Jepang
Jepang (128 juta), Ibukota Tokio (12 juta), agama: Shinto/Budhis, Kristen 0,4%. Berdoa bahwa Roh Kudus melunakkan hati orang Jepang, agar mereka mau membuang tradisi lama dan menggantikan dengan percaya akan Kristus. Para perintis sudah mulai menanam satu jemaat baru di Kyoto Aino, mereka memakai cara pembagian surat selebaran, pengajaran bahasa Inggris dan Korea dan kontak pribadi untuk memberitakan Injil di antara masyarakat. Bapak & Ibu Pdt. Wenny A. Tuegeh merintis pelayanan di antara orang Indonesia dan menggembalakan jemaat bahasa Indonesia.
Korea Utara
Korea Utara (23 juta), Ibukota Pyongyang (2,7 juta). Agama: Non-agama 64.3%, yang lain 18%, Animisme 16%, Kristen (secara diam-diam) 1.7%. Semua agama dilarang keras, meskipun dalam UUD dijamin kebebasan percaya. Orang Kristen dianggap musuh negara. Diperkirakan sudah 50 000 - 70 000 orang Kristen masuk kamp kerja paksa dan menderita luar biasa, sebagian di antara mereka sudah meninggal dunia, karena kekurangan makanan dan obat-obatan. Perbatasan antara Korea Utara dan RRC sedikit terbuka. Ada satu badan orang Korea yang tinggal di RRC yang memberitakan Injil kepada orang dari Korea Utara yang datang di RRC. Sesudah mereka bertobat, mereka diajari bagaimana mereka bisa memberitakan Injil di negara sendiri dan memimpin jemaat-jemaat secara sembunyi. Meskipun tiga gedung gereja resmi di Pyongyang, namun tidak ada kebaktian di situ.
RRC
RRC, (1,3 milyard), Ibukota Beijing (12 juta), Shanghai (13,4 juta), agama: ateis 59,1%, agama-agama tradisional 17%, Budhis 8% (bertambah terus), Animis 2,4%, Islam 2,4%, Katolik 1%, Kristen 9+% (kira-kira 120 juta?). Tekanan terhadap orang Kristen meningkat terus-menerus, di mana-mana ada orang Kristen yang ditahan. Pemerintah rupanya takut bahwa orang Kristen selama Olimpiade akan memprotes tentang tekanan terhadap orang Kristen China, dan pemda kuatir dan menduga orang Kristen asing akan menghasut orang Kristen setempat untuk membuat protes, karena itu yang berwajib mencari orang Kristen asing yang dekat dengan orang Kristen setempat, sekarang ini sudah 100 orang Kristen asing diusir. Dikuatirkan bahwa makin banyak akan diusir. Jangan mundur dari doa syafaat buat orang Kristen yang menderita.
Doakan seminar-seminar pelatih guru sekolah minggu. Diharapkan bahwa lewat ini makin banyak pelatih bisa dilatih dan menjadi mampu, agar mereka bisa menyiapkan dan membina guru sekolah minggu di jemaat-jemaat. Anak-anak memerlukan berita Injil dengan jelas dan sejak dini hari.
20+ jaringan gereja-gereja rumah sudah terdiri di negara ini. Mereka merupakan gereja asli yang sudah disucikan melalui banyak tekanan dan kesusahan. Di gereja-gereja ini ada doa yang hidup, kebangunan rohani, kehidupan yang sederhana, dan teologia berpusat salib dan kebangunan Kristus.
Kekurangan Alkitab merupakan satu masalah yang tidak pernah diatasi, meskipun Alkitab yang dicetak dalam negara sendiri secara resmi dan juga secara sembunyi, meskipun ini tidak pernah cukup. Juga kurir membawa Alkitab dari luar, tetapi ini juga tidak bisa mengisi kekurangan. Petobat baru sangat memerlukannya, polisi juga sering merampas Alkitab. Tolong berdoa, agar lebih banyak Alkitab dan buku Kristen bisa disapkan buat puluhan juta Kirsten yang sangat membutuhkannya, agar mereka bisa bertumbuh dalam iman akan Kristen. Ada jemaat pedalaman yang memiliki hanya satu dua kitab Alkitab saja yang mereka saling dipinjamkan di antara mereka.
Gk sedang belajar Bahasa Mandarin demi rencana pelayanan untuk masa depan. Perlu ketabahan!
Tibet
Tibet (2,7 juta), Ibukota Lhasa (0,2 juta), Agama: Budhis-Lamais (aliran Bon dengan okultisme), 80%, Kristen 0,2%, Ateis. Suku-suku utama dari rumpun Tibet: Amdo, Khampa dan Lhasa, salah satu sub-grup: Golok. Injil diberitakan di seluruh daerah antara suku-suku dari rumpun Tibet dan lambat laun orang terbuka untuk mempelajari kebenaran surgawi dan akhirnya mengikuti jalan benar.
Hong Kong
Hong Kong (6,9 juta), Agama: agama China 67%, tanpa agama 18%, Kristen 10%, Moslem 1,5%. Kel. Pdt. Arys Illu, YPPII, GMKIH, pelayanan perintisan, penggembalaan dan penginjilan (metode EE) di Hong Kong. Untuk pelayanan perintisan di Macau masih diperlukan seorang pelayan tambahan. Kel. Pdt. Johan K., dan Kel. Murdianto, CTN, melayani Gereja Misi Indonesia Hong Kong (GMIH), http://www.gmih.org/. Jemaat bertumbuh dan berkembang dengan baik. Sudah disewa ruangan lebih besar (150 tempat duduk), jemaat mau berbakti tanpa didesak-desakkan.