Pengantar Alkitab Di Seluruh Dunia: 48 Kisah Nyata

Alkitab Di Seluruh Dunia: 48 Kisah Nyata

PRAKATA

Alkitab ditulis atas ilham Tuhan Yang Maha Esa. Proses penulisan Firman Tuhan itu melintasi jangka waktu seribu tahun dalam sejarah dunia, yakni antara tiga ribu tahun dengan dua ribu tahun yang lalu. Bahasa-bahasa asli yang dipakai di dalam Alkitab adalah bahasa Ibrani, bahasa Arami, dan bahasa Yunani. Sebagian besar dari isinya mula-mula ditulis di daerah Palestina, di Timur Tengah.

Walau pada permulaannya Alkitab begitu dibatasi pada tempat, waktu, dan bahasa tertentu, namun pada zaman sekarang -- sesuai dengan judul seri buku ini sudah ada Alkitab di Seluruh Dunia.

Bagaimana sampai terjadi demikian?

Siapakah yang menyalin Alkitab dengan tulisan tangan, sehingga walau naskah-naskah aslinya sudah lama musnah menjadi debu, namun isi Kitab Suci itu masih utuh dan tetap dapat dibaca hingga kini?

Siapakah yang memperbanyak Alkitab, setelah seni cetak ditemukan, sehingga orang-orang biasa di mana-mana dapat mempunyai Firman Tuhan?

Siapakah yang mengedarkan Alkitab sampai ke setiap pelosok dunia ini, walau tugas itu amat sukar, bahkan kadang-kadang sangat berbahaya?

Siapakah yang menenjermahkan Alkitab dari bahasa-bahasa aslinya, sehingga pada masa kini kebanyakan umat manusia dapat membaca Firman Allah dalam kata-kata yang mudah dipahami?

Kisah-kisah nyata dalam seribu buku ini memberi berbagai macam jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tadi. Sesuai dengan judulnya, dalam tiap jilid seri buku Alkitab di Seluruh Dunia ini terdapat 48 Kisah Nyata. Boleh dikatakan bahwa semua cerita ini memaparkan riwayat hidup Alkitab sendiri penyalinannya, pencetakannya, penerjemahannya, pengedarannya, pemberitaannya, serta pengaruhnya dalam kehidupan umat manusia.

Namun pada hakikatnya judul seri buku ini lebih merupakan harapan daripada kenyataan yang telah terwujud. Memang boleh dikatakan sudah ada Alkitab di Seluruh Dunia. Namun masih ada juga bangsa-bangsa tertentu yang belum dapat membaca Alkitab dalam bahasa mereka sendiri. Misalnya, di Kalimantan dan di Irian Jaya, masih ada banyak suku yang belum mempunyai Firman Tuhan dalam bahasa ibu mereka.

Di samping itu, ada juga banyak orang di seluruh dunia yang belum pernah membaca Alkitab ataupun mendengar penjelasan isinya. Mengapa? Oleh karena belum pernah ada orang yang memberitakan Firman Allah itu kepada mereka. Atau belum pernah ada orang yang menjelaskan isinya dengan cara yang dapat mereka pahami dan terima.

Semoga para pencinta Firman Tuhan di mana-mana akan mendapat semangat baru setelah membaca seri buku ini. Semoga teladan orang- orang lain yang telah menjunjung tinggi Alkitab sepanjang abad itu akan mendorong umat Allah masa kini untuk lebih rajin lagi menerjemahkan, memperbanyak, mengedarkan, memberitakan, dan menerapkan Firman Allah. Semoga akan tiba waktunya bila benar-benar terwujud harapan yang terungkap dalam judul seri buku ini. Semoga kelak benar-benar ada Alkitab di Seluruh Dunia!

Penyadur