlah terbesar adalah mereka yang dari Arab Irak. Usaha penginjilan dalam suku-suku ini cukup menantang karena negara membatasi gerak penginjilan di sana; dan juga karena adanya pertentangan terhadap kekristenan. Doa syafaat adalah kunci untuk menjangkau mereka kepada Injil. (t/Uly)
Pokok-Pokok Doa:
Diterjemahkan dari: | ||
Judul asli artikel | : | Arab, Syrian of Sudan |
Nama situs | : | Joshua Project |
Penulis | : | Tidak dicantumkan |
Alamat URL | : | http://www.joshuaproject.net |
Sumber | : | e-JEMMi 30/2010 |