Perumpamaan tentang talenta dalam Matius 25:14-30 meyakinkan kita bahwa Tuhan sangat mengharapkan agar kita bertindak bijaksana dalam mengelola kekayaan yang Ia berikan kepada kita. Sehubungan dengan ini, ada perumpamaan lain dalam Lukas 19:11-27 di mana Tuhan menghendaki agar kita bekerja dengan giat, sampai kedatangan-Nya yang kedua kali.
Kita dapat mempraktikkan penatalayanan Kristen pada dua level: praktik finansial di lapangan dan sumber-sumber keuangan di belakang layar.
Praktik-Praktik Finansial di Ladang Misi
Para misionaris seharusnya dapat menjabarkan rencananya, termasuk rencana jangka pendek untuk melakukan perjalanan misi keliling seperti gaya Paulus. Namun, ada juga rencana strategis dalam tugas lintas budaya yang membutuhkan ongkos mahal, investasi, serta komitmen jangka panjang. Bahkan, ada pelayanan yang menuntut komitmen jangka waktu yang sangat panjang, seperti penerjemahan Alkitab. Tapi, cukup banyak tugas-tugas misi yang dapat diperpendek jangka waktunya, sehingga misionaris Anda bisa segera dialihkan ke ladang-ladang baru yang membutuhkan.
Suatu hal yang menyedihkan dan sekaligus menjadi bahan kritikan adalah bahwa banyak tugas yang dilaksanakan oleh para misionaris asing sebenarnya sudah dapat ditangani dengan lebih baik oleh orang lokal! Perhatikan nasihat Paulus kepada Titus agar ia memilih tua-tua di setiap kota (Titus 1:5). Paulus kemudian mengutip puisi Kreta untuk mengingatkan Titus bahwa tidaklah mudah untuk mendapatkan orang yang mampu dan cocok untuk mengemban tugas itu. Namun, toh ia tetap harus mendelegasikan tugas dan melakukan kaderisasi seperti itu (Titus 1:12).
Hal praktis lain dalam Alkitab adalah pindah tempat (dengan alasan tertentu) untuk menjadi warga negara setempat dan mencari pekerjaan sesuai dengan keahliannya (Kisah Para Rasul 18:1-19), seperti yang dilakukan Akwila dan Priskila. Dengan demikian, misionaris Anda dapat mengalihkan dananya bagi orang lain.
Memberi kesempatan yang lebih besar kepada para profesional (tentmakers) untuk ambil bagian dalam pelayanan dan misi dengan menjadi pengajar bahasa Inggris sebagai bahasa kedua mereka, atau menjadi peserta kelas perkuliahan internasional. Tetapi, ada ribuan kesempatan yang baik bagi ribuan pekerja dan tenaga profesional yang memungkinkan utusan Injil Anda untuk dapat keluar dan menggarami dunia, sebagaimana tantangan Rebecca Pippert dalam bukunya, "To get Out of the Saltshaker and Into the World". Tentu saja harus ada sejumlah pertimbangan matang untuk mengambil keputusan dalam menjalani karier misi sebagai "tentmakers". Buku "Tentmakers Speak Out" yang ditulis Don Hamilton tentu akan sangat membantu para profesional yang berhati misi.
Kemandirian secara finansial melalui dukungan tidak mengikat dari orang-orang kaya atau para pensiunan merupakan suatu pilihan yang lebih nyata dan realistis. Dengan meningkatnya jumlah penduduk berusia lanjut, agen-agen misi akan merekrut orang-orang semacam ini.
Tim orientasi yang masih bujangan tidak membutuhkan dana penginapan. Mungkin mereka bisa menginap di rumah-rumah penduduk setempat agar mereka bisa bergaul dan bersekutu secara bijaksana dengan masyarakat. Firman-Nya mengatakan, Dia "menjadi daging dan tinggal di antara kita"; kita menjamah-Nya dan Ia menjamah dengan perasaan kita (Yohanes 1:14; 1 Yohanes 1:1; Ibrani 4:15). Kehidupan Yesus menjadi teladan yang sangat kuat bagi kita untuk hidup bermasyarakat.
Pemanfaatan pekerja-pekerja dan berbagai metode baru non-Barat merupakan tren yang berkembang dengan pesat saat ini. Hal ini membangkitkan daya dorong baru di ladang misi. Hal itu datang dari bangsa-bangsa di dunia ketiga. Misionaris dari Amerika dapat bekerja dengan gerakan Allah ini! Sebab, "buah yang menetap" adalah tujuan kita. Bagaimana hal ini bisa terpenuhi? Paulus, yang merupakan misionaris besar pada abad pertama, adalah model teladan yang paling baik. Ia adalah penginjil besar. Kebanyakan kita membaca bahwa ia memberitakan Injil (hanya ada beberapa pengecualian, tapi yang paling penting untuk dicatat adalah pelayanannya selama beberapa tahun mengajar di Efesus). Namun, ia memunyai tim pengajar terbaik, yakni Timotius dan Titus, walaupun masih ada yang lainnya, (Kisah Para Rasul 20:4), yaitu mereka yang dengan setia mendukung dari belakang. Kemudian, ia mengajari mereka firman Tuhan perihal bagaimana mereka harus hidup dan pergi melayani serta bagaimana mengajarkan hal itu kepada orang lain (2 Timotius 2:2).
