Kebangkitan Kristus adalah kemenangan nyata atas kematian. Kebangkitan Kristus atas kematian bukan sekadar satu peristiwa spektakuler untuk meyakinkan dunia agar tidak menyangkal kebenaran ajaran kebangkitan, tetapi juga untuk menyatakan kuasa penyelamatan-Nya (lihat Roma 1:14).
Kebangkitan: Suatu Perenungan Makna
Kebangkitan Kristus erat hubungannya dengan orang percaya, baik di dunia maupun di dalam kekekalan, bahkan kepercayaan dan pemberitaan iman Kristen sangat bergantung pada kebangkitan Kristus. Dengan demikian, kebangkitan Kristus tidak boleh hanya berupa ajaran saja, tetapi harus suatu fakta, suatu realitas, dan suatu sejarah. Apabila Kristus tidak bangkit dari kematian, maka pemberitaan iman Kristen tidak punya makna apa pun. Paulus menegaskan, "Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu" (1 Korintus 15:14). Paulus tidak memberitakan "pemberitaanku", melainkan "kami", yang artinya pemberitaan tersebut meliputi berita dari semua rasul tanpa kecuali, di mana berita dari mereka diyakini sebagai firman Tuhan yang menjadi dasar orang Kristen. Pembahasan tentang makna kebangkitan Kristus dalam tulisan ini didasarkan pada peristiwa kebangkitan Kristus yang sungguh-sungguh ada dalam sejarah itu, di mana bila peristiwa tersebut tidak benar-benar terjadi, maka pembicaraan tentang kebangkitan adalah seperti yang dikatakan Paulus, "semuanya sia-sia" atau tanpa makna sehingga tidak perlu dibahas sama sekali. Ada beberapa makna penting dari peristiwa kebangkitan Kristus bagi orang percaya.
Aktivitas Allah
Para rasul, dalam memberitakan Injil, memberikan penekanan pada aktivitas Allah dalam kebangkitan Kristus. Paulus menyatakan bahwa Ia mati karena dosa kita sesuai dengan Alkitab (lihat 1 Korintus 15:3), tetapi segera menambahkan bahwa Ia bangkit kembali juga sesuai dengan Alkitab (ayat 4). Bagi Paulus, dua hal tersebut mempunyai hubungan yang dalam dan merupakan satu kesatuan yang utuh dari tindakan penyelamatan yang progresif dari Allah dalam Yesus Kristus. Jadi, tanpa kebangkitan Kristus, hukuman karena dosa tetap berlaku biarpun ada kematian Kristus. Hal ini disebabkan karena dosa tetap berkuasa, yang diwujudkan dalam bentuk kematian yang tak terkalahkan. Dengan demikian, salib dan kebangkitan Kristus adalah dua peristiwa yang tidak dapat dipisahkan. Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis, "Terkutuklah orang yang tergantung pada kayu salib." (Galatia 3:13)
Pada saat yang sama, dia melihat bahwa kebangkitan Kristus adalah kondisi yang mutlak dari keselamatan orang percaya. Tanpa itu, keselamatan adalah harapan kosong (lihat 1 Korintus 15:14, 17). Melalui kesaksian para rasul, kita melihat dengan jelas bahwa kebangkitan Kristus bukanlah semata-mata suatu simbol dan evaluasi benar atau tidaknya arti salib dalam penyelesaian pekerjaan Kristus. Kebangkitan-Nya adalah suatu kenyataan aktivitas Allah yang membuat kuasa Kristus yang tidak terukur itu menjadi nyata dalam mendamaikan, menyelamatkan, dan mempersekutukan kita dengan Allah (lihat 1 Korintus 15:12-28).
Kemenangan Kristus
Kebangkitan Kristus adalah kemenangan nyata atas kematian. Kebangkitan Kristus atas kematian bukan sekadar satu peristiwa spektakuler untuk meyakinkan dunia agar tidak menyangkal kebenaran ajaran kebangkitan, tetapi juga untuk menyatakan kuasa penyelamatan-Nya (lihat Roma 1:14). Kebangkitan ini bukan merupakan suatu ilustrasi dari ide, bukan wahyu kebenaran umum, tetapi sejarah kemenangan Kristus yang nyata oleh kuasa Allah. Karena itu, kebangkitan juga merupakan realitas sejarah yang akan menjadi tanda kemenangan orang percaya yang mutlak atas kematian dalam rupa kebangkitan tubuh.
