Bagaimana Membantu Anak-Anak yang Kelaparan

Untunglah hanya sedikit orang Kristen yang memiliki prasangka buruk bahwa orang yang lapar adalah orang yang terlalu malas bekerja. Yang masih belum jelas dan perlu kita pikirkan adalah apa penyebab kelaparan itu.

Penyebab kelaparan tidak berdiri sendiri. Kelaparan bukan keadaan yang terjadi satu kali, misalnya akibat dari kurangnya hujan (kekeringan) atau gagalnya panen (paceklik) saja. Lebih dari itu, kelaparan berhubungan dengan beberapa faktor yang saling berkaitan, meliputi perang, buta aksara, sakit penyakit, air kotor, tekanan pemerintah, penyalahgunaan narkoba, kerusakan lingkungan, perumahan kumuh, keterbelakangan pendidikan, dan kriminalitas -- ini hanyalah beberapa contoh kecil.

Ironisnya, angka statistik terbesar penyebab kelaparan berkaitan dengan anak-anak yang terabaikan. Jeff Sellers, dalam majalah "World Vision", meringkas fakta memilukan tersebut seperti di bawah ini.

  1. Anak-anak selalu menjadi korban perang. Namun pada dekade terakhir ini, terjadi peningkatan jumlah anak-anak, sebagian masih berusia delapan tahun, yang diberdayakan untuk ikut berperang seperti layaknya tentara di tengah banyak konflik.

  2. Obat-obatan dan minuman keras telah memberi dampak buruk terhadap kehidupan anak-anak di pedesaan, pinggiran kota, bahkan kota-kota di seluruh dunia. Obat-obat terlarang adalah penyebab utama timbulnya penyakit pada bayi-bayi, anak-anak, dan orang-orang dewasa yang hidup di kota-kota di Amerika Serikat, menurut Steve Joseph, Komisaris Departemen Kesehatan Kota New York (New York City Health).

  3. Jutaan anak kehilangan kesempatan untuk memeroleh pendidikan yang layak karena mereka harus bekerja membantu menghidupi keluarga. Mereka sering dieksploitasi dan dipaksa bekerja dalam situasi yang kurang aman dengan upah kecil. Di beberapa negara, anak-anak lebih banyak dicari untuk dipekerjakan ketimbang orang dewasa yang tidak punya ketrampilan. Alasannya, orang dewasa lebih sulit diintimidasi dan cenderung menuntut kondisi yang lebih baik.

  4. Sebanyak seratus juta anak mungkin hidup di jalan-jalan di perkotaan di seluruh dunia. Sebagian besar tidak memiliki keluarga. Beberapa anak ditelantarkan begitu saja; lainnya lari dari rumah karena dianiaya dan diabaikan.

  5. Enam penyakit yang dapat dicegah -- cacar air, batuk akut, difteri, TBC, polio, dan tetanus -- menjadi penyebab kematian jutaan anak setiap tahun. Banyak juga anak-anak yang meninggal karena dehidrasi (padahal mudah diobati dengan gula dan air).

Di beberapa negara, hanya segelintir anak yang mengenyam pendidikan selama beberapa tahun. Anak perempuan dan anak-anak cacat bahkan hampir tidak mendapat kesempatan memeroleh pendidikan. Hal inilah yang menutup kesempatan bagi mereka untuk menjadi orang dewasa dan memenuhi kebutuhannya sendiri.

Kini, kebutuhan untuk merawat mereka sangatlah mendesak dan penting untuk dilakukan. Anak-anak yang menderita kekurangan gizi akan tergantung pada perawatan orang lain selama hidupnya karena kerusakan otak yang terjadi akibat absennya nutrisi utama selama masa-masa penting pertumbuhan mereka.

Setiap hari, lebih dari 40.000 orang meninggal akibat masalah-masalah yang berkaitan dengan kelaparan. Saat ini, negara Afrika menjadi tempat yang paling memprihatinkan karena 20 juta orang di sana, di Ethiopia, Sudan, Mozambik, dan Angola, terancam kelaparan. Namun, kemiskinan juga ada di dekat kita. Lebih dari 32 juta orang Amerika hidup di bawah garis kemiskinan -- 40% di antaranya adalah anak-anak -- dan sebanyak 4 juta orang Amerika tinggal di jalanan. Beberapa angka statistik menggambarkan kemiskinan di Amerika.

