Allah menghendaki semua suku bangsa di dunia menyembah-Nya. Itulah sebabnya, Dia begitu peduli kepada seluruh umat manusia melalui Abraham dan keturunannya. Mereka diberkati oleh-Nya untuk dijadikan saluran berkat bagi semua suku bangsa di dunia ini.
Tuhan Yesus Kristus menyimpulkan rencana ini dalam Matius 24:14, "Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya."
Rasul Yohanes diperkenankan melihat penggenapan rencana ini di dalam Wahyu 7:9, "Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan tahta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun di tangan mereka; karena mereka ditebus oleh darah Tuhan Yesus Kristus dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa." Selain itu, dalam Wahyu 15:4 Rasul Yohanes menyaksikan, "Siapakah yang tidak takut, ya Tuhan, dan yang tidak memuliakan namaMu? Sebab Engkau saja yang kudus; karena semua bangsa akan datang dan sujud menyembah Engkau, sebab telah nyata kebenaran segala penghakiman."
Berdasarkan firman Tuhan tersebut, kita mengetahui dengan pasti bahwa semua suku bangsa akan terwakili di hadapan takhta Allah di surga. Karena semua suku bangsa merupakan ciptaan Tuhan, semua suku bangsa itu juga harus termasuk ciptaan yang baru. Tanpa terkecuali, semua bangsa harus terwakili untuk menyembah Tuhan di surga.
Bagaimana Respons kita?
Firman Tuhan mengingatkan bahwa anak-anak Tuhan tidak boleh berdiam diri melainkan taat seperti para rasul ini. Setelah mendengar Amanat Agung, mereka mematuhi perintah terakhir Tuhan Yesus. Mereka menunggu di Yerusalem hingga diberi Roh Kudus (Kisah Para Rasul 1:8) dan sesudah itu, "Merekapun pergi memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan Firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya." (Markus 16:20)
Walaupun Paulus tidak langsung mendengar Amanat Agung dari mulut Tuhan Yesus, namun dia mengerti rencana Tuhan. Itu sebabnya, dia menulis surat kepada jemaat di Roma demikian, "Sebab aku tidak berani berkata-kata tentang sesuatu yang lain, kecuali tentang apa yang telah dikerjakan Kristus olehku, yaitu untuk memimpin bangsa-bangsa lain kepada ketaatan.... Demikianlah dalam perjalanan keliling dari Yerusalem sampai Ilirikum aku telah memberitakan sepenuhnya Injil Kristus.... Tetapi sekarang, karena aku tidak lagi memunyai tempat kerja di daerah ini dan karena aku telah beberapa tahun lamanya ingin mengunjungi kamu, aku harap dalam perjalananku ke Spanyol aku dapat singgah di tempatmu." (Roma 15:18, 19, 23, 24) Spanyol termasuk bangsa yang belum terjangkau oleh Injil.
Seandainya kita mengevaluasi daerah pelayanan rasul Paulus, kita dapat melihat bahwa tidak semua penduduk di sana sudah bertobat, justru sebaliknya, hanya sebagian kecil dari daerah yang luas itu sudah percaya Yesus sebagai Juruselamat. Dan walaupun demikian, Paulus bisa mengatakan bahwa tidak lagi tersedia tempat bagi Paulus di sana. Mengapa demikian? Bagi Paulus, yang penting Injil sudah diberitakan dan gereja sudah didirikan. Paulus memberikan tugas kepada Jemaat yang baru itu agar melanjutkan pelayanan pekabaran Injil di daerah tersebut, sehingga Paulus sendiri bebas untuk melanjutkan perjalanannya ke daerah yang sama sekali belum mengenal Yesus Kristus. Perintisan Injil di antara bangsa yang belum mengenal Kristus merupakan prioritas utama pelayanan Paulus.
Dalam hal ini, Paulus menantang kita orang Kristen di Indonesia. Siapakah yang kita prioritaskan dalam pelayanan PI? Apakah gereja kita, suku kita, atau suku-suku bangsa yang belum pernah mendengar Injil? Bukankah mereka harus menjadi pusat perhatian pekabaran Injil kita? Bukankah mereka juga termasuk kumpulan besar yang dilihat oleh Rasul Yohanes?
Ataukah mereka merupakan pusat doa syafaat dan usaha PI kita?
Tuhan akan datang kembali dan menyelesaikan Kerajaan-Nya di dunia jika semua suku bangsa sudah terwakili sebagai ciptaan baru. Di manakah orang Kristen, di manakah gereja yang memedulikan mereka yang belum pernah mendengarkan Injil? Tuhan Yesus ingin mencari jiwa-jiwa yang terhilang. Siapa yang bersedia dipakai dalam rencana Allah ini? Siapa yang memprioritaskan perintisan gereja di tengah orang-orang yang belum terwakili di hadapan takhta Tuhan Allah kita?
Diambil dari:
Judul buletin | : | Terang Lintas Budaya, Edisi 77, Tahun 2008 |
Judul artikel | : | Allah ingin Disembah oleh Semua Suku Bangsa |
Penulis | : | Tidak dicantumkan |
Penerbit | : | Yayasan Terang Lintas Budaya, Sidoarjo 2008 |
Halaman | : | Tidak dicantumkan |