Hampir 950.000 orang dari suku Susu tinggal di Guinea, Afrika Barat. Enam diantara tujuh orang Susu ini beragama Muslim, dan sisanya menganut animisme. Akan tetapi, baru-baru ini sesuatu telah terjadi pada suku Susu. Ikutilah kisah berikut ini:
Pada suatu hari, di sebuah klinik bersalin, ada seorang ibu dari suku Susu sedang membaringkan bayinya di atas kain ayunan dan mengayunkannya. Sambil memegang dan memainkan jari-jari mungil anaknya, dia mendengarkan siaran dari tape recorder yang diletakkan di sisinya. Apakah yang sedang ia dengarkan dari tape recordernya? Ternyata ia sedang mendengarkan cerita tentang YESUS. Hal ini dimungkinkan karena ada seorang perawat yang juga seorang misionaris dari "Conservative Baptist" datang ke klinik bersalin ini secara teratur. Kesempatan berkunjung ini ia gunakan selain untuk menimbang bayi dan memberikan obat-obatan yang diperlukan, juga untuk membagikan kasih Kristus melalui pembagian kaset dari film "YESUS".
Di desa lain yang juga dihuni oleh suku Susu, pada suatu hari penduduknya melihat pemutaran film YESUS dengan penuh perhatian. Sesekali terdengar mereka mengatakan "nondi" (it's true= itu benar) atau "iyo" (yes = ya). Penduduk desa melihat film ini dengan penuh kekaguman dan keheranan, apalagi pada saat mereka melihat Yesus, tokoh utama dalam film ini, melakukan mukjizat. Selanjutnya, mereka terdiam sejenak saat melihat Yesus menderita di kayu salib. Sore hari setelah pemutaran film YESUS tersebut, kepala desa tidak saja mengundang para misionaris untuk memutar film ini lagi, tetapi juga menawarkan bantuan agar film YESUS ini dapat diputar di desa-desa lainnya! Bersyukur karena suku Susu telah mulai mengenal Yesus dan mereka sangat menghargai pemutaran film YESUS ini.
Sumber: Global Prayer Digest, January 30, 2001