Pada tahun 1989, para wanita yang kecanduan obat-obatan melahirkan 375.000 bayi; 470.000 bayi dilahirkan oleh ibu usia remaja yang belum bekerja dan tanpa ayah. Dua puluh lima persen dari seluruh wanita hamil tidak mendapat perawatan menjelang proses persalinan, sementara Amerika Serikat menduduki peringkat ke-18 sedunia dalam hal kematian bayi. Dua puluh lima persen murid SMU putus sekolah sebelum lulus dan 75%-nya tidak mampu menulis surat lamaran pekerjaan. (Gordon Aeschlimamn, GlobalTrends, Downers Grove, Ill.: Intervarsity Press, 1990).

Jelas, dunia yang kelaparan ini memerlukan respons yang utuh dan cerdas dari orang-orang Kristen. Kita beruntung karena Tuhan tidak hanya memberi kita hati yang penuh belas kasihan, namun juga kepala yang dapat berpikir dan kemampuan yang mampu mengimbangi tantangan-tangangan tersulit dalam memerangi kelaparan.

  1. "Mensponsori" Anak

    Mensponsori anak mungkin merupakan respons paling lazim yang telah kita pahami dalam menghadapi kelaparan. Dengan sangat ahli, beberapa organisasi dikelola untuk memenuhi kebutuhan orang-orang yang tiba-tiba terjebak dalam tragedi kelaparan, banjir, gempa bumi, atau perang. Organisasi-organisasi yang sama itu juga melaksanakan proyek pengembangan jangka panjang yang dikerjakan bersama-sama dengan masyarakat yang membutuhkan. Dengan 18 -- 30 dolar, Anda dapat membantu memberikan segala nutrisi, pendidikan, dan perawatan kepada seorang anak di Afrika, Asia, atau Amerika Latin, yang tentu saja dibutuhkan mereka di kemudian hari.

    Hanya sedikit dari kita yang mengenali anak yang kelaparan secara pribadi. Kelaparan merupakan tragedi tak dikenal yang nampaknya jauh dari lingkungan di sekitar kita. Bahkan, kita tidak dapat membayangkan anak tetangga kita sekarat karena kelaparan. Program sponsor anak dapat membantu kita melontarkan pertanyaan mendasar, Apakah saya mengetahui nama orang yang kelaparan? Hal ini merupakan sesuatu yang sangat pribadi. Keuntungan paling besar dari program sponsor anak (selain kebutuhan anak yang jelas dan mendesak) adalah bahwa sang sponsor menerima foto anak, lengkap dengan nama dan asal usulnya. Mengenali anak yang kelaparan secara pribadi membuat kita menyadari dengan lebih serius dampak yang ditimbulkan oleh kelaparan bagi dunia. Jika Anda tidak mengetahui nama-nama orang yang kelaparan, pertimbangkan untuk bergabung dalam program sponsor anak.

  2. Anak Asuh

    Terdapat sekitar 325.000 anak asuh di Amerika sekarang ini. Sebagian besar dari mereka adalah korban kekerasan, baik pelecehan seksual maupun kekerasan emosional, kehilangan orang tua karena meninggal, atau kemiskinan yang membuat orang tua tidak mampu lagi merawat anak-anaknya. Beberapa dari anak itu dilahirkan oleh para remaja yang hamil dan menolak untuk aborsi.

    Kita harus bertanya, "Ke mana perginya anak-anak itu?" Seorang anak asuh berada di bawah perwalian pengadilan, maksudnya anak tersebut secara hukum dipelihara oleh negara. Pengadilan akan memutuskan ke mana anak-anak tersebut akan pergi, dan sayangnya, hanya ada 125.000 keluarga di Amerika yang mau membuka pintu rumah mereka. Seharusnya tidak demikian. Ada satu gereja di Amerika bagi setiap anak asuh. Orang-orang Kristen bisa menjangkau dan melayani "orang-orang yang terabaikan itu".

