Allah Bapa mengutus Anak tunggal-Nya ke dunia ini, yaitu Tuhan Yesus Kristus, dengan satu tujuan: "membinasakan (menghancurkan) perbuatan-perbuatan Iblis" (1 Yohanes 3:8) dan "supaya kita hidup oleh-Nya" (1 Yohanes 4:9). Tujuan itu adalah sebagai wujud dari "KASIH ALLAH" (Yohanes 3:16).
Dalam menciptakan manusia, Allah tidak pernah merencanakan agar manusia berdosa (hidup sebagai orang berdosa, kalah terhadap dosa), agar menderita sakit penyakit, agar mengalami kematian. Tidak! Ia menciptakan manusia supaya manusia hidup dalam kekekalan dan kebahagiaan, damai sejahtera dalam persekutuan dengan Dia, menjadi mitra-Nya untuk memerintah dunia (mengurus dan menata dunia). Manusia tidak diciptakan seperti boneka atau wayang, yang dimainkan oleh dalang, yang percaya pada takdir atau nasib. Sehingga bila ada seseorang yang dipenjarakan karena mencuri, itu dikatakan sudah nasibnya; kalau satu pernikahan berantakan, itu dikatakan sudah nasib atau takdir. Tidak! Manusia diciptakan menurut gambar Allah, artinya kesamaan dengan Allah dalam hal memiliki kehendak moral yang bebas, yaitu kehendak untuk memilih. Tetapi Adam dan Hawa memakai kuasa yang dianugerahkan kepada mereka untuk melanggar perintah Tuhan. Inginnya seperti Allah, bukan memakai kuasa itu untuk melayani Allah dan bersekutu dengan Allah. Baik manusia maupun malaikat-malaikat tidak diciptakan Tuhan untuk menjadi boneka atau wayang. Iblis itu adalah malaikat yang bangkit melawan Allah, tidak taat: "Aku akan menjadi lebih besar dari Allah" (Yesaya 14:12-15, Yehezkiel 28:12, 14, 15, 17).
Putra fajar, bintang timur (latin: Lucifer). Di dalam Perjanjian Baru, Lucifer dilambangkan dengan Naga (Wahyu 12:7-9). Demikian pula halnya dengan manusia. Akibat ketidaktaatan, manusia jatuh ke dalam kuasa dosa, kutuk sakit penyakit, dan kematian (upah dosa adalah maut, Roma 6:23).
Itulah sebabnya Allah mengurus Anak-Nya yang tunggal, Tuhan Yesus Kristus. Tuhan Yesus Kristus adalah Adam yang akhir, yang datang ke dunia ini bukan sebagai mahkluk yang hidup, tetapi sebagai Roh yang menghidupkan (1 Korintus 45).
Tuhan Yesus Kristus telah melewati berbagai macam pencobaan. Ibrani 4:15 mengatakan, "... sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa." Tuhan Yesus keluar sebagai pemenang! Tuhan Yesus Kristus, sebelum berperang dengan iblis, diberi pengalaman oleh Bapa bahwa meskipun Ia anak Allah, Ia telah meninggalkan surga (Ia telah mengosongkan diri-Nya sendiri menjadi sama dengan manusia, Filipi 2:6-7). Kisah Para Rasul 10:38, "Yaitu tentang Yesus ... bagaimana Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa, Ia yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai Dia."
Itulah sebabnya Yesus Kristus menunjukkan bagaimana caranya mendapatkan kuasa itu, "Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi" (Kisah Para Rasul 1:8). Saat Rasul Petrus dan Rasul Yohanes ke Bait Allah, ada orang lumpuh dari sejak lahir sedang mengemis. Rasul Petrus mengatakan dalam Kisah Para Rasul 6:3 bahwa apa yang ia punyalah kuncinya. Rasul Petrus tidak bisa memberi apa yang tidak dimiliki. Apakah yang dipunyainya? Pengalaman hidup dengan Tuhan Yesus Kristus, keintiman hidup dengan Tuhan Yesus Kristus. Bukan apa yang ia dengar dari orang lain, tetapi apa yang ia alami sendiri dengan Yesus (Kisah Para Rasul 4:13). Apa rahasia kuasa Petrus dan Yohanes, orang biasa yang tidak terpelajar? Keduanya adalah pengikut Kristus.
Bagaimana menerima kuasa itu? Kuasa tidak mengalir melalui kata-kata. Kuasa mengalir melalui persekutuan pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus dan Roh Kudus.
Keintiman dengan Tuhan Yesus Kristus menghasilkan kuasa (Yohanes 15:5) "... barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam Dia Ia berbuah banyak. Sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa." "Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan FirmanKu tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki dan kamu akan menerimanya." (Yohanes 15:7)
Hancurkan serangan roh kegagalan dan roh mustahil yang mengelilingi kita yang berkata, "Kamu tidak mungkin mengalami kuasa untuk menang atas dosa, Iblis, sakit penyakit, pencobaan, kamu lemah, kamu terikat kedagingan, dan sebagainya." Kita hancurkan dengan kuasa darah Yesus Kristus (Ibrani 2:14-15, 18)
Hidup di dalam terang (1 Yohanes 1:5-7, 1 Yohanes 4:8-11), tidak ada kepahitan dalam hidup kita.
Diurapi oleh Roh Kudus dan hidup dalam pimpinan Roh Kudus, kuasa supernatural tidak bisa dilawan dengan kekuatan daging, harus dengan kekuatan supernatural, yaitu Roh Kudus. Tidak sekadar diurapi dengan Roh Kudus, tetapi kita harus menyerah di dalam bimbingan dan pimpinan-Nya secara total, yaitu tidak kompromi dengan dosa (tidak mengkompromikan firman Allah).
Betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya. Kuasa atas tubuh yang lemah dan sakit (1 Petrus 2:24), kuasa atas dosa, kuasa atas maut, kuasa atas pencobaan. Serahkan diri Anda kepada Allah dan lawanlah Iblis!
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul buku | : | Duta, Edisi Khusus Desember 1997 |
Judul artikel | : | Betapa Hebat Kuasa-Nya bagi Kita yang Percaya |
Penulis | : | Pdt. Daniel Henubau, S.Th. |
Penerbit | : | Gereja Kasih Karunia Indonesia (GEKARI), Jakarta 1997 |
Halaman | : | 3 -- 4 |