Seorang pendeta Baptis, Zaur Balave, telah dipindahkan ke penjara koloni di Azerbaijan. Menurut sejumlah sumber, setelah kalah dalam usaha naik bandingnya atas tuduhan palsu, ia menjalani hukuman penjara selama dua tahun dan berencana untuk mengajukan naik banding lagi. Joel Griffith dari Slavic Gospel Association berkata bahwa laporan terakhir yang mereka terima menyebutkan kondisi penjara sangat mengerikan dan sangat keras bagi pendeta lemah itu. "Sipir penjara mengenainya biaya -- seperti uang suap -- yang sangat tinggi. Mereka menuntut uang suap jika pendeta Balaev ingin mendapatkan makanan atau bertemu keluarganya. Doakan agar Tuhan menguatkannya selama masa pencobaan yang sulit ini. Doakan juga agar Tuhan melindungi gereja yang mengalami aniaya. "Kami mengajak setiap orang membawa situasi ini dalam doa, bahwa Tuhan akan ikut campur tangan dan tidak hanya membuat ketidakadilan yang ada di penjara berhenti, tetapi juga agar permohonan naik bandingnya ke Mahkamah Agung Azerbaijan berhasil dan hukuman dua tahun penjaranya akan dihapuskan."
Diterjemahkan dari | : | Mission News, Desember 2007 | Selengkapnya | : | http://www.MNNonline.org/article/10636 |
Pokok doa
Pendeta Zaur Balave telah dipenjara akibat dari tuduhan palsu yang ditujukan padanya. Minta campur tangan Tuhan agar perlakukan yang tidak baik di penjara berhenti dan permohonan naik banding pendeta Zaur Balave ke Mahkamah Agung Azerbaijan dapat berhasil sehingga hukuman dua tahun penjara yang dikenakan padanya dapat dihapuskan.
Kiranya Tuhan memberi kekuatan dan perlindungan kepada keluarga Pendeta Zaur Balave sehingga mereka dapat terus melayani dan bersukacita di dalam Tuhan. Doakan juga agar keyakinan mereka tidak goyah dan dapat terus memberikan dukungan moril kepada Pendeta Zaur Balave agar dapat melewati masa-masa sukar dengan penuh sukacita dan dapat menjadi berkat bagi orang-orang lain, khususnya mereka yang berada di penjara.
Pendeta Hamid yang berusia 52 tahun menggembalakan jemaat Baptis berbahasa Georgia di Aliabad, dekat Zakatala, di daerah barat laut Azerbaijan. Dia mulai ditahan saat polisi menyerbu rumahnya pada tanggal 20 Juni dan ia ditahan sampai 5 November.
Hamid dituduh memiliki senjata ilegal, yang hukuman penjaranya dapat mencapai 3 tahun bila terbukti bersalah. Proses peradilannya sejak tanggal 22 Juli telah menyalahi banyak aturan, dan penahanannya setelah 21 Oktober adalah ilegal. Hakim memindahkannya dari penjara ke penjara rumah sambil menunggu keputusan selanjutnya. Hal itu disambut bahagia jemaat gereja.
Hamid bersikeras bahwa tuduhan terhadap dirinya atas kepemilikan senjata ilegal adalah palsu. "Polisi datang kembali ke rumah saya pada Juni dan meletakkan senjatanya di sana," katanya kepada Forum 18. "Saya melihat senjata itu untuk pertama kalinya ketika mereka mengklaim telah menemukan senjata itu di rumah saya." Dia percaya pada akhirnya dia akan dibebaskan. "Firman Tuhan lebih kuat daripada sebuah pistol," katanya kepada Forum 18.
Geraja Baptis di Aliabad sudah lama menghadapi gangguan dari pihak pemerintah setempat, termasuk penolakan untuk menyetujui surat registrasi, razia polisi, penyitaan literatur-literatur Kristen, dan penyangkalan akta kelahiran untuk anak-anak yang diberi orang tuanya nama Kristen. (t/Novi)
Diterjemahkan dari:
Nama buletin | : | Body Life, Edisi Desember 2008, Volume 26, No. 12 |
Nama kolom | : | World Christian Report |
Judul asli artikel | : | Azerbaijan: Pastor Awaits Trial Under House Arrest |
Penerbit | : | 120 Fellowship adult class at Lake Avenue Church, Pasadena |
Halaman | : | 3 |
Pokok doa:
Berdoa untuk pendeta Hamid yang sedang menjalani penangguhan penahanan, agar Tuhan menguatkan dan melindunginya. Berdoa juga agar aparat berwajib setempat tidak bermain curang dengan memutarbalikkan fakta dalam kasus ini, melainkan mereka dapat bekerja dengan adil.
Doakan untuk keluarga dan jemaat Pendeta Hamid, agar mereka tetap bersehati mendukung dalam doa. Berdoa juga agar Tuhan ikut campur tangan menyelesaikan kasus yang sedang terjadi.
Berdoa juga untuk keberadaan orang percaya di Azerbaijan, agar mereka tetap setia kepada Tuhan meskipun mereka harus menghadapi berbagai persoalan dan kesulitan karena iman mereka kepada Kristus dalam kehidupan sehari-hari.