Hal utama yang perlu dilakukan adalah mengatasi "alasan-alasan" yang merintangi tugas-tugas misi. Ada 4 alasan utama yang merintangi gereja lokal dalam memenuhi tugas misinya.
Alasan pertama: "Kami tidak mengerti misi itu apa?"
Pimpinan jemaat dan anggota merasa belum mengerti Misi itu apa?
Jemaat tidak merasa tertarik pada pokok Misi.
Jemaat hanya mengetahui sedikit tentang tugas Misi.
Jemaat merasa tidak punya waktu untuk menyibukkan diri dengan Misi.
Alasan kedua: "Kami belum siap!", sebab:
Jemaat tidak mendapat kesempatan untuk belajar tentang Misi.
Gembala merasa seluruh perhatian jemaat saat ini harus dicurahkan pada usaha mendewasakan para anggotanya.
Ketua Majelis mengatakan, "Jemaat kami baru dibuka dua tahun yang lalu, dan kami belum mempunyai gedung gereja sendiri. Jadi kurang tepat bicara soal Misi dengan kami".
Alasan ketiga: "Kami terlalu sibuk!", "Gereja kami sedang menjalankan program besar agar anggota kami menjangkau tetangga mereka untuk Kristus, jadi tak mungkin tahun ini kami memikirkan masalah Misi."
Alasan keempat: "Kepemimpinan gereja kami tidak terbeban!", "Masih ada jutaaan orang di daerah kita sendiri yang belum mengenal Kristus, saya tidak bisa merepotkan diri dengan pulau atau negara yang lain", keluh seorang pendeta.
Bagaimana cara mengatasi keempat alasan tersebut?
Berdoalah buat para pemimpin jemaat agar mendapat beban untuk Misi.
Berdoa agar para pemimpin mulai terbeban untuk Misi, sambil membagi beban Misi secara bijaksana dengan mereka.
Terus menerus mendekati pemimpin gereja agar gereja mengadakan program Misi.
Membagikan literatur, baik buku atau majalah misi, kepada teman-teman di gereja.
Berdoa agar gereja membuka komisi atau seksi Misi.
Bersedia untuk dipilih sebagai pengurus komisi atau seksi Misi.
Mengumpulkan dana untuk Misi lintas budaya.
Sumber: Terang Lintas Budaya edisi 44