    Memelihara anak asuh jelas lebih menyita waktu dan energi dibandingkan program sponsor. Namun jika orang-orang Kristen mengatasi kebutuhan ini bersama-sama, anak-anak itu bisa mendapatkan keluarga yang menyenangkan. Lakukan pendekatan terhadap badan penggembalaan gereja Anda dan ungkapkan gagasan mengenai anak asuh ini sehingga gereja menyetujuinya dan memberi kesempatan untuk mengasuh paling tidak satu anak. Karena pengasuhan anak merupakan suatu keputusan penting yang harus diambil oleh sebuah keluarga, maka gereja bisa saja membentuk komite yang dianggotai oleh orang-orang yang tertarik dengan masalah pengasuhan anak. Tugas komite tersebut termasuk menyediakan bantuan nyata bagi keluarga yang mengasuh anak tersebut. Anggota komite bisa juga mengajukan diri untuk mengasuh anak.

    Cari informasi di kantor pemerintah lokal di daerah Anda, pusat terapi, atau gereja mengenai pengasuhan anak. Masing-masing negara memiliki aturan dan prosedur sendiri-sendiri.

  3. Adopsi

    Mengadopsi anak merupakan bentuk bantuan paling tinggi yang bisa diberikan bagi anak, tapi jelas memberikan tuntutan yang paling besar bagi keluarga yang bersangkutan. Contohnya, ribuan anak Amerika Utara tidak akan pernah memiliki ayah atau ibu. Mereka hanya akan berpindah-pindah dari satu keluarga asuh ke keluarga asuh yang lain sesuai persyaratan yang ditentukan pengadilan sampai mereka berusia delapan belas tahun. Pada dasarnya, mereka adalah yatim piatu. Rasul Yakobus mengatakan bahwa memelihara yatim piatu adalah ibadah yang murni. Bentuk pelayanan kepada sesama ini mencerminkan agungnya kelemahlembutan dan belas kasihan hati Allah bagi manusia. Bapa Surgawi kita begitu peduli dengan kondisi anak yatim piatu yang memprihatinkan.

    Mungkin Tuhan menggerakkan Anda untuk mengadopsi anak. Jika Anda terdorong mengikuti tuntunan Allah itu, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk memulainya. Bertanyalah dengan orang tua yang sudah pernah mengadopsi anak. Anda akan mendengar banyak kisah sukses yang membahagiakan serta kesulitan dan kegagalan. Baca kisah-kisah tersebut di perpustakaan di daerah Anda, minta kepada kantor departemen sosial di daerah Anda untuk mengatur pertemuan dengan staf yang bertanggung jawab dalam bidang adopsi di bawah pengawasan negara. Adakan tanya jawab dengan badan pengadopsian anak dan berbicaralah dengan anak yang akan Anda adopsi. Bertanyalah kepada Allah, semampu Anda, untuk mengerti apakah Anda dan pasangan Anda memang terpanggil untuk mengadopsi anak. Keputusan Anda ini penting dan harus datang dari lubuk hati yang paling dalam karena keputusan ini harus lebih banyak menguntungkan pihak anak. Mintalah keterangan juga tentang beragam pengeluaran yang berkaitan dengan pengadopsian anak.

    Jika Anda merasa ini adalah pimpinan Tuhan bagi Anda, bertanyalah kepada pegawai pemerintah mengenai aturan-aturan mengadopsi anak di daerah Anda. Mereka, dan mungkin beberapa gereja di daerah Anda dapat memberi informasi tentang organisasi pengadopsian anak yang memiliki reputasi yang baik. Pertimbangkan apakah Anda bersedia mengadopsi anak keturunan campuran atau anak yang memiliki sedikit cacat tubuh. Seperti yang kami sarankan dalam pembahasan tentang anak angkat, cari tahulah apakah gereja lokal Anda akan bersedia membentuk kelompok pendukung yang dikhususkan untuk membantu Anda dan pasangan Anda saat melakukan keputusan penting ini. (t/Setyo)

Diterjemahkan dari:

Judul Buku : 50 Ways You Can Feed a Hungry World
Penulis : Tony Campolo dan Gordon Aeschliman
Penerbit : Intervarsity Press, Illinois 1991
Halaman : 9 -- 11 dan 45 -- 50

e-JEMMi 37/2008