Jika Anda berada pada posisi sebagai pembuat kebijakan finansial untuk mendukung misi, jadilah penatalayan yang bijaksana. Belajarlah pada para pembuat strategi misi untuk mengelola keuangan. Jangan membangun sebuah pelayanan yang terus tergantung pada subsidi Barat setelah lembaga itu berubah menjadi pelayanan lokal. Janganlah mengajari orang-orang untuk menerapkan metode-metode untuk meminta segala sesuatu yang sebenarnya tidak dibutuhkan dalam kebudayaan mereka, seperti gedung-gedung besar dan mewah, buku-buku yang mahal, mobil, dan seterusnya. Jangan biarkan kesederhanaan Injil diselimuti kemewahan dalam menjangkau kebudayaan lokal.
Ada cara tambahan untuk menyelamatkan uang misionaris. Mereka menemukan bagaimana kita menata kekayaan yang dipercayakan kepada kita kembali ke lingkungan kita.
Sumber-Sumber Pendanaan di Balik Layar
Suatu kerja sama Kristen menawarkan kemungkinan yang luas guna menata kekayaan yang telah diberikan Allah kepada kita. Share Inc. dari San Diego, California, kini menerima publikasi nasional sebagai suatu model proyek komunitas dengan suatu visi untuk melayani kebutuhan orang-orang secara ekonomi. Hal itu bisa diadopsi untuk setiap hal yang mulia. Misalnya, menyangkut makanan atau pakaian dan kebutuhan-kebutuhan rumah tangga. Semua ini merupakan suatu kerja sama Kristen yang paling baik dalam memberi dukungan finansial untuk perluasan Kerajaan Allah.
Pada abad pertama, orang-orang Kristen "merasakan pemerataan dalam hal kepemilikan harta" (Kisah Para Rasul 4:32). Pada masa kini, kita bisa membagi aset barang-barang kita. Caranya, memberikan kesempatan bagi orang lain untuk membeli aset tersebut melalui paket hemat. Dengan begitu, kita dapat menyuplai barang-barang gratis dan dioperasikan dengan sukarela (jadi, tenaga dibayar untuk memperlancar operasional). Cara seperti ini akan memberikan hasil yang baik bagi misi. Sudah tentu ada peraturan-peraturan pemerintah yang harus dipatuhi. Dan hal itu pun menuntut keuletan dan kesungguhan pelaku bisnis. Namun, hasil pendanaannya lebih banyak digunakan untuk para pekerja lapangan atau untuk membiayai studi Alkitab para pendeta lokal, atau tim perintisan gereja yang dinilai energik.
Apa yang akan ditata oleh pasar dalam lalu lintas perdagangan, selalu berorientasi pada keuntungan (profit oriented), sebagaimana perumpamaan tentang talenta yang dikemukakan Tuhan Yesus. Namun, hasil keuntungan itu tidak mungkin hanya mereka simpan di bank. Itu sebabnya pimpinan harus kreatif untuk berpikir dan melakukan berbagai terobosan baru guna menggandakan uang hingga mencapai bunga 10 persen. Tapi, jangan berlaku seperti sang hamba yang tidak setia, yang dicerca karena tidak menggandakan uang tuannya (Matius 25:14-30). Mungkin Anda bisa melibatkan mereka yang mengetahui bagaimana mengupayakan agar semakin banyak orang di persekutuan Anda tertarik proyek minat dana bersama ini, karena di sini memang dibutuhkan suatu kecakapan khusus untuk menggarap bisnis ini secara cermat dan hati-hati.
Sumber keuangan untuk kepentingan ini memang bertahan baik karena tersedianya uang dalam kurun waktu yang panjang bagi pelebaran Kerajaan Allah. Sayangnya, metode semacam ini sering dilecehkan oleh beberapa organisasi Kristen. Walaupun demikian, bidang ini menuntut kita untuk berlaku sebagai penatalayan yang setia. Jutaan dolar setiap tahunnya tersalur ke kas negara, sementara sekitar 60 persen dari penduduk kita mati tanpa dikehendaki! Oleh karena itu, pengelolaan jenis ini menuntut adanya pengetahuan konsultasi yang baik. Dengan begitu, kita bisa membangkitkan dana bagi misi untuk memperluas kerajaan-Nya demi kemuliaan nama-Nya.