Buah Sulung
Paulus menghubungkan kebangkitan Kristus dengan kebangkitan orang percaya. Kristus adalah buah sulung yang akan diikuti oleh yang lain, "Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya" (1 Korintus 15:23). Kata buah sulung dalam bahasa Yunani adalah aparge, yang berarti "produk yang pertama dari bumi". Buah pertama dari suatu pohon akan menjadi jaminan bahwa buah-buah berikutnya akan muncul terus-menerus. Beginilah gambaran tentang masa depan orang percaya, karena Kristus yang adalah buah buah sulung itu bangkit dari antara orang mati, maka orang percaya juga akan bangkit kembali dari kematian. Jadi kebangkitan Kristus bukan sekadar suatu peristiwa besar, tetapi suatu permulaan, dasar, jaminan, dan garansi kebangkitan kita dari antara kematian. Hal ini harus diberitakan untuk menjadi dasar pengharapan akan berkat dan kehidupan masa depan.
Pemimpin kepada Kehidupan
Dalam Perjanjian Baru, muncul beberapa kali istilah kata pemimpin yang dikenakan kepada Kristus, sebagai Yesus yang ditinggikan, dalam bahasa Yunani arkhegon yang artinya adalah yang pertama, yang berdiri sebagai kepala dan yang memimpin dengan contoh: seorang pionir. Jadi, Kristus adalah pemimpin yang membuka jalan bagi orang percaya untuk mengikut-Nya. Dia adalah pionir, penemu, kepala, dan pemimpin yang menetapkan zaman baru dan membawa umat masuk ke sana dan terus hadir bersama umat-Nya. Bahkan dapat dikatakan Dia adalah prototipe dari keberadaan orang percaya. Keberadaan-Nya adalah suatu model bagi para pengikut-Nya, dengan demikian pencobaan yang Yesus alami adalah sebagai model dari kesulitan yang dihadapi orang percaya/murid-murid-Nya (lihat Lukas 4:1-3; 22:39-46). Demikian pula kemenangan Kristus atas kematian akan menjadi model kemenangan orang Kristen atas kematian. Kenyataan ini menjadi pengharapan yang sangat besar bagi orang percaya. Sebab ternyata, bagian mereka bukan untuk binasa, melainkan hidup yang penuh pengharapan, yaitu suatu bentuk kehidupan yang tidak dapat binasa (lihat 1 Petrus 1:3-5).
Kesimpulan
Fakta sejarah kebangkitan begitu penting, sehingga andaikata tidak benar-benar terjadi, seluruh iman Kristiani adalah kosong dan sia-sia (lihat 1 Korintus 15:3,17). Kristus adalah pemenang. Ia mematikan kuasa kematian, Ia adalah Tuhan yang hidup dan Gembala yang baik sekarang dan selamanya. William J. Gaither menciptakan sebuah lagu yang diberi judul "Sebab Dia Hidup" sebagai suatu penegasan tentang fakta kebangkitan Kristus dan implikasinya bagi orang percaya. Kebangkitan-Nya adalah garansi bagi orang Kristen akan adanya hari esok. Garansi dari iman Kristen yang mengklaim adanya kemenangan yang mutlak di dalam Kristus atas dunia serta kematian (lihat 1 Korintus 15:54-55; 2 Timotius 1:10), sebab memang kegelapan tidak dapat mengalahkan terang (lihat Yohanes 1:5), di mana ada terang itu adalah Kristus.
Diambil dan disunting seperlunya dari: | ||
Nama majalah | : | Cahaya Buana, Edisi 93/2003 |
Penulis | : | Pdt. Iskandar Santoso |
Penerbit | : | Komisi Literatur GKT III, Malang 2003 |
Halaman | : | 7 -- 8 |