Baru-baru ini ada kegerakan di India di antara orang-orang Dalit (yang dikenal sebagai kelompok "yang terabaikan") untuk membebaskan diri dari kemiskinan dan sifat ketergantungan yang memalukan melalui peningkatan kemampuan baca tulis, pendidikan, perbaikan kesehatan dan kebebasan ekonomi yang baru. Tapi hal ini justru menyulut terjadinya kerusuhan rasial dan agama karena adanya sistem kasta di India. Padahal kasta Dalit dan beberapa kasta rendah lainnya di India memiliki populasi sebesar 75% dari seluruh populasi penduduk India.
Kelompok orang Dalit tergolong dalam kasta terendah dalam sistim kasta di India. Mereka menderita diskriminasi sosial yang ekstrim bahkan pengucilan. Mereka seringkali juga menjadi korban kekerasan karena posisi kasta mereka yang rendah. Sistem Kasta sebenarnya merupakan bentuk rasialisme, namun sistem ini telah menjadi bagian integral dari agama Hindu dan bagian terbesar dari 'budaya Hindu'.
Struktur keseluruhan dari gerakan nasional Hindu (Hindutva) didominasi oleh kasta-kasta teratas yang menjadi pewaris utama dari sistem ini. Kaum militan RSS, yang didirikan tahun 1925, mempunyai misi untuk mendirikan negara Hindu. BJP, yang baru-baru ini menduduki pemerintahan, adalah sayap politik dari RSS. BJP menginginkan kaum Hindu memberikan suaranya untuk menjamin kedudukan mayoritas parlementernya.
Human Rights Watch (Pengawasan Hak Asasi Manusia) memperkirakan bahwa terdapat kurang lebih 160 juta orang Dalit yang ingin sekali bebas dari tekanan dan keburukan sistem kasta Hindu. Lebih dari satu juta orang Dalit merencanakan pertobatan massal untuk beralih ke agama Budha pada bulan Oktober nanti tetapi pemerintah menolak memberikan ijin untuk menyelenggarakan pertemuan tersebut. Hal ini menyebabkan ketegangan yang cukup tinggi di India.
Sejumlah besar kaum Dalit ada yang datang pada Kristus. Mereka tertarik dengan berita Injil, yang menunjukkan kasih yang tanpa syarat dan menjamin kedudukan yang sama bagi setiap orang di hadapan Allah. Inilah bentuk kemerdekaan tanpa syarat dan sikap yang tidak memihak yang ditawarkan Kristus kepada umat manusia. Dalam suatu pelayanan di India Selatan pada tanggal 29 Juni, 1000 orang Dalit meninggalkan agama Hindu untuk memeluk agama Kristen. Pemimpin-pemimpin Dalit memimpin kampanye "Hentikan Hinduisme" yang terorganisir dan ini melahirkan respon yang luar biasa dari orang- orang Dalit di sepanjang India Utara, terutama di Orissa, Maharastra, Uttar Pradesh dan Bihar.
Pada tanggal 27 Juli, undang-undang larangan untuk beralih ke agama lain diperkenalkan dalam Parlemen Nasional India. Sebagaimana telah diketahui, Nasionalis Hindu adalah kelompok politik tunggal terbesar dalam Parlemen dan mendominasi koalisi pemerintahan saat ini. Mereka berharap dapat segera mengesahkan undang-undang tersebut. Pemerintah juga merencanakan tindakan-tindakan penindasan lain seperti memangkas seluruh dana luar negeri yang ditujukan bagi organisasi misi. Jika undang-undang ini disahkan, maka akan ada pengekangan kebebasan agama yang cukup berat dan hal ini dapat mempersulit organisasi Kristen untuk dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Di Orissa, kurang lebih ada 19 orang petobat baru yang memeluk agama Kristen dihukum. Hal ini sangat ironis karena mereka dianggap melanggar ketentuan-ketentuan Orissa Freedom of Religion Act (Undang-undang Kebebasan Beragama Orissa). Ke-19 orang itu gagal dalam usaha mereka memberikan penjelaskan kepada para penguasa tentang tujuan mereka menjadi Kristen.
Doakanlah, khususnya bagi: * Kedamaian masyarakat Dalit di tengah-tengah perubahan yang menggemparkan ini.
* "Semua pemimpin Kristen yang diterjunkan di tengah kancah perubahan yang menggemparkan ini. Berdoalah untuk kebijaksanaan, belas kasihan dan keteguhan hati," kata Dr. Joseph D'Sousa (All India Christian Council).
* Perjuangan menghadapi tantangan pemeliharaan gelombang petobat- petobat baru yang belum memiliki pengetahuan iman yang dalam.
* Gereja di India. "Saya ingin mendorong orang untuk berdoa bagi gereja di India, agar orang-orang Kristen di India mulai berdiri kokoh dan tidak menjadi takut, agar mereka tahu bahwa Tuhan yang mengendalikan mereka," kata Gladys Staines (janda Graham Staines yang mati sebagai sorang martir).
"Luputkanlah aku, ya Tuhan, dari pada manusia jahat, jagalah aku terhadap orang yang melakukan kekerasan" (Mazmur 140:12).
* Berdoa agar Allah mengendalikan proses politik, agar Allah memberikan kebijaksanaan bagi para anggota parlementer, dan agar ada kuasa hukum Internasional yang efektif untuk jaminan kebebasan beragama bagi setiap orang di India.
Sumber: Religious Liberty Prayer List - No. 126 - Wed 01 Aug, 2001