Awal tahun ini, MA, 40 tahun, diserang para militan radikal yang menyekapnya di rumah sakit selama semalam. Mereka memborgol tangannya di tempat tidur. Anak MA dan warga mayoritas lain yang berpindah memeluk agama Kristen, juga menjadi korban penyerangan tersebut. Pada waktu MA disandera di rumah sakit, ayahnya membayar denda atas kemurtadannya.
Beberapa hari setelah serangan itu, MA diminta untuk menyangkali imannya dalam pemeriksaan di pengadilan. Namun dia menolaknya, dan keesokan harinya ia meloloskan diri dari negara tersebut bersama istrinya, seorang Yordania yang beragama Kristen. Sejak saat itu, pemeriksaan MA ditunda karena ketidakhadirannya, namun ayahnya mendaftarkan surat penahanan atas anaknya sementara MA dan istrinya berada di luar negeri.
Mereka hijrah ke beberapa negara selama dua minggu dan sekarang mereka berada di suatu negara untuk mendapatkan perlindungan. Mereka menantikan pengiriman akta pernikahan dari ayahnya. Tapi pemerintah sedang mengurusi proses pembatalan pernikahan pasangan Kristen.
Di Yordania, orang-orang Kristen dan Yahudi diperbolehkan beribadah selama mereka tidak berusaha mengkristenkan kaum mayoritas. Orang yang berpindah memeluk agama Kristen masih dianggap memeluk agama mayoritas oleh pemerintah dan mengalami diskriminasi sosial dan pemerintah. (t/Setyo)
Diterjemahkan dari | : | Mission News Network |
Alamat URL | : | http://www.mnnonline.org/article/11197 |
Pokok doa:
Berdoa bagi para petobat baru seperti MA yang hidup di negara yang tertutup bagi Injil, karena mereka terus-menerus mendapat pencobaan untuk meninggalkan imannya. Biarlah mereka tetap setia sampai akhir dan dapat menjadi saksi Tuhan yang efektif.
Berdoa bagi orang-orang yang melihat nyatanya kuasa Tuhan melalui keteguhan iman MA. Kiranya hati mereka disentuh Roh Kudus yang dapat membawa mereka melihat Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamatnya.
Mari berdoa bagi pemerintah yang mengatur kebijakan-kebijakan beragama di negara-negara yang tertutup bagi Injil. Biarlah Tuhan memberikan rasa takut akan Tuhan dalam hati mereka, supaya mereka tidak memperlakukan anak-anak Tuhan dengan semena-mena.