Secara umum, dana misi dan pelayanan lain umumnya masih tergantung pada bantuan dana dan donasi, baik perorangan maupun masyarakat. Hal ini menuntut banyak sekali pekerjaan, terutama untuk menyusun proposal-proposal. Tentu saja akan lebih banyak orang atau lembaga yang akan berkata "tidak" daripada yang menanggapinya dengan "ya". Akan tetapi, harus diingat bahwa jutaan dolar uang tersedia bagi kelompok yang tepat, yang melakukan hal yang benar serta menuliskan proposal dengan baik pula.
Adalah sesuatu yang sudah lazim dan diterima dalam dunia industri untuk menerapkan dana sandingan untuk hal-hal yang berguna. Cara pendanaan seperti ini biasanya digunakan oleh lembaga-lembaga pendidikan. Bagaimanapun juga, pajak sama bermanfaatnya baik pada organisasi nonprofit maupun perusahaan. Dana sandingan itu kemungkinan akan bekerja lebih baik, misalnya untuk pelaksanaan beberapa proyek khusus di negara-negara dunia ketiga. Apakah Anda mengenal seorang pensiunan bank atau seorang manajer keuangan yang pandai dan berpengalaman bertahun-tahun dalam bidang keuangan? Doronglah ia untuk memanfaatkan keterampilannya bagi Sang Guru, untuk menata sumber-sumber keuangan seperti ini. Jangan-jangan orang itu adalah Anda.
Beberapa orang mengklaim, "Tak ada pemotongan (deduksi)," dan mengizinkan pemerintah untuk menggunakan uang mereka, dengan tingkat bunga tahunan yang sesuai, sehingga mereka dapat menggunakan bunga uangnya untuk "penghematan yang mendesak". Akibatnya, begitu banyak manfaat dan keunggulan yang dibiarkan menganggur demi penghematan yang jumlahnya paling tidak setara dengan tingkat bunga bank! Dana semacam itu sebenarnya bisa Anda gunakan untuk mendanai pekerja misi lintas budaya.
Jikalau Anda memunyai properti sendiri, Anda dapat memanfaatkannya untuk mendapatkan dana guna mendukung pelayanan misi lintas budaya, misalnya dengan cara menyewakan atau menjadi agunan utang di bank.
Bentuklah dewan penasihat keuangan untuk mengaji dan memertimbangkan setiap usulan dari orang-orang yang dapat dipercaya, yang juga mengerti masalah-masalah keuangan secara baik. Juga, manfaatkan jurnal-jurnal yang bisa Anda pelajari. Yang jelas, Roh Kudus akan menuntun tindakan rohani Anda untuk mendapat tambahan uang secara kreatif bagi pelayanan lintas budaya. Krisis ekonomi dunia menjadi berita utama setiap hari: negara-negara anggota OPEC yang mengadakan konferensi di Timur Tengah, memengaruhi harga minyak bumi di Barat. Bangsa-bangsa yang paling banyak mengonsumsi minyak, mengimpor produk-produk dari negara-negara miskin dengan harga murah. Sementara, barang-barang pabrik yang mereka kirim ke negara-negara miskin itu sering kali dijual dengan harga yang sangat mahal. Perusahaan-perusahaan multinasional memborong tanah untuk memproduksi barang-barang yang mereka ekspor, sekaligus mengimpor bahan makanan yang mereka jual dengan harga tinggi pada warga lokal. Para produsen membuang 1 juta ton gandum ke laut hanya untuk menjaga agar harga pasar tetap tinggi. Sementara secara tidak sadar, tidak sedikit orang Kristen mengabaikan keadilan dengan menyumbang kepada ketidakadilan ekonomi dunia serta menganggap enteng tanggung jawab dan menyederhanakan persoalan dengan berkata, "Apa yang bisa dilakukan oleh seseorang?" Ternyata respons Allah adalah tetap dan tunggal, "Akan tetapi barang siapa yang memiliki barang-barang dunia dan melihat saudaranya berada dalam kekurangan dan mengeraskan hatinya terhadap saudara itu, bagaimana kasih Allah tetap tinggal dalam dirinya?" (1 Yohanes 3:17). Atau, firman Tuhan yang lebih keras lagi dalam Amsal 24:11-12.
Dalam segala bidang, kita harus memertimbangkan bahwa pengaruh dari satu orang itu memang kecil. Akan tetapi, satu hal, satu per satu kita akan berdiri di hadapan-Nya dan memberi pertanggungjawaban atas apa yang kita kerjakan, "Apa itu dari kayu, rumput kering, jerami, emas, perak, dan batu-batu permata!" (1 Korintus 3:12-13).
Kita harus tetap berlaku "setia ... di dalam hal kekayaan orang-orang yang tak benar, sehingga Tuhan akan memercayakan kepada kita kekayaan yang benar." (Lukas 16:1-12).
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul buku | : | Melayani sebagai Pengutus; Kiat Jitu Mendukung Misionaris Profesional |
Judul asli buku | : | Serving as Senders |
Penulis | : | Neal Pirolo |
Penerjemah | : | Tim Om Indonesia |
Penerbit | : | OM Indonesia, Jakarta |
Halaman | : | 73 -- 79 |