Siapakah mereka?
West Coast Bajau dari Sabah, Malaysia adalah kelompok masyarakat yang terikat secara budaya dan bahasa. Mereka biasa dikenal dengan nama Bajau atau nama-nama lain (Badjaw, Badjao, Bajao, Bajo). Orang Bajau sering menyebut diri sendiri dengan Sama. Jumlah mereka diperkirakan sekitar 750.000 sampai 900.000 jiwa (Sather, 1997:2,5). Mereka tersebar di sepanjang pesisir dan pulau-pulau di Kepulauan Sulu, Kalimantan dan Indonesia bagian Timur. Orang Bajau dikenal sebagai masyarakat nomaden laut -- berdagang di laut dan tinggal di kapal. Namun demikian, sebagian besar orang Bajau sekarang tinggal menetap (Yap, 1995:2). Sebagian orang Bajau masih mencari penghasilan di laut, sedang yang lain sudah bertani.
Di Sabah, terdapat dua kelompok masyarakat Bajau, West Coast Bajau dan East Coast Bajau. Orientasi pembagian daratan dan lautan dapat dengan mudah diamati dari dua kelompok masyarakat itu. West Coast Bajau tinggal di pedalaman yang tak terlalu terpencil di sepanjang pantai barat dan utara. Mereka sudah mahir bertani dan beternak. Sedangkan East Coast Bajau tinggal di sepanjang pantai timur Sabah, khususnya di Semporna. Mereka lebih banyak tinggal di laut. Perbedaan antara West dan East Coast Bajau adalah orientasi tempat tinggal mereka; daratan dan lautan. Sebuah tes sudah memastikan bahwa West Coast Bajau dan East Coast Bajau berbicara bahasa yang berbeda (Baker, 1984:110).
Nenek moyang orang Bajau tidak dapat dipastikan. Dengan menggunakan data perbandingan bahasa, Pallesen (1985) mengemukakan sebuah "hipotesis penyebaran" berdasarkan lokasi penyebaran proto-Bajau di utara dan selatan dari lokasi dekat Mindanau, Filipina, ribuan tahun yang lalu. Pallesen memperhitungkan bahwa pada tahun 1100 M, orang Bajau sudah sampai Sulu bagian selatan dan pesisir timur laut Kalimantan (116 -- 123). Mitos asli orang Bajau menunjukkan bahwa mereka datang lebih awal di Kepulauan Sulu (Sather, 1997:17), waktunya diperkirakan sekitar akhir abad ke-14. Meskipun masa orang West Coast Bajau pertama kali tinggal di Kota Belud tidak dapat dipastikan, keberadaan mereka di sana sudah ditulis oleh Spencer St. John pada tahun 1850-an dan 1860-an (Yap, 1995:2).
Seperti Apakah Kehidupan Mereka?
Orang West Coast Bajau berbicara satu bahasa (Bajau) yang membawahi serangkaian dialek yang dapat saling dimengerti (Baker, 1984:101,111). Dialek Bajau yang berbeda-beda itu juga berperan sebagai pengenal dari mana bahasa atau penuturnya berasal.
Sekarang ini, orang West Coast Bajau tersebar di sepanjang daerah pesisir Sabah dari Kuala Penyu di barat daya sampai Terusan, timur Pitas. Mereka terutama tinggal di daerah Kota Belud, Kawang, Papar, Tuaran, Banggi, dan Puatan. Kabupaten Kota Belud, di daratan Tempasuk, di tengah Kota Kinabalu dan Kudat, merupakan daerah yang paling banyak ditinggali oleh masyarakat West Coast Bajau di Sabah. Kota Belud adalah jantung budaya masyarakat West Coast Bajau; beberapa menganggap Kota Belud sebagai kampung halaman orang Bajau.
Jumlah orang West Coast Bajau sekitar 40.000 jiwa. Menurut sensus penduduk tahun 1991, Kota Belud memunyai populasi orang Bajau terbesar dengan jumlah populasi sekitar hampir 20.000.
Pada skala lokal, paling tepat dikatakan jika unit organisasi sosial utama dalam masyarakat Bajau adalah rumah tangga, yang terdiri dari keluarga inti, yang jumlahnya kemudian sering bertambah, tergantung tahap perkembangan keluarga. Pertalian keluarga adalah hal penting dalam membentuk struktur rumah tangga dan berbagai bidang menurut wewenangnya, seperti warisan dan merawat orang tua, tapi rumah tangga Bajau lebih dikelola atas dasar pilihan tempat tinggal daripada peran keluarga yang sudah ditetapkan.
Agama juga berperan besar dalam organisasi sosial. Untuk orang Bajau, menjadi orang Bajau berarti menjadi Muslim dan tidak ada yang namanya non-Muslim. Karena banyak aspek kehidupan desa Bajau, seperti ibadah Ramadhan dan Hari Raya Puasa yang sangat beraroma Islam, tidaklah sulit untuk memahami akan seperti apa pendatang baru dalam masyarakat Bajau. Sekali dia menjadi Islam, dia akan melebur dalam kehidupan masyarakat Bajau. Islam menjaring pengikutnya dalam sistem dan ritual kepercayaan adat, sekaligus menyertakan maksud dan tujuannya pada banyak kegiatan desa. Orang Bajau adalah orang yang individualistis dalam banyak hal, tapi identitas Islam yang ada di antara mereka menciptakan suatu ikatan yang kuat dalam hidup mereka.
Apakah Agama Mereka?
A. Apakah agama utama masyarakat Bajau?
Sistem kepercayaan tradisional masyarakat West Coast Bajau sebenarnya adalah animisme; sejenis roh halus yang berinteraksi dengan manusia, baik secara positif maupun negatif. Contohnya, orang-orang takut untuk keluar malam sendirian karena kehadiran roh-roh orang mati atau roh halus yang mencari bayi atau mayat orang yang baru saja mati untuk dimakan. Kepercayaan tradisional berhubungan secara rumit dengan kepercayaan Islam (sistem kepercayaan yang mereka anut sekarang). Sebagian besar orang menganut baik kepercayaan tradisional maupun Islam, yang sulit untuk dipisahkan. Beragam kepercayaan takhayul dari zaman dulu masih memunyai tempat di kalangan masyarakat West Coast Bajau.
B. Apakah sudah pernah ada pengaruh Kristen dalam masyarakatnya?
Ada berapa banyak komunitas gereja Kristen di sana? Kelihatannya tidak ada. Namun, ada beberapa komunitas (kebanyakan SIB) yang terdiri dari kelompok etnis lain di daerah itu.
Apakah Ada Usaha untuk Menjangkau Mereka?
Beberapa orang Kristen lokal cukup mampu berbicara bahasa Bajau karena mereka tinggal dekat atau bekerja dengan orang West Coast Bajau. Namun, tidak ada usaha terorganisir untuk menjangkau masyarakat West Coast Bajau.
Pokok-Pokok Doa
Diterjemahkan dari: | ||
Nama situs | : | Joshua Project |
Judul asli | : | Bajau, West Coast of Brunei |
Penulis | : | Tidak dicantumkan |
Alamat URL | : | https://joshuaproject.net/people_groups/12978/BX |
Sumber | : | e-JEMMi 39/2007 |