Onyiyenchi Ijomah adalah seorang pelajar dari Nigeria. Dia menuliskan pengalamannya ketika sedang mempersiapkan diri untuk menempuh beberapa ujian.
Saat aku masih berada di tahun terakhir di sekolah lanjutan, aku benar-benar ingin berhasil melewati ujian SSCE dengan baik. Ujian ini sangat penting bagiku agar aku dapat memperoleh pekerjaan. Suatu malam, aku terjaga dari tidur sambil memikirkan sesuatu. Karena sampai tengah malam aku masih terjaga dan tidak dapat tidur lagi, aku putuskan untuk pergi ke rumah teman dan meminta sekedar saran. Temanku bercerita tentang seorang dukun dan bagaimana dukun itu dapat menolong persoalanku. Aku memutuskan untuk pergi menemui dukun itu. Lalu aku pulang ke rumah dan kali ini aku dapat tidur dengan nyenyak.
Aku mengunjungi dukun itu bersama dengan temanku. Dukun itu menyuruhku untuk membeli sepotong roti sebagai sarana agar ilmu sihirnya dapat bekerja. Setelah ia memberi mantera pada roti yang kubeli, ia menyuruhku untuk memberikannya kepada ibuku. "Jika kau tidak dapat melakukannya dalam waktu 24 jam," kata dukun itu memperingatkanku, "kau akan mati!"
Dalam perjalanan pulang, aku mengalami kecelakaan dan roti itu hilang entah kemana! Saat aku sadar, aku sudah berada di rumah sakit. Beberapa perawat berdiri mengelilingiku sambil mengucap syukur kepada Tuhan karena aku masih hidup. Aku sangat terkejut dan bertanya kepada mereka apa yang telah terjadi. Mereka menjelaskan bahwa aku tidak sadar selama tiga hari. Setelah tiga puluh menit berlalu, tiba-tiba aku mulai ingat apa yang dikatakan dukun kepadaku tentang roti yang harus kuberikan kepada ibu. "Mana rotiku!" teriakku penuh ketakutan, "Aku akan mati, berikan aku rotiku!"
Para dokter dan perawat di sekelilingku kebingungan melihat tingkahku yang aneh. Mereka bertanya kepadaku apa yang sebenarnya terjadi. Lalu aku mulai menceritakan kepada mereka tentang pertemuanku dengan seorang dukun. Mendengar ceritaku, dokter yang merawatku berkata bahwa aku tidak akan mati dan karena itu aku cukup sehat untuk menghadiri persekutuan Kristen bersama mereka. Persekutuan tersebut benar-benar telah mengubah hidupku karena melalui persekutuan itu aku menemukan kedamaian.
Mengapa Ijomah menemukan hidupnya telah diubahkan setelah menghadiri persekutuan itu? Sebenarnya bukan persekutuan itu yang mengubahkan hidup Ijomah, melainkan Yesus Kristus sendiri yang telah berkenan untuk mengubah hidup Ijomah. Ijomah sekarang telah membuktikan sendiri bahwa kata-kata dukun tidak benar. Ia tidak meninggal hanya karena ia gagal melaksanakan tugas dari dukun tersebut. Apa yang diberikan oleh dukun hanya memberikan ketakutan bagi Ijomah.
Yesus Kristus memberikan kedamaian dalam hidup Ijomah, dan bukan ketakutan, dan bahkan lebih dari itu. Para perawat meminta Allah untuk menyembuhkan Ijomah, dan dia tidak meninggal. Allah telah menyelamatkan nyawa Ijomah dari kecelakaan itu.
Allah juga akan menyelamatkan kita dari suatu bentuk kematian lain. Alkitab mengatakan bahwa jiwa kita sebenarnya telah mati karena dosa. Kita selalu dipenuhi dengan ketakutan dan pikiran kita menjadi tidak damai. Namun, Allah telah mengutus Yesus Kristus (Isa Masih) ke dalam dunia untuk membebaskan kita dari rasa ketakutan dan memberikan kedamaian dalam pikiran dan kehidupan kita, Dia mati untuk menebus semua dosa kita. Saat kita percaya dan beriman kepada- Nya, Ia mengampuni dan menghapus dosa-dosa yang telah kita lakukan. Kita dapat memiliki hidup baru yang indah -- dan Allah berjanji bahwa jiwa kita akan hidup tanpa rasa takut akan penghukuman.
Sumber: S O O N, Issue